GEOGRAFI
FENOMENA BIOSFER
Kelompok 1
Nama Anggota Kelompok: -Agung Wakito
-Dzun Nun
-Febyanti Syafira
-Ikhsan Ramadhan
-Nuke Adhyanti
Kelas: XI IPA 5
SMAN 1 Bandung
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Fenomena Biosfer
A. Pengertian Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara,
daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis
global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk
interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer
(udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5
miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.
B. Etimologi Biosfer
Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata, yaitu
bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah
lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi
dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya kehidupan di bumi.
C. Pengertian Bioma
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu
lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan
oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya.
Berikut ini adalah pembagian bioma:
1. Bioma
tundra
2. Bioma
taiga/hutan conifer
3. Bioma
padang gurun
4. Bioma
padang rumput
5. Bioma
hutan gugur, dan
6. Bioma
hutan hujan tropis
D. Bioma darat meliputi bioma tungra, bioma taiga/hutan conifer,
bioma padang gurun, bioma padang rumput, bioma hutan gugur dan bioma hutan
hujan tropis
1. Bioma Tungra
Bioma Tundra
Ciri-ciri bioma
tundra :
- Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es.
- Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang. Peristiwa ini terjadi karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5° LU/LS.
- Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar antara 30 – 120 hari (1 – 4 bulan)
- Jenis-jenis vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya lumut kerak, rumput teki, tumbuhan terna, dan semak-semak pendek.
- Pada daerah yang berawa jenis vegetasi yang ada misalnya rumput teki, rumput kapas dan gundukan gambut (hillock tundra).
- Di cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula.
- Di tempat yang agak kering ditumbuhi lumut, teki-tekian, ericeceae, dan beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar.
- Di lereng-lereng batu terdapat kerak, lumut dan alga.
Searah jarum jam
: Alga, kerak, rumput teki, rumput kapas, terna dan ericcaceae
Karena memiliki
iklim es abadi dan iklim tundra, maka wilayah bioma tundra selalu bersuhu
dingin sehingga fauna yang terdapat di wilayah ini memiliki bulu dan lapisan
lemak yang tebal untuk tetap membuat tubuhnya hangat. Contoh fauna di bioma
tundra misalnya rus, rubah, kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu elang,
dan beruang kutub.
Burung Hantu -
Burung Elang dan Beruang Kutub
Jenis-jenis
burung yang hidup di bioma tundra misalnya : itik, angsa, burung elang dan
burung hantu. Mamalia darat berkaki empat yang berbulu tebal dan besar
misalnya Muskox.
Muskox - mamalia
darat berbulu lebat di bioma Tundra
Selain beberapa
jenis di atas, bioma tundra juga mempunyai fauna khas yang lain misalnya
penguin. Fauna khas yang hidup di air misalnya paus Beluga (paus putih) dan
paus Narwhal (paus
bertanduk).
Narwhal - Penguin
- Paus Beluga
2. Bioma Taiga/Hutan Conifer
Bioma Taiga
banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma
terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi.
Bioma Taiga
(Coniferus)
Ciri-ciri bioma
taiga :
- Mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat
- Selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah
- Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan.
- Pohon-pohon utama yang tumbuh di daerah ini adalah jenis konifer, sehingga hutan yang ada di wilayah bioma taiga sering juga disebut dengan hutan konifer. Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch, dan juniperdan spruce.
Alder Juniper dan
Spruce, pohon-pohon konifer yang tumbuh di bioma taiga
Pohon-pohon di
hutan konifer mempunyai daun yang berbentuk seperti jarum dan mempunyai zat
lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Kondisi tersebut
menyebabkan hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah bioma Taiga,
misalnya beruang, rubah dan serigala.
Beruang Rubah dan
Serigala, hewan-hewan yang hidup di bioma Taiga
3. Bioma Padang Gurun
Bioma Gurun
merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang.
Bioma ini paling luas terpust di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai
Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat
kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta
km persegi.
Bioma gurun
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Curah hujan sangat rendah, <250 mm/tahun dengan intensitas panas matahari sangat tinggi.
- Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan.
- Air tanah cenderung asin karena larutan garam dalam tanah tidak cenderung berpindah baik karena pencucian oleh air maupun drainase
- Tumbuhan yang hidup di daerah gurun umumnya tumbuhan yang mempunyai daun yang kecil seperti duri dan berakar panjang.
- Daun yang kecil berfungsi untuk mengurangi penguapan
- Akar panjang berfungsi untuk mengambil air dari tempat yang dalam dan kemudian disimpan dalam jaringan spons.
Jenis tumbuhan
yang hidup di daerah Gurun contohnya :
Kaktus
Kurma
Hewan yang
terdapat di daerah gurun antara lain :
Unta
Gerbil
Hamster
4. Bioma Padang Rumput (Sabana)
Sabana adalah
padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya
pohon palem dan akasia. Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar di
bumi yang menempati darah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia.
Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik.
Sabana
Ciri-ciri sabana
antara lain :
- Bersuhu panas sepanjang tahun
- Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana
- Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah
- Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin tinggi.
Jenis hewan yang
hidup di daerah sabana adalah herbifora dan karnifora misalnya :
1. Herbifora
Kuda
Zebra
2. Karnifora
Macan Tutul
Singa
Anjing Hutan
5. Bioma Hutan
Gugur
Bioma hutan gugur
merupakan bioma yang terletak pada kisaran 30 – 40 derajat lintang LU/LS. Bioma
hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang terdapatdi wilayah
Amerika Serikat bagian timur, ujung selatan benua Amerika, Kepulauan Inggris
dan Australia.
Bioma Hutan Gugur
Ciri-ciri bioma
hutan gugur adalah sebagai berikut :
- Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
- Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang rapat.
- Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
- Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak terlalu rapat/renggang
- Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit
- Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi
Beberapa jenis
tumbuhan utama yang hidup di daerah bioma hutan gugur misalnya
pohon oak, basswood,
dan terna berbunga.
Basswood - Oak
pada waktu lebat - Oak pada waktu rontok
Pohon-pohon utama
yang terdapat di bioma hutan gugur rata-rata berukuran besar dan pendek.
Sebagai perbandingan dapat dilihat pada pohon basswood Amerika di bawah ini .
Basswood Amerika
Fauna yan
terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung,
bajing, anjing, rusa, racoon (sejenis
musang/luwak).
Panda (hewan
endemik china) - anjing - racoon
Pada setiap
pergantian musim terdapat beberapa perubahan di bioma hutan gugur:
Saat musim panas
pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat dan membentuk tudung, tetapi
cahaya matahari masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena
daunnya tipis.
Saat musim gugur
menjelang musim dingin, pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah dan air
cukup dingin. Oleh karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian
gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah-buahan yang gugur
kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa organik.
Saat musim dingin
menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, beberapa jenis hewan mengalami/dalam
keadaanhibernasi (tidur
panjang pada waktu musim dingin).
Saat musim semi
menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun
kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang
hibernasi mulai aktif kembali.
6. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan basah
terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika
Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di
hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat
sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
Hutan Basah
Ciri-ciri bioma
hutan basah antara lain :
- Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
- Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
- Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
- Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
- Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
Jenis tumbuhan
yang hidup di daeran hutan basah antara lain :
Karena
pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan
tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di
daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti :
E. Rawa dan Hutan Bakau
A. Rawa
Rawa adalah lahan
genangan air secara alamiah yang terjadi terus- menerus atau musiman
akibat drainase yang terhambat serta mempunyai cirri- cirri khusus secara
fisika, kimiawi dan biologis. Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam
tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan
mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk
daerah laut yang dlam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan
tanah pasnag surut. Rawa- rawa yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta
ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup.Rawa- rawa juga disebut
pembersih alamiah, karena rawa- rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau
pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa- rawa memiliki nilai tinggi
dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain- lain, sehingga
lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya.
Rawa adalah lahan
basah yang menggambarkan genangan sementara atau permanen oleh badan air yang
dangkal pada suatu lahan area besar.Rawa adalah kawasan yang terletak di zona
peralihan antara daratan yang kering secara permanen dan perairan yang berair
secara permanan.
Wetlands adalah
salah satu diantara ekosistem bumi yang paling penting.Sebagian besar lahan
rawa tergenangi air secara permanen.Kurang lebih 6% permukaan bumi adalah
rawa.Rawa juga sebagia pengisi air tanah dan pelindng banjir.
Dari sisi sumber
air tanah maka rawa merupakan pengendali air tanah karena umumnya berada di
daerah CAT, sekaliguns pengendali sumber daya air. Mempertahankan rawa berarti
juga mempertahankan fungsi sebagai sumber daya air sehingga keberadaan air rawa
harus terus diupayakan dalam kondisi ajegsegar.
Ekositem
rawa digolongkan sebagai ekosistem yang berada antara darat dan ekosistem
air (peralihan). Dikawasan peralihan tersebut ada campuran organism darat,
organism air dan organisme khas yang hanya hidup di lingkungan rawa. Untuk
dapat disebut sebagai rawa salah satu atau lebih dari tiga kondisi berikut
harus terpenuhi:
1. Tanah
yang dapat mendukung tumbuhan hiidrofita paling tidak secar periodic.
2. Wilayah yang didominasi oleh
lahan basah yang tidak terdrainase atau berada dalam keadaan yang cukup basah
untuk periode yang agak panjang sehingga menimbulkan keadaan yang anaerob yang
menghambat pertumbuhan jenis tumbuhan tertentu.
3. Wilayah yang terdiri dari
media bukan tanah sepeti pasir, kerikil, dan batu yang jenuh dengan air atau
ditutupi oleh genangan air yang dangkal secara permanen atau dalam beberapa waktu
tertentu.
B. Hutan Bakau
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang
selalu atau
secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak
terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian
hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi
oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994
dalam Santoso, 2000).
secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak
terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian
hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi
oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994
dalam Santoso, 2000).
Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang
digunakan
untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh
beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon
dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan
berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus,
Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen,
2000).
untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh
beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon
dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan
berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus,
Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen,
2000).
Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu
komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar
garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies (Macnae,
1968 dalam Supriharyono, 2000). Supaya tidak rancu, Macnae menggunakan istilah
“mangal” apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove” untuk individu
tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau
atau hutan payau. Namun menurut Khazali (1998), penyebutan mangrove sebagai bakau
nampaknya kurang tepat karena bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis
tumbuhan yang ada di mangrove.
komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar
garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies (Macnae,
1968 dalam Supriharyono, 2000). Supaya tidak rancu, Macnae menggunakan istilah
“mangal” apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove” untuk individu
tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau
atau hutan payau. Namun menurut Khazali (1998), penyebutan mangrove sebagai bakau
nampaknya kurang tepat karena bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis
tumbuhan yang ada di mangrove.
Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat
berlangsungnya
kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir,
terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang
khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000).
Dalam suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis
spesies mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan
mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang,
kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik (Jenning and Bird, 1967
dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi
spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk
lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah.
kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir,
terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang
khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000).
Dalam suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis
spesies mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan
mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang,
kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik (Jenning and Bird, 1967
dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi
spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk
lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah.
Sumber:
No comments:
Post a Comment