GEOGRAFI
PESEBARAN HEWAN DI DUNIA DAN INDONESIA
KELAS XI
SEMESTERI
Nama :
Alvin Utama Putra
: Farah Nadila
: Farizan Fahira
: Rafie Trisnadi
: M. Radhi Akbar
: Rafie Trisnadi
: Ni Nyoman Widya
Kelas : XI-IPA-5
Kelompok : 4
: Farah Nadila
: Farizan Fahira
: Rafie Trisnadi
: M. Radhi Akbar
: Rafie Trisnadi
: Ni Nyoman Widya
Kelas : XI-IPA-5
Kelompok : 4
SIAPA ITU ALFRED RUSSEL WALLACE?
Alfred Russel Wallace
|
|
Alfred Russel Wallace
|
|
Lahir
|
|
Meninggal
|
|
Kewarganegaraan
|
Britania Raya
|
Bidang
|
|
Dikenal karena
|
|
Penghargaan
|
SIAPA ITU MAX CARL WILHELM WEBER?
Max Carl Wilhelm Weber
|
|
|
|
Born
|
December 5, 1852
|
Died
|
February 7, 1937
|
Institutions
|
|
Known for
|
Weber's line
|
Notable awards
|
|
Weber
|
|
Spouse
|
WILAYAH PERSEBARAN FAUNA DI DUNIA
MENURUT ALFRED RUSSELL WALLACE
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll).
Perbedaan zona persebaran spesies nampak nyata ketika para penjelajah menemukan negeri baru pada pertengahan abad delapan belas, George Leclerc, Compte de Buffon (1707-1788) melakukan penelitian yang kemudian dikenal sebagai sebagai mamalia tropis Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan). Hingga pertengahan abad kesembilan belas, mulai disadari bahwa permukaan bumi dibagi kedalam zona-zona geografi hewan tumbuhan, tiap zona memiliki kelompok binatang dan kelompok tumbuhan yang berbeda.
Ahli geografi hewan tumbuhan dan peneliti alam yang terkenal dari Inggris ’’Alfred Russel Wallace” memperkenalkan dua pembagian dasar zona fauna/mamalia yang ada di dunia yaitu, Dunia lama (Creatio Palaeogea) dan Dunia Baru (Creatio Neogaena). Yang termasuk kedalam Dunia Lama (Palaeogae) adalah : zona palaeartik, ethiopian, oriental, dan australian. Sedangkan yang termasuk kedalam Dunia Baru (Creatio Neogaena) adalah : zona neotropis dan neartik. Dunia lama dibagi kedalam Eropa dan Asia sebelah utara, Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India dan Asia Tenggara, serta Australia dan Papua Nugini. Dunia baru dibagi kedalam Amerika Utara dan Amerika Selatan. Wallace mengidentifikasi tiap zona terdiri dari 4 sub-zona.
Dari enam zona fauna yang digambarkan oleh wallace, zona Palaeartik dan Eurasian adalah yang paling luas. Hal itu termasuk Eropa, Afrika bagian utara, Timur dekat, dan sebagian besar Asia (tidak termasuk sub benua India dan Asia Tenggara). Fauna mamaliana cukup kaya dengan sekitar 40 famili.
A. Pembagian Zona Mamalia pada Dunia Lama (Palaeogaea)
a. Zona Palaertik
Wilayah paleatrik
1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
Beberapa jenis fauna yang hidup jenis fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain :
1. Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.
2. Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan beruang kutub.
3. Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental
4. Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang Panda.
Beberapa hewan khas wilayah fauna Palaeartik antara lain :
1. Beruang Panda - hewan endemik wilayah Paleartik yang hanya ada di Cina
2. Tikus
3. Rusa Kutub
4. Bison
5. Beruang Kutub
b. Zona Etiophian
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll).
Perbedaan zona persebaran spesies nampak nyata ketika para penjelajah menemukan negeri baru pada pertengahan abad delapan belas, George Leclerc, Compte de Buffon (1707-1788) melakukan penelitian yang kemudian dikenal sebagai sebagai mamalia tropis Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan). Hingga pertengahan abad kesembilan belas, mulai disadari bahwa permukaan bumi dibagi kedalam zona-zona geografi hewan tumbuhan, tiap zona memiliki kelompok binatang dan kelompok tumbuhan yang berbeda.
Ahli geografi hewan tumbuhan dan peneliti alam yang terkenal dari Inggris ’’Alfred Russel Wallace” memperkenalkan dua pembagian dasar zona fauna/mamalia yang ada di dunia yaitu, Dunia lama (Creatio Palaeogea) dan Dunia Baru (Creatio Neogaena). Yang termasuk kedalam Dunia Lama (Palaeogae) adalah : zona palaeartik, ethiopian, oriental, dan australian. Sedangkan yang termasuk kedalam Dunia Baru (Creatio Neogaena) adalah : zona neotropis dan neartik. Dunia lama dibagi kedalam Eropa dan Asia sebelah utara, Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India dan Asia Tenggara, serta Australia dan Papua Nugini. Dunia baru dibagi kedalam Amerika Utara dan Amerika Selatan. Wallace mengidentifikasi tiap zona terdiri dari 4 sub-zona.
Dari enam zona fauna yang digambarkan oleh wallace, zona Palaeartik dan Eurasian adalah yang paling luas. Hal itu termasuk Eropa, Afrika bagian utara, Timur dekat, dan sebagian besar Asia (tidak termasuk sub benua India dan Asia Tenggara). Fauna mamaliana cukup kaya dengan sekitar 40 famili.
A. Pembagian Zona Mamalia pada Dunia Lama (Palaeogaea)
a. Zona Palaertik
Wilayah paleatrik
1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
Beberapa jenis fauna yang hidup jenis fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain :
1. Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.
2. Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan beruang kutub.
3. Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental
4. Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang Panda.
Beberapa hewan khas wilayah fauna Palaeartik antara lain :
1. Beruang Panda - hewan endemik wilayah Paleartik yang hanya ada di Cina
2. Tikus
3. Rusa Kutub
4. Bison
5. Beruang Kutub
b. Zona Etiophian
Jerapah di Angola,
Afrika
Wilayah Ethiopian
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan.
2) Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun tidak memiliki tikus mondok, berang-berang, beruang dan rusa.
3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung enggang.
4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga.
Wilayah fauna Ethiopian meliputi seluruh daratan benua Afrika, Madagaskar dan daratan Arab bagian selatan. Keadaan lingkungan wilayah Ethiopian relatif seragam. Di bagian utara wilayah Ethiopian terdapat Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Gurun ini menjadi barier atau pembatas antara wilayah Ethipian dengan wilayah Paleartik. Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih 160 vertebrata darat, dan memiliki beberapa fauna khas.
1. Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, cheetah, hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika
2. Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan anjing, lemur, baboon, gorila dan simpanse.
3. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kuda nil kecil (Pygmyhippopotamus) dan beberapa burung endemik seperti burung gajah besar.
Beberapa hewan khas wilayah fauna Ethiopian antara lain :
1.Singa
2.Cheetah
3.Jerapah
4.Zebra
5.Unta
6.Gajah Afrika
7.Burung Unta
8.Kuda nil
9.Gorilla
10.Simpanse
c. Zona Oriental
Wilayah oriental
1) Meliputi wilayah Asia dan Asia Tenggara.
2) Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau.Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya.
3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-kus, burung enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon, orang utan, tapir, dan kera.
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau disekitarnya meliputi Srilangka, Filipina dan wilayah fauna Indonesia bagian barat dan tengah yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna.
Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental antara lain :
Harimau, gajah, siamang, orang hutan, bekantan, monyet, badak bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa.
Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu, misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
Beberapa hewan khas wilayah fauna Palaertik antara lain :
1. Badak Bercula Satu
2.Gajah
3. Bekantan - Keran berhidung besar yang hidup di pulau Kalimantan
4.Gibbon
5. Orang Hutan
6. MonyetHarimau
7. Tapir
8. Babi Rusa
9. Anoa
10. Komodo
d. Zona Australian
2.Gajah
3. Bekantan - Keran berhidung besar yang hidup di pulau Kalimantan
4.Gibbon
5. Orang Hutan
6. MonyetHarimau
7. Tapir
8. Babi Rusa
9. Anoa
10. Komodo
d. Zona Australian
Kanguru Abu-abu Timur
di Queensland, Australia
Wilayah Australis
1) Memiliki fauna di Australia.
2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan sphenodon.
4) Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (sejenis burung unta).
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon. Wilayah persebaran fauna Australis sebagian besar kondisi lingkungannya tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan di wilayah Australia yang cukup mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah jauh dari benua lainnya.
Wilayah persebaran fauan Australis meliputi :
1. Benua Australia
2. Selandia Baru
3. Papua
4. Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
5. Kepulauan-kepulauan di samudera pasifik di sebeleh selatan garis katulistiwa
Beberapa hewan khas wilayah fauna Australia antara lain :
Kiwi - Koala
Oposum Layang (pemanjat berkantung) - Kangguru Pohon
Burung Penghisap Madu - Burung Emu
Kakaktua - Kasuari
Tazmanian Devil
Nokdiak (landak Irian) - Wallaby - Cendrawasih - Kangguru
Selain beberapa fauna di atas juga terdapat beberapa fauna endemik yang hanya terdapat di satu wilayah, yaitu Tuatara (sphenodon punctatus) sejenis amphibi purba yang hanya terdapat di Selandia Baru dan Tazmanian Devil yang terdapat di pulau Tasmania.
Tuatara (Sphenodon Punctatus)
B. Pembagian Zona Mamalia pada Dunia Baru (Neogaea)
a. Zona Neotropis
Wilayah neotropis
1) Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif dan jumlah besar.
2) Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3) Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (sejenis kukang), beruang berbintik, rusa dan tapir.
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
Wilayah fauna Neotropik tersebar dari Meksiko bagian selatan sampai Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kondisi wilayah Neotropik sebagian besar beriklim tropis dan di Amerika Sealatan lebih banyak yang beriklim sedang.
Beberapa jenis fauna khas yang hidup di wilayah fauna ini antara lain :
Kukang, armadillo, alpaka, kelelawar penghisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, kera dan tapir (berbeda dengan tapir Asia terutama pada punggungnya.
Beberapa hewan khas wilayah fauna Neotropis antara lain :
1. Alpaka
2. Armadillo
3. Kukang
4. Kelelawar penghisap darah
5. Trenggiling
6. Siamang
B. Zona Neartik
Bison Amerika di Pennsylvania
Wilayah neartik
1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2) Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung pada zaman tersier dan plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikan forel.
3) Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung, tikus berkantung, reptile, kalkun liar, jenis beruang, bebek, dan angsa.
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
Wilayah fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah benua Amerika bagian utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah persebaran ini terdapat beberapa bioma yang mendominasi kawasannya, antara lain :
1. Amerika Utara bagian timur banyak ditumbuhi oleh vegetasi hutan gugur.
2. Amerika Utara bagian tengah terdiri atas bioma padang rumput
3. Amerika Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang memiliki hutan konifer yang sangat luas.
4. Lingkungan fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan
Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :
Antelop bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara, kolkum (kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.
Beberapa hewan khas wilayah fauna Neartik antara lain :
1. Kalkun
2. Antelop
3. Burung Biru
4. Bison
5. Karibou
6. Muskox
7. Salamander Pseudotriton - hidup di rerumputan
8. prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara
Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis hewan dan tumbuhan
terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Berikut akan diuraikan persebaran hewan
dan tumbuhan di Indonesia.
Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah
semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan
uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih
ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan
pada peternakan.
Tiga negara yang mempunyai keanekaragaman hayati paling
tinggi di dunia adalah Brasil, Indonesia, dan Zaire. Brasil mempunyai
keanekaragaman tinggi karena mempunyai hutan tropik terluas di dunia, yaitu
hutan Amazon.
Selain Brasil, negara di benua Amerika yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi adalah Peru, Colombia, dan Meksiko. Di Asia selain
Indonesia negara lainnya adalah Cina dan Filipina. Di Benua Afrika hanya Zaire
yang termasuk mempunyai keanekaragaman hayati tinggi.
Lamun di perairan Indonesia terdiri dari tujuh marga. Tiga
di antaranya termasuk suku Hydrocaritaceae yaitu Enhalus, Thalassia dan
Halophila, sedangkan empat lainnya termasuk suku Pomatogetonaceae, yaitu marga
Halodule, Cymodoceae, Syringodium dan Thalassodendron. Penyebaran padang lamun
di Indonesia mencakup perairan Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.
Suatu daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang
berpengaruh terhadap jenis dan kehidupan hewan. Indonesia mempunyai berbagai
macam lingkungan sebagai wilayah tempat hidup dan berkembangnya fauna.
Pulaupulau besar dan kecil yang jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang
luasnya mencapai lebih dari tiga juta kilometer persegi, dan terletak di
sekitar khatulistiwa, merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis fauna. Di
Indonesia terdapat lebih dari 500 jenis hewan menyusui (Mamalia), lebih dari
4.000 jenis ikan (Pisces), lebih dari 1.600 jenis burung (Aves), lebih dari
1.000 jenis hewan Reptil dan Amfibi, serta lebih dari 200.000 jenis serangga
(insecta).
Jenis-jenis ikan meliputi ikan yang hidup di air tawar, air
payau, maupun air asin. Jenis-jenis serangga meliputi yang hidup di dalam
tanah, di tempat gelap, merayap di dalam kayu lapuk, maupun yang terbang. Di
samping itu masih banyak jenis cacing, lintah, siput, dan kerang.
Pembagian Fauna di
Indonesia
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia
mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia
bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur,
Papua, dan pulaupulau di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia.
Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan
Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua
Asia maupun Australia.
Pembagian Fauna Di
Indonesia Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace
dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan
bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga Peta
persebaran fauna di Indonesia bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua
Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah
timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal
dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah
ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi
merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace
mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
Fauna Asiatis (Tipe
Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat
Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar
seperti:
·
tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
·
banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
·
kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
·
mawas (orang hutan), yaitu jenis kera besar dan
tidak berekor, hewan ini banyak terdapat di hutan-hutan Sumatra Utara dan
Kalimantan,
·
beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
·
badak terdapat di Sumatra dan Jawa (bercula
dua),
·
gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),
·
siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor)
terdapat di Sumatra,
·
kijang badannya berwarna kemerah-merahan
terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
·
harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra,
sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,
·
kancil adalah kijang kecil banyak terdapat di
Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
·
trenggiling banyak terdapat di Sumatra,
Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
·
jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah
terdapat di Jawa. Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil
pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat
di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).
Fauna tipe Australia,
menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya.
Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan
jumlahnya tidak banyak.
Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan
Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
·
Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri
dan raja udang.
·
Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
dan katak air.
·
Berbagai jenis serangga.
·
Berbagai jenis ikan.
·
Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang,
nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan
kanguru pohon.
·
Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan
kura-kura.
Fauna peralihan,
menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi
terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping
itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe
Australia.
Fauna Indonesia yang
tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
·
Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet
hitam, sapi, banteng, dan kuda.
·
Reptilia, terdiri atas biawak, komodo,
kura-kura, dan buaya.
·
Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
dan katak air.
·
Berbagai macam burung, terdiri atas maleo,
kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
Di antara fauna yang
terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah terdapat fauna yang khas Indonesia
dan tidak dijumpai di daerah lain serta termasuk hewan langka, antara lain anoa
(mirip lembu) terdapat di Sulawesi; biawak komodo terdapat di Pulau Komodo,
Nusa Tenggara; burung maleo terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Pembagian Fauna
Menurut Weber
Banyak ahli yang
melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat
garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan
batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber
menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak
setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya,
hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada
burung dan siput.
Garis batas antara
Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis
batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
Pembagian Fauna
Menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu
Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis
kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan
Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas
timur fauna Asia.
Adanya perbedaan
fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu
terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih
dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah,
sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
Mengapa terdapat
persamaan antara hewan-hewan yang ada di wilayah Indonesia Timur dengan hewan
di negara Australia? Dapatkah Anda memberikan alasannya!
Perbedaan Fauna
Asiatis dan Fauna Australia
Fauna Asiatis :
·
hewan menyusui besar dan kecil
·
tidak terdapat hewan berkantung
·
terdapat berbagai jenis kera
·
jenis burung berwarna sedikit
·
terdapat berbagai jenis kucing liar dan ajag
·
jenis ikan air tawar banyak
Fauna Australia :
·
hewan menyusui kecil-kecil
·
terdapat hewan berkantung
·
tidak terdapat kera
·
jenis burung berwarna banyak
·
tidak terdapat jenis kucing liar dan ajag
·
jenis ikan air tawar sedikit
GARIS WALLACE
Garis Wallace adalah sebuah garis hipotetis yang memisahkan
wilayah geografi hewan Asia dan Australasia. Bagian barat dari garis ini
berhubungan dengan spesies Asia; di timur kebanyakan berhubungan dengan spesies
Australia. Garis ini diberi nama sesuai nama penemunya, Alfred Russel Wallace,
yang menyadari perbedaan yang jelas pada saat dia berkunjung ke Hindia Timur
pada abad ke-19. Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Borneo dan
Sulawesi; dan antara Bali (di barat) dan Lombok (di timur). Adanya garis ini
juga tercatat oleh Antonio Pigafetta tentang perbedaan biologis antara Filipina
dan Kepulauan Maluku, tercatat dalam perjalanan Ferdinand Magellan pada 1521.
Garis ini lalu diperbaiki dan digeser ke Timur (daratan pulau Sulawesi) oleh
Weber. Batas penyebaran flora dan fauna Asia lalu ditentukan secara
berbeda-beda, berdasarkan tipe-tipe flora dan fauna. Garis ini lalu dinamakan
"Wallace-Weber".
TIPE HEWANYA
Panthera tigris
sumatrae Rhinoceros
sondaicus
GARIS WEBER DAN MAX CARL WILHELM
WEBER
Garis Weber adalah sebuah khayal pembatas antara
dunia flora dan fauna di paparan sahul dan di bagian lebih barat Indonesia.
garis ini membujur dari utara ke selatan antara kepulauan Maluku dan Papua
serta antara Nusa Tenggara Timur dengan Australia. Garis ini dicetuskan oleh
Max Carl Wilhelm Weber atau Max Wilhelm Carl Weber
Max Carl Wilhelm Weber
atau Max Wilhelm Carl Weber (lahir di Bonn, 5 Desember 1852 – meninggal di
Berbeek, 7 Februari 1937 pada umur 84 tahun) adalah seorang ilmuwan ahli ilmu
hewan (zoologis) dan biogeografi berkebangsaan Jerman-Belanda.
Max Weber belajar di
Universitas Bonn, lalu melanjutkan ke Universitas Humboldt di Berlin bersama
zoologis Eduard Carl von Martens (1831-1904). Ia mencapai tingkat doktoratnya
pada 1877. Weber lalu mengajar pada Universitas Utrecht dan turut serta dalam
sebuah ekspedisi ke Laut Barents. Setelah itu, pada 1883 Weber dikukuhkan
menjadi Profesor Zoologi, Anatomi dan Fisiologi pada Universitas Amsterdam.
Pada tahun yang sama ia menjadi warganegara Belanda.
Salah satu teorinya
dalam biogeografi adalah apa yang disebut sebagai Garis Weber, yang menandai
perbatasan fauna mamalia Australasia. Sebagaimana yang ditengarai pada
tumbuhan, survai-survai fauna memperlihatkan bahwa untuk kelompok-kelompok
vertebrata –kecuali burung– Garis Wallace bukan merupakan perbatasan
biogeografis yang paling signifikan. Alih-alih Selat Lombok, adalah Kepulauan
Tanimbar yang dilalui garis batas antara fauna Oriental dan Australasia,
khususnya mamalia dan kelompok vertebrata terestrial lainnya. Demikian pula,
untuk kebanyakan invertebrata, kupu-kupu, dan juga burung, Garis Weber yang
lebih tepat menggambarkan perbatasan itu ketimbang Garis Wallace. Max Weber
adalah pemimpin Ekspedisi Siboga.
Video videonya :
REFERENSI
http://biologi-plh.blogspot.com/2012/02/persebaran-organisme-menurut-alfred.html
http://ainulyaqin96.blogspot.com/2012/11/jenis-dan-persebaran-fauna-di-indonesia.html
http://nailulmaram-geo.blogspot.com/2008/09/peta-wilayah-penyebaran-tumbuhan-dan.html
http://geografitok.blogspot.com/2011/08/persebaran-flora-dan-fauna-di-dunia-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_Wallace
http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2013/01/persebaran-fauna-hewan-di-indonesia-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Max_Carl_Wilhelm_Weber
No comments:
Post a Comment