KELOMPOK 4 KELAS XI IPA 5
ALVIN UTAMA P
FARAH NADILA
M. FARIZAN FAHIRA
M. RADHI AKBAR
M. RADHI AKBAR
NI NYOMAN WIDYA T
RAFIE TRISNADI
SULAWESI
SELATAN
Sulawesi Selatan dikaruniai oleh
sumber daya alam yang berlimpah baik sumberdaya alam darat maupun laut. Potensi
sumberdaya alam tambang antara lain berupa bahan deposit bahan galian,
sumberdaya air, hutan, perikanan dan kelautan tersedia dalam jumlah yang sangat
besar dan baru sebagian kecil potensi tersebut yang telah dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.
Potensi
deposit bahan galian yang tersedia dalam jumlah besar antara lain gas alam,
batubara, nikel, pasir besi, batu gamping, marmer, pasir kuarsa. Potensi daya
air yang cukup besar telah memberikan keuntungan besar bagi Sulawesi Selatan
dalam mengembangkan sektor pertanian sebagai basis perekonomian wilayah.
Pemanfaatan lain dari sumberdaya air yang melimpah tersebut adalah untuk
penyediaan tenaga listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat daerah seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang melayani sebagian besar
kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan. Sedangkan potensi sumberdaya perikanan
dan kelautan tersedia dalam jumlah yang sangat besar adalah ikan tuna,
cakalang, ikan terbang, ikan karang, udang, teripang serta rumput laut.
SULAWESI
TENGAH
Perkembangan
sektor pertanian sangat dominan. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan
untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dan telah dapat meningkatkan produksi dan
ekspor beberapa komoditas unggulan walau secara keseluruhan belum memberikan
nilai tambah dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani.
Selain
itu, terdapat pula potensi sumber air laut, diperkirakan luas perairan sekitar
3 (tiga) kali luas daratan yakni 193.923,75 km² membentang sepanjang wilayah.
sebelah timur sejauh Teluk Tolo dan Teluk Tomini dan sebelah barat adalah Selat
Makassar dan sebagian laut Sulawesi. Potensi perairan laut mengandung sumber
penghasilan yang sangar besar berupa bahan makanan ikan dan tumbuhan laut.
Potensi lestari perairan laut Sulawesi Tengah diperkirakan sebesar 1.593.796
ton pertahun.
Potensi
lain yang taka akalah pentingnya adalah bidang pertambangan dan energi. Daerah
Sulawesi Tengah memiliki berbagai bahan mineral seperti emas, nikel, bijih
besi, mangan, mika skis, limestone, granit, marmer, kaolin, gypsum, dan
batubara. Seluruh potensi tambang mineral tersebut tersebar di beberapa wilayah
dati II. Sementara itu, cadangan (deposit) minyak bumi dan gas terdapat di
Kabupaten Donggala dan Poso. Jenis-jenis pertambangan antara lain nikel dengan
luas areal bahan galian mencapai 322.200 ha dengan jumlah potensi cadangan
mencapai 8.000.000 WMT dan jumlah cadangan Infered imonit 14.062,20 juta ton.
Jenis pertambangan lainya adalah gelena dengan potensi cadangan mencapai
100.000.000 ton, emas mancapai 16.000.000 ton, molibdenum mencapai 100 juta
ton, granit potensi cadangan terukur berdasarkan hasil pemetaan semi mikro
1:50.000 sebesar 259.461.283.470 m³, pasir dfelspar potensi cadangan sebesar
71.211.000 m³, gips dengan luas areal ±200 ha, Lempung potensi cadangan
mencapai 6.970.000 m³ dan batu bara dengan ketebalan lapisan 0,3-0,1 m yang
pada ketebalan 0,15-3,0 m penyebarannya sekitar 15 ha.
SULAWESI BARAT
Sulawesi Barat juga dikenal
sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi lokasi wisata yang
Indah. banyak sekali potensi wisata alam yang ditawarkan dari provinsi Sulawesi
Barat ini seperti wisata alam laut berupa hamparan pantai yang indah dan
kekayaan alam bawah laut , sedangkan dari sektor pegunungan berupa pertanian,
perkebunan dan kehutanan .
Di bidang Perkebunan Selain
kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika,
kelapa, kelapa sawit dan cengkeh.
Di sektor pertambangan dan energi,
potensi sumberdaya alamnya meliputi batu bara dengan potensi 322.142.102 ton.
Kedua potensi ini terdapat di Kabupaten Mamuju. Potensi bijih besi sebesar
88.819 ton terdapat di Kabupaten Polewali Mandar, potensi tembaga 50.000 ton,
zeng dan mangan 15.000 ton. Semua potensi ini terdapat di Kecamatan Karossa,
Kabupaten Mamuju. Potensi pasir kuarsa sangat besar, sebanyak 3.534.411 ton dan
zeolit di Kabupaten Mamasa dengan potensi sebesar 17.057.600 ton, kaolin di Kabupaten
Polewali Mandar dengan potensi sebesar 570.937 ton, batu gamping sebesar
3.864.430 ton di Kabupaten Majene serta potensi marmer dengan potensi sebesar
570.937 ton. Setelah di eksplorasi, potensi minyak dan gas bumi terdapat di
Kabupaten Bloka Surumanal Pasangkayu, Kurna, BudangBudong, dan Karama.
SULAWESI UTARA
Luas lahan sawah sebesar 100 ribu ha yang meliputi lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah irigasi semi teknis, lahan sawah irigasi non teknis, lahan sawah tadah hujan dan areal sawah pasang surut. Hasil padi yang diproduksi mencapai 471 ribu ton. Hasil palawija, hortikultura, sayur-sayuran, buah-buahan sebesar 701 ribu ton dengan luas lahan yang digunakan 342 ribu ha. Potensi tanaman perkebunan adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanili. Luas perkebunan kakao adalah 4 ribu ha. Perkebunan tanaman pala berada di Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Tonasa. Hasil produksi perikanan mencapai 164 ribu ton yang terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Hutan di Provinsi Sulawesi Utara seluas 1,88 juta ha yang terdiri dari hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan produk konversi dan hutan suaka alam. Hasil kehutanan yang dihasilkan adalah jenis kayu besi, meranti, kayu lokal lainnya, rotan, damar, kayu manis, ijuk,daun woka dan lainnya.
Potensi pertambangan di Provinsi Sulawesi Utara meliputi tembaga, emas, perak, nikel, titanium, besi, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass.
No
|
Potensi Tambang
|
Lokasi
|
1
|
Tembaga
|
Kab.
Bolaang Mongondow, Kab.Minahasa, dan Kab. Sangihe Talaud
|
2
|
Emas
dan Perak
|
Kab.
Sangihe Talaud, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan dan
Kab. Bolaang Mongondow
|
3
|
Nikel
dan Titanium
|
Kab.
Sangihe Talaud
|
4
|
Besi
|
Kab.
Minahasa
|
5
|
Mangan
|
Kab.
Minahasa
|
6
|
Semen
|
Kab.
Bolaang Mongondow
|
7
|
Pasir
Besi/ Hitam
|
Kab.
Sangihe Talaud, Minahasa dan Gorontalo
|
8
|
Belerang
|
Kab.
Minahasa dan Kab. Bolaang Mongondow
|
9
|
Kaolin
|
Toraget
Minahasa
|
SULAWESI
TENGGARA
Sektor kelautan dan perikanan
merupakan sumber daya alam yang potensial. Pada lokasi penangkapan ikan
berpotensi mencapai sebesar 250.000 ton/tahun. Tingkat pemanfaatan pada saat
ini banyak 157.479 ton/tahun (±63%) dengan jenis produksi antara lain ikan
layang, kembung, lemuru, ikan merah, tenggiri, dan kerapu.Pada perairan laut Banda, Laut Flores, Teluk Bone, dan Teluk Tomini (perairan ZEE) potensi ikan mencapai 77.500 ton/tahun dan ikan cakafang 38.670 ton/tahun.
Di daerah Prov. Sultra terdapat 3 perusahaan pertambangan besar yaitu PT. Antam Tambang (Pertambangan Nikel) terletak di Pomalaa Kab. Kolaka, PT. Sarana Karya (Pertambangan Aspal) terletak di Banabungi Kab. Buton dan PT. Bakrie Prima yang mengelola pertambangan Marmer di Kec. Moramo Kab. Kendari.
Potensi pertambangan yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara diantaranya adalah Tambang aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, potensi tambang marmer, batu granit dan krom tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara dan untuk potensi tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton. Khusus untuk tambang aspal, beberapa perusahaan memegang kuasa pertambangan (KP) untuk melakukan eksplorasi.
Produksi
biji nikel tahun tahun 2004 sebesar 1.426.672 ton atau turun sebesar 18,86%.
Tahun 2005 menjadi 1.157.657 ton turun sebesar 16,19 %. Sebaliknya ferro nikel
berfluktual, tahun 2003 sebesar 8.279.135 tahun 2004 menjadi 7.441235 ton atau
turun 10,12 % sebaliknya tahun 2005 sebesar 9.892440 ton atau naik 32,94%
GORONTALO
Memiliki
potensi lahan seluas 824.668 Ha yang terbagi menjadi 24,81% hutan lindung,
51,34% hutan produksi, dan selebihnya adalah hutan konversi. Menjadikan Daerah
Gorontalo sebagai salah satu provinsi di Pulau Sulawesi yang cukup prospektif
untuk dikembangkan potensi hutannya. Beberapa jenis hasil hutan seperti kayu
jati, rotan, dan damar, sekarang ini mulai dimanfaatkan masyarakat setempat
sebagai bahan baku industri meubel, industri damar, serta dijadikan
sebagai salah satu tempat yang strategis untuk membudidayakan lebah madu.
Selain itu, potensi hutan di Gorontalo juga dimanfaatkan sebagai objek wisata
alam yang menawarkan keindahan dan keasrian hutan bagi para pengunjungnya.
Disamping memiliki potensi hasil hutan yang cukup berlimpah, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi hasil perkebunan yang tak kalah hebat. Berdasarkan sumber yang kami dapatkan, hasil tanaman perkebunan di Gorontalo yang cukup mendominasi adalah tanaman kelapa (sebesar 58.804 ton), tanaman kakao (sebesar 3.669 ton), tanaman kopi dengan hasil 929 ton, dan sisanya adalah tanaman cengkeh, pala, jambu, kacang mete, jagung, serta ubi kayu.
Disamping memiliki potensi hasil hutan yang cukup berlimpah, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi hasil perkebunan yang tak kalah hebat. Berdasarkan sumber yang kami dapatkan, hasil tanaman perkebunan di Gorontalo yang cukup mendominasi adalah tanaman kelapa (sebesar 58.804 ton), tanaman kakao (sebesar 3.669 ton), tanaman kopi dengan hasil 929 ton, dan sisanya adalah tanaman cengkeh, pala, jambu, kacang mete, jagung, serta ubi kayu.
Memiliki luas perairan yang cukup besar yakni sepanjang 270 kilometer di bagian utara dan 320 kilometer di sebelah selatan, Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi perikanan dan kelautan cukup melimpah. Tiga daerah perairan yang menjadi sentra penghasil sumber daya perikanan antara lain Teluk Tomini, Laut Sulawesi, dan Zone Ekonomi Eksklusif Laut Sulawesi. Setidaknya sektor perikanan tangkap di Gorontalo bisa memproduksi 37.036 ton/ tahunnya, budidaya laut menghasilkan 5.648,3 ton/tahun, budidaya air payau sebesar 1.553,2 ton/tahun, serta ditambah dengan budidaya ikan air tawar yang terus mengalami peningkatan hingga mampu menghasilkan 928,6 ton/tahun.
Untuk sektor pertambangan dan energi, Gorontalo memiliki beberapa produk unggulan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Sebut saja seperti emas, perak, tembaga, batu gamping, toseki, batu granit, sirtu, zeolit, kaolin, pasir kuarsa, feldspar, serta lempung (clay). Di Provinsi Gorontalo sendiri, potensi-potensi tersebut banyak ditemukan di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.
SDA BARANG
TAMBANG DI SULAWESI
Pulau
Sulawesi, merupakan pulau yang terpisah dari Kepulauan Sunda Besar bila ditilik
dari kehidupan flora dan fauna oleh karena garis Wallace berada
di sepanjang Selat Makassar, yang memisahkan pulau Sulawesi dari kelompok
Kepulauan Sunda Besar di zaman es.
Saat
ini pulau Sulawesi secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi
yaitu:Sulawesi Selatan, Sulawesi
Barat, Sulawesi
Tengah, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi
Utara.
Salah
satu faktor yang mendorong tingginya PDRB Provinsi Sulawesi Selatan adalah
sektor pertambangan. Produksinya mencakup emas, mangan, besi, pasir besi, granit,
timah hitam, batu nikel sebagai produk unggulannya.
Sulawesi
Tenggara sumber daya alam yang potensial adalah sektor pertambangan seperti
aspal, marmer dan biji nikel. Lokasi penyebaran aspal di Kabupaten Biton dan
Kabupaten Muna. Luas areal pertambangan aspal dikedua kabupaten itu sebesar
13.003,67 ha dengan jumlah cadangan potensi/deposit mencapai 680.747.000 ton.
Setelah
di eksplorasi di Sulawesi Barat, juga potensi minyak dan gas bumi terdapat di
Kabupaten Bloka Surumanal Pasangkayu, Kurna, BudangBudong, dan Karama.
Potensi
tak kalah penting di provinsi Sulawesi Tengah adalah juga bidang pertambangan
dan energi. Seperti emas mancpai 16.000.000 ton, molibdenum mencapai 100 juta
ton
TIMAH
Timah
adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat
jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang
tinggi. Dalam keadaan normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan
mudah dibentuk.
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain.
Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain.
Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun
Tambang timah
terdapat di pulau Singkep, Bangka, Belitung, dan
lepas pantai di sekitarnya. Hasil tambang timah di darat disebut
timah primer, sedangkan yang di lepas pantai disebut timah sekunder.
Di Indonesia banyak dihasilkan timah sekunder dan menjadi pabrik
peleburan timah terbesar ketiga setelah Bolivia dan Malaysia.
lepas pantai di sekitarnya. Hasil tambang timah di darat disebut
timah primer, sedangkan yang di lepas pantai disebut timah sekunder.
Di Indonesia banyak dihasilkan timah sekunder dan menjadi pabrik
peleburan timah terbesar ketiga setelah Bolivia dan Malaysia.
Penambangan
timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau Belitung (Manggara),
dan Pulau Singkep (Dabo).
BESI
Biji besi terdiri atas oksigen
dan atom
besi
yang berikatan bersama dalam molekul.
Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit
(Fe2O3), goethit,
limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida
dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu
tua, hingga merah karat anjing Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak,
namun seiring dengan bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial
berkelanjutan, cadangan ini mulai berkurang, karena jumlahnya tetap.
Tambang
bijih besi terdapat di Cilacap (pasir besi) Jawa Tengah, Cilegon – Banten,
Gunung Tegak – Lampung, Lengkabana – Sulawei Tengah, Longkana – Sulawesi
Tengah, Peg. Verbeek – Sulawesi Tengah, Pulau Dermawan – Kalimantan Selatan,
Pulau Sebuku – Kalimantan Selatan, dan Pulau Suwang – Kalimantan Selatan.
Selain itu, terdapat pula di Bengkulu, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Bijih besi diolah oleh PT Krakatau Steel, Cilegon – Jawa Barat. Pasir besi
diolah PN Aneka Tambang, Cilacap – Jawa Tengah.