Sunday, 21 September 2014

Daftar Nama TOGA (tanaman Obat Keluarga) dan khasiatnya.
Berikut ini adalah aneka jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami, sangat cocok ditanam di pekarangan atau halaman rumah sebagai persediaan dalam menjaga kesehatan keluarga..
1. TEMULAWAK
Description: alt
Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12 bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh. Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.



2. KUNYIT
Description: alt
Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

3. KEJI BELING
Description: alt
Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate menyebutnya dengan nama “lire”. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Untuk mengatasi diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari tanaman ini direbus, selama lebih kurang setengah jam, kudian airnya diminum. Sama juga prosesnya untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari. Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur.

4. SAMBILOTO
Description: alt
Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911. Andrographolide memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama dikenal memiliki khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno yang mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut dengan nama Kalmegh pada Ayurveda. Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4).

5. HANDEULEUM
Description: alt
HANDEULEUM (Graptopthyllum pictum [L.] Griff) Khasiat dan cara pengobatan: Wasir: 10 g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½ gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan dibalut dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

6. JAHE
Description: alt
Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Berbagai manfaat jahe yang secara tradisional sudah dikenal luas adalah seperti berikut ini: Masuk angin Ramuan: Ambil jahe yang tua sebesar ibu jari, cuci bersih dan memarkan lalu direbus dengan air dua gelas, tambahkan gula aren secukupnya . Didihkan lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan minum hangat-hangat. Sakit kepala atau migrain (sakit kepala sebelah) Ramuan: Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari. Mencegah mabuk kendaraan Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus dengan segelas air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan. Terkilir Ramuan: Ambil jahe lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.

7. TEMPUYUNG
Description: alt
Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman terna menahun yang biasanya tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun berombak memeluk batang inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal. Di dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine. Untuk menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar daun tempuyung segar. Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan sekali habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu sebanyak tiga kali

8. BAWANG PUTIH
Description: alt
Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung. Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif sebagai berikut : a. Bawang putih Flu dan Batuk. Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan minum hangat-hangat. b. Bawang Putih dan Kolesterol Sekarang ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar 12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawata c. Bawang Putih dan Kanker Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi kanker.

9. BELIMBING WULUH
Description: alt
Blimbing  Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baikvWuluh menyebuhkanGusi berdarah   Dua buah belimbing wuluhvsegar maupun manisan secara rutin tiap hari   1/2 genggamvdimakan tiap hari Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan  daun belimbing wuluh ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian  10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun dan 4vyg gondongan.  butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan  Segenggam daunvketempat yg sakit. Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik  belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih  100 gr daun muda belimbing wuluh 10 bijivgosokkan ke bagian yg sakit.  cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi  5 buah belimbing wuluh 8 lembar daun kantilvketempat yg sakit.  (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Blimbing Wuluh sebagai Obat Sariawan  10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3v vgelas air sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari.  Segenggarn bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan  2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicucivmulut dan mengoles sariawan.  lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring. Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari. Blimbing Wuluh  Lima buah belimbing wuluh setelah dicucivsebagai Obat Sakit gigi  bersih dikunyah dgn garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa  Satu genggam daunvsakitnya. Blimbing Wuluh sebagai Obat Pagel linu  belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji lada digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit  Sepuluh buah belimbingvBlimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu  wuluh dicuci lalu digiling halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari








10. BELUNTAS
Description: alt
Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun 3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama yang berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa (Makasar). Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan. Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong para peneliti untuk mengadakan berbagai penelitian guna membuktikan khasiatnya secara ilmiah. Pada tulisan ini akan dicoba pemaparan dua penelitian pemanfatan daun beluntas dalam bentuk ekstrak sebagai komponen antibakteri dan minyak atsiri sebagai zat antioksidan




Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia

Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia cukup banyak sekali, dan sebagian besar tanaman pangan yang ditanam di Indonesia adalah padi. Selain padi, makanan pokok lainnya adalah sagu, singkong, jagung serta ubi-ubian yang dapat tumbuh subur di tanah Indonesia ini.

5  jenis Tanaman Pangan Lokal


Description: panganlokal

1. Jagunng
Description: jagung
Tanaman jagung merupakan tanaman yang berasal dari Amerika. Di indonesia jagung banyak diberdayakan untuk memenuhi  keperluan baik pangan maupun non pangan. Manfaat jagung bagi warga bukan hanya sebagai makanan saja, tapi bisa di olah menjadi beberapa jenis lagi sepeti: pati, tepung jagung, snack, berondong (pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dll. Sebagai bahan non pangan beberapa manfaat dari jagung adalah digunakan sebagai bahan pakan ternak, pupuk kompos, bahan pembuat kertas dan kayu bakar. Beberapa sentra  daerah penghasil utama tanaman jagung yaitu: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat.


2. Ketela Pohon
Description: download (4)
Ketelah pohon atau lebih  dikenal dengan sebutan singkong, tanaman tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae ini dapat tumbuh dengan subur di negara kita. Tanaman ini adalah salah satu dari jenis  makanan pokok penghasil karbohidrat selain beras dan jagung yang merupakan makanan pokok khas masyarakat Indonesia. Menurut sejarah ketela pohon  merupakan tanaman Brazilia yang  sudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Selain untuk di konsumsi secara langsung atau di rebus erlebih dahulu, Ketela pohon juga dapat digunkan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung tapioka, tepung gaplek, serta bahan pembuatan etanol, gasohol, dan lainnya.

3. Kentang
Description: kentang
Menurut sejarah, kentang merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.  Tanaman kentang merupakan tanaman yang hidup dan berproduksi di daerah subtropis atau daerah dataran tinggi, selain untuk di konsumsi, kentang juga di gunakan sebagai salah satu bahan pembuat
cat
, pembuat glukosa dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman kentang di Indonesia meliputi daera-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumtera Selatan, Tanah Karo dan lain sebagainya. Menurut penelitian, kentang merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung.

4. Talas
Description: talas
Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 meter dpl, baik liar maupun yang ditanam atau yang di rawat. Di Indonesia talas adalah bahan makanan cukup populer dan produksinya cukup tinggi terutama di daerah Papua dan Jawa (Bogor, Sumedang dan Malang), yaitu biasa diolah menjadi makanam-makanan ringan, seperti keripik talas dll.

5. Ubi Jalar
Description: ubi j
Ubi jalar merupakan komoditas utama penghasil karbohidrat, setelah padi, jagung, dan ubi kayu, dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, baik untuk bahan baku industri maupun pakan ternak. Ubi jalar dikonsumsi sebagai makanan tambahan atau makanan cemilan, kecuali di Irian Jaya dan Maluku, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Ubi jalar di kawasan dataran tinggi Jayawijaya merupakan sumber utama karbohidrat dan memenuhi hampir 90% kebutuhan kalori penduduk.
5 jenis tanaman pangan di atas hanyalah sebagian kecil nya saja, masih banyak tanaman-tanaman yang lain nya yang termasuk kedalam Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia. Mudah-mudahan penjelasan di atas dapat menambah motipasi kita dalam bercocok tanam.



Cara Menanam Tanaman Pangan
TANAMAN PANGAN
Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang daat menghasilkan karbohidrat dan protein.
1.       Dasar-Dasar Menanam Tanaman Pangan
o   Persiapan lahan/media tanam
- Mencampur tanah (lahan tanam) dengan bahan anorgnik
- Mengendalikan gulma
- Meyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
o   Persiapan bahan tanam
- Pemilihan benih yang bermutu
o   Penanaman
     Faktor yang diperhatikan
-  Waktu tanam
-  Jarak tanam


o   Pemupukan
     Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman
o   Pengairan
Memberikan air (irigasi) dengn jumlah yang cukup dan  membuang kelebihan iar (drainase) pada waktu yang tepat. Juga harus diperhatikan bahwa tanggap tanaman terhadap kekeringan dan kelebihan air berbeda-beda.Saat pemberian air harus memperhatikan status air tanah dan fase pertumbuhan tanaman.
o   Pemeliharaan

~   Pemangkasan
Dilakukan pada tanaman dengan tujuan untuk:
-          Mengatur bentuk
-          Membuang cabang yang tidak berguna
-          Merangsang pembungaan
~   Pembubunan (penimbunan tanah) dengan tujuan :
-          Menutup akar
-          Memperkuat batang
-          Menghindari genangan air
o   Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Secara fisik
-          Dengan api
-          Rendam denggan air panas
~ Biologi
-          Memutus daur hidup dengan melepas jantan mandul
-          Menanam tanaman competitor
-          Untuk serangga, menggunakan musuh alami
~ Kimia
-          Menggunakan senyawa pembasmi

2.       Aneka Jenis Hasil Tanaman Pangan
Hasil pertanian khususnya pangan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya.Secara umum hasil pertanian tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok besar yang biasanya didasarkan atas kesamaan sifat dan kegunaan seperti kelompok bahan nabati dan kelompok bahan hewani. Bahan nabati merupakan bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan misalnya padi, jagung,buah-buahan, sayuran, rempah- rempah, sedangkan bahan hewani diperoleh dari hewan, bagian-bagian dari hewan atau yang diproduksi oleh hewan tersebut, misalnya: daging, susu, telur, ikan. Berdasarkan tempat kehidupannya, komoditas-komoditas tersebut di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu darat dan perairan.Sebagian besar komoditas yang disebutkan diatas hidup di daratan.Beberapa komoditas yang hidup di perairan cukup banyak yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas pangan seperti berbagai jenis ikan dan rumput laut.Pada dasarnya masih banyak komoditas hasil perairan lainnya yang dapat dieksplorasi untuk dimanfaatkan dalam bidang pangan seperti algae, terumbu karang dan sebagainya.



3.       Manfaat Tanaman Pangan
o   Sebagai bahan makanan
o   Diolah lagi menjadi makanan lainnya

4.       Ekosistem Budidaya Tanaman Pangan
            Akuatik (Air):
o   Ekosistem air tawar
o   Ekosistem lamun (seagrass)
Teritorial (Darat):
o   Hutan hujan tropis
o   Padang rumput
Ekosistem buatan :
o   Agro ekosistem berupa sawah tadah hujan
o   Sawah irigasi

5.       Standar Produk Hasil Tanaman Pangan
Syarat:
o   Bebas hama penyakit
o   Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya
o   Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida

6.       Teknik Pengemasan Hasil Budidaya Tanaman Pangan
Hasil budidaya tanaman pangan dikemas dalam arung goni atau dari bahan lain yang sesuai kuat dan bersih dan mulutnyadijahit. Di bagian luar karung ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dengan jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Daerah asal produksi
c) Nama dan mutu barang
d) Nama perusahaan/pengekspor
e) Berat bruto
f) Berat netto
g) Nomor karung
h) Tujuan





NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/01nad/nad1p.jpgBUNGA JEUMPA
(Michelia champaca L.)
Nama lain        : Cempaka Kuning, Campaka Koneng
Suku                : Mugnoltuceae



Latar Belakang
Bunga Jeumpa atau Bunga Cempaka akrab dengan Judul Lagu daerah di Aceh. Selain Judul Lagu, Novel Sastrawan Aceh sebelum kemerdekaan berjudul Jeumpa Aceh. Keduanya menunjukkan bagaimana masyarakat Aceh mengikatkan diri pada Jeumpa. Maka sehubungan dengan itu Pemerintah Daerah Istimewa Aceh berketetapan hati untuk menaruhkan nama pada bunga ini sebagai Flora Identitas. Selain bunganya, kayu pohon cempaka dapat digunakan sebagai bahan bangunan, papan, mebel, panel. Daunnya menghasilkan minyak yang biasa diekspor.

Pertelaan
Jeumpa atau Michelia champaka berasal dari India. Pohon berukuran sedang dengan tinggi sampai 25 m dan diameter batangnya sampai 50 cm. Batang lurus, bulat, kulit batangnya halus, berwarna coklat ke abu-abuan. Tajuknya agak jarang, dan agak melebar, dengan percabangannya yang tidak teratur. Daunnya tunggal, berseling, berbentuk lanset yang agak melebar, berukuran sedang, dan berbulu halus pada permukaan bawahnya. Bunga berwarna kuning tua, harum, berukuran agak besar dan tersusun dalam untaian yang tumbuh pada ketiak daun.

Ekologi
Bunga Jeumpa tumbuh baik sampai pada ketinggian 1200 m dpl.


Musim Berbunga
Bunga Jeumpa berbunga sepanjang tahun.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/01nad/nad1s.jpgBURUNG CEMPALA KUNENG
(Copsychus pyrropygus (Lesson))
Nama lain        : -
Suku                : Turdidac



Latar Belakang
Burung Cempala Kuneng merupakan salah satu dari burung kebanggaan rakyat Aceh, hal ini terbukti pada Kerajaan Sultan Iskandarmuda sudah dikenal dan disebut-sebut dalam hikayat Aceh mengenai keberadaan Cempala Kuneng ini. Oleh karena ketenarannya maka burung ini juga diambil dan dijadikan Fauna Identitas Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Pertelaan
Burung yang indah ini mudah dikenal karena kekerabatannya dengan murai batu. Keindahan burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor berwarna kemerahan. Begitu pula bagian belakang punggung. Ekor berwarna hitam dengan pinggir putih.

Habitat & Penyebaran
Cempala kuneng menghuni hutan di daerah pamah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Burung ini tidak hanya terdapat di Aceh,  tetapi juga dapat dijumpai di Sumatera umumnya, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.

Makanan
Seperti kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April didapatkan anakan dari burung ini.



SUMATERA UTARA

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/02sumut/sumut1p.jpgBUNGA KENANGA
(Cananga odorata (Lmk.) Hook. F. & Thoms)
Nama lain        : Selanga, Kananga Wangi, Sandal
Suku                : Annonaceae


Latar Belakang
Kenanga merupakan salah satu bunga yang erat kaitanya dengan tradisi serta dipergunakan sebagai salah satu penyusun bunga tabur pada saat pemakaman ataupun ziarah ke kuburan para leluhur /nenek moyang. Dalam tradisi ini bunga kenanga mempunyai makna sakral yang mengharapkan agar doa para peziarah ke leluhurnya dapat dikabulkan. Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah Sumatera Utara menetapkan Kenanga untuk Identitas Flora di daerahnya. Selain bunganya yang menghasilkan minyak kenanga dan dikenal sebagai minyak 'Ylang-ylang' untuk industri kosmetik, manfaat lain untuk aroma terapi yang efektif untuk melenyapkan bau badan yang sangat mengganggu.

Pertelaan
Kenanga ada dua macam :
(1) Berbentuk pohon dengan tinggi 10 - 40 m. Bunga menggantung dalam rangkaian 1 - 3 buah. Mcnghasilkan bunga yang bermahkota lebar dan berbau wangi, akan tetapi bunganya mudah gugur.
(2) Berbentuk perdu dengan tinggi 2 - 3 m, yaitu var. fruticosa (Craib) Sincl. Berbunga sepanjang tahun. Bunga kurang menarik tetapi mahkotanya tidak mudah gugur. Tidak pernah membentuk buah.

Ekologi
Tanaman Kenanga tersebar dari Burma sampai Australia bagian Utara. Kenanga dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai 1200 m dpl., menghendaki iklim panas dengan curah hujan antara 300 - 500 mm sinar matahari yang cukup dengan suhu 25 – 30oC.
Musim Berbunga
Tanaman Kenanga berbunga sepanjang tahun dan dapat dipanen setelah berumur 1,5 - 2 tahun.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/02sumut/sumut1s.jpgBURUNG BEO NIAS
(Gracula religiosa robusta Salvadori)
Nama lain        : Ciong, tiong
Suku                : Sturnidae


Latar Belakang
Banyak orang sudah mengenal burung Beo, karena burung ini mampu menirukan suara yang didengarnya. Gracula religiosa robusta adalah salah satu anak jenis burung Beo. Pilihan Beo Nias ini menjadi identitas Sumatera Utara memang tepat, karena burung ini hanya terdapat di bagian daerah propinsi ini, yaitu pulau Nias. Burung beo nias dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/1970.

Pertelaan
Ukuran burung beo nias agak lebih besar dari pada beo biasa dan tubuhnya tampak lebih kekar. Walaupun demikian, orang awam yang tidak melihat beo nias bersama beo biasa, tidak dapat membayangkan bedanya. Secara umum burung beo berwarna hitam pekat, bulunya mengkilap. Di daerah telinganya terdapat cuping bundar berwarna kuning cerah, dan paruhnya pun kuning. Pada beo nias, cuping di belakang telinga lebih besar daripada beo biasa. Di bawah paruh terdapat sepasang gelambir yang juga berwarna kuning. Kakinya kuning, di ujung sayapnya terdapat warna putih.

Habitat & Penyebaran
Burung ini adalah penghuni hutan dan tinggal pada tajuk pohon yang tinggi. Di alam bebas, burung beo ini hidup berpasangan, kadang-kadang dalam kelompok habitatnya hutan-hutan rimba yang berdekatan dengan perkampungan atau tempat yang terbuka. Penyebaran burung beo adalah India, Cina, Asia Tenggara, Palawan, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Sedangkan penyebaran beo nias adalah di Pulau Nias dan Pulau Babi (Sumatera).

Makanan
Makanan burung beo adalah buah-buahan, biji dan serangga.

Perkembangbiakan
Musim bertelur antara bulan Desember sampai Mei. Jika burung ini akan bertelur, biasanya mencari pohon-pohon tua atau pohon-pohon yang sudah lapuk, yang batangnya tegak dan tinggi, dan ada juga yang di pohon enau atau aren. Bahan sarang terdiri dari ranting, serat pohon dan daun-daunan. Induk burung beo mengerami telurnya yang berjumlah 2 - 3 butir selama kurang lebih 3 minggu. Warna telur : biru muda dengan bercak-bercak wama coklat dan ungu muda. Ukuran telur rata-rata 37 - 26 mm.



SUMATERA BARAT

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/03sumbar/sumbar1p.jpgANDALAS
(Morus macroura Miq.)
Nama lain        : Hole Tanduk, Andaleh, Kertau
Suku                : Moraeeae



Latar Belakang
Pohon Andalas tergolong jenis kayu yang besar, umumnya dikenal oleh masyarakat Minang sebagai kayu yang bagus. Pemanfaatan kayu Andalas dalam pembangunan rumah adat di Daerah Minangkabau memang sudah menjadi tradisi sejak lama. Kayu tersebut dipakai dalam pembuatan rumah, baik sebagai tiang-tiang utama, balok-balok untuk landasan lantai rumah, papan lantai dan dinding rumah. Sering pula kayunya dipakai sebagai bahan perabot rumah tangga. Buah pohon ini dapat dimakan.
Di Indonesia jenis ini hanya ditemukan di Sumatera dan Jawa Barat. Di Jawa Barat, sudah sulit ditemukan jenis ini meskipun di hutan-hutan, sedangkan di Sumatera masih dapat ditemukan di daerah Padang bagian Selatan. Untuk menemukan jenis ini di hutan memerlukan perjalanan berhari-hari menuju lokasinya. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ini memang sudah tergolong dalam pohon/tumbuhan langka. Mengingat manfaatnya yang cukup besar dalam tradisi adat Minang, maka kayu jenis ini banyak dicari sehingga harganya cukup mahal. Karena itulah pemilihan jenis ini menjadi maskot tumbuhan Propinsi Sumatera Barat cukup tepat. Dengan demikian tradisi adat Minang dapat terus dilaksanakan dengan merangsang masyarakat memperbanyak, memelihara, membudidayakan dan memanfaatkannya secara lestari.

Pertelaan
Pohon Andalas tergolong kayu berkualitas tinggi. Pohonnya bisa mencapai tinggi 40 m dengan garis tengah 1 m. Batang bebas cabangnya bisa mencapai lebih dari 15 m sehingga untuk bahan balok cukup baik. Bentuk daun mirip daun murbai yang memang kerabat dekatnya, seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena ada bulu-bulunya. Tangkai daun maupun cabangnya juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka. Buahnya menggerombol berwarna merah bila masak, berair dan terasa asam-manis mirip buah murbai.

Ekologi
Pohon Andalas tergolong jenis yang tumbuh didataran tinggi. Tumbuhnya di hutan-hutan campuran yang cukup hujan dataran tinggi pada 900 - 1600 m dpl. Menyukai tanah-tanah yang subur, abu vulkanis, cukup humus dan gembur.

Musim Berbunga / Berbuah
Jenis ini tergolong cukup rajin menghasilkan bunga dan buah. Dari akhir buah yang masak sampai muncul perbungaannya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan. Jadi jenis ini secara individu dalam satu tahun dapat berbuah 2 kali. Namun buah yang terbanyak biasanya didapatkan pada bulan Juli hingga Desember.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/03sumbar/sumbar1s.jpgBURUNG KUAU BESAR
(Argusianus argus Linne)
Nama lain        : Kuang
Suku                : Phasianidae


Latar Belakang
Burung ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat Minang sejak lama. Ungkapan-ungkapan atau pantun yang pernah muncul dalam masyarakat Minang yang berkaitan dengan burung "Kuau" ini cukup tenar. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor : 421/Kpts/Um/B/1970 burung ini sudah dilindungi karena sudah tergolong langka. Mengingat tubuhnya yang cukup besar/berat, berbentuk indah dan panjang umumnya, maka pembudidayaannya akan bermanfaat baik sebagai sumber protein maupun sebagai hewan piaraan yang mempunyai nilai estetika/keindahan. Sudah lama diketahui bahwa penduduk terutama yang tinggal dekat hutan telah memanfaatkan daging burung ini sebagai makanan yang lezat dan bergizi.

Pertelaan
Burung ini mudah sekali dikenal karena memiliki bentuk tubuh yang indah dan spesifik. Tubuh yang jantan lebih besar dan berbulu dengan corak yang lebih menarik daripada yang betina. Berat yang jantan dapat mencapai sekitar 11,5 kg dan panjang tubuhnya sampai ujung ekor mendekati 2 meter. Hal ini disebabkan dua lembar bulu ekornya bagian tengah mencolok sekali panjangnya. Umumnya bulu tubuh berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan. Kulit di sekitar kepala dan leher pada yang jantan biasanya tidak ditumbuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian occipital (bagian belakang kepala) betina mempunyai bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lobang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak mempunyai taji/susuh. Suara burung ini sangat lantang sehingga dapat terdengar dari kejauhan lebih dari satu mil. Suara yang jantan dapat dibedakan karena mempunyai interval pengulangan yang pendek. Sedangkan yang betina suaranya mempunyai pengulangan dengan interval semakin cepat dan yang terakhir suaranya panjang sekali. Burung ini mempunyai suara tanda bahaya yang cirinya pendek, tajam dan merupakan alunan yang parau.

Habitat & Penyebaran
Burung ini suka hidup di kawasan hutan, mulai dari dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 1000 m di atas permukaan laut. Penyebaran burung ini adalah di Sumatera dan Kalimantan. Juga terdapat di Asia Tenggara.

Makanan
Makanannya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga. Burung ini juga suka mencari sumber air untuk minum sekitar jam sebelas siang.

Perkembangbiakan
Tingkah laku sampai terjadinya perkawinan ini berlangsung dalam tiga fase pertunjukkan tarian, yaitu fase perangsang, fase si jantan menegakkan bulu tubuhnya dengan menghadapi si betina secara vertikal dan fase si jantan menunggangi si betina secara berirama. Burung ini bertelur yang biasanya berjumlah dua butir. Warna telurnya kream atau kuning keputihan dengan bercak-bercak kecil diseluruh permukaan. Ukurannya sekitar 66 X 47 mm. Telur ini dierami oleh betina selama kurang lebih 25 hari. Anak yang ditetas akan tinggal disarangnya bersama induknya untuk beberapa saat dan kemudian mengiringi induknya kemana induknya pergi. Anak burung ini akan mencapai tingkat dewasa kurang lebih dalam satu tahun.



RIAU

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/04riau/riau1p.jpgPALEM NIBUNG
(Oncosperma tigillarium (Jack) Ridl.)
Nama lain        : Ruyung
Suku                : Arecaceae



Latar Belakang
Nibung adalah salah satu jenis Palem Berduri yang umumnya dikenal oleh penduduk pesisir, seperti di daerah Riau. Palem Nibung sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat Riau sejak dahulu kala. Keadaan ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa tempat misalnya, Tanjung Nibung, Teluk Nibung yang mengabadikan nama tumbuhan tersebut. Selain itu keterkaitan ini nampak pula dalam pantun ataupun ungkapan tradisionalnya. Sedangkan pemanfaatan Nibung sangat beragam sebagai contoh, batang nibung dapat digunakan untuk bahan bangunan (lantai, pipa untuk saluran air dan sebagainya), dan tongkat. Dalam upacara adat Tongkat Nibung/Tongkat Ruyung sebagai lambang besarnya peranan nibung di masa silam terhadap kehidupan kebudayaan Melayu Riau. Sehingga Tongkat Nibung dapat dijadikan semacam lambang kehormatan bagi seseorang yang dianggap berjasa ataupun orang yang dijadikan sesepuh atau dituakan serta dihormati. Daun untuk atap rumah dan anyaman keranjang. Perbungaannya dapat untuk mengharumkan beras. Umbut dan kuncup perbungaan dapat dibuat sayur serta buahnya dapat pula dipakai sebagai teman makan sirih pengganti pinang. Duri Nibung yang disebut pating dipakai sebagai paku bangunan sesaji dalam upacara adat. Nibung masih tumbuh meliar serta merupakan tumbuhan asli kawasan Indonesia, Malaysia dan Indo China.

Pertelaan
Nibung termasuk Kelompok Palem yang masih liar, tumbuh berumpun seperti bambu. Satu Palem Nibung memiliki 5 - 18 anakan. Tinggi batang/pohon dapat mencapai 30 m, lurus dan berduri, garis tengah batang sekitar 20 cm. Daunnya seperti 13 daun kelapa ujungnya agak melengkung dan anak-anak daun menunduk sehingga tajuknya nampak indah. Warna tangkai perbungaan kuning cerah. Perbungaan berbentuk tandan seperti mayang kelapa yang menggantung, warna bulir kuning keunguan. Dalam setiap mayang ada 2 jenis bunga, bunga jantan dan bunga betina. Umumnya 1 bunga betina diapit oleh 2 bunga jantan. Seludang pembungkus perbungaannya juga berduri. Buahnya bundar, berbiji satu permukaan halus warna ungu gelap.

Ekologi
Nibung tumbuh di dataran rendah yang beriklim basah. Penyebarannya terbatas umumnya dekat hutan pantai yang berair payau. Serta tumbuh baik pada ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut.

Musim Berbunga / Berbuah
Nibung tumbuh liar serta berkembang biak secara alami melalui anakan yang tumbuh di sekitar pangkal tumbuhan induknya (5 - 18 anakan).


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/04riau/riau1s.jpgBURUNG SERINDIT
(Loriculus Galgulus (Linnaeus))
Nama lain        : Sindit, Seindit
Suku                : Psittacidae


Latar Belakang
Bagi orang melayu Riau, Serindit sudah lama dimitoskan bahkan diabadikan dalam berbagai cerita rakyat dan dijadikan lambang-lambang : kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati maupun lambang kearifan. Beragamnya lambang dan mitos yang berkaitan dengan Serindit, menyebabkan unsur burung ini dimasukkan pula ke dalam lambang Propinsi Riau, yakni pada "Hulu Keris" yang disebut "Hulu Keris Kepala Serindit", yang melambangkan keberanian, arif dan bijaksana di dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Keris sebagai bagian pakaian lengkap adat Riau, hulunya yang bermotif Serindit.
Di dalam cerita-cerita rakyat Riau, terutama kisah mengenai dunia fauna, burung ini disebut dengan gelar "Panglima Hijau". Di dalam kehidupan orang Melayu Riau, sangkar berisi Serindit digantungkan di bagian depan rumah, tidak jauh dari ambang pintu muka. Penempatan ini dikaitkan pula dengan adanya kepercayaan, bahwa Serindit dapat menolak "sihir", "penyakit ayan" dan sebagainya.

Pertelaan
Serindit bentuknya seperti burung parkit, tetapi ekornya pendek. Bulu sayapnya berwarna hijau tua, dan pada ujungnya terdapat warna merah dan hitam. Badannya berwarna hijau muda bercampur kekuning-kuningan, sedangkan punggungnya terdapat warna kuning dan kecoklatan. Ekor herwarna hijau tua bercampur dengan merah dan hitam. Paruhnya berwama hitam, sedangkan di puncak kepalanya terdapat warna biru. Serindit jantan pada bagian atas dadanya terdapat warna merah berbentuk bulatan, sedangkan pada Serindit betina warnanya hijau kekuningan. Perbedaan warna di bagian atas dada inilah yang memudahkan orang menentukan apakah serindit itu jantan atau betina. Jari-jarinya berjumlah empat buah. Burung ini relatif bertubuh kecil, sifatnya lincah dan pemberani, terutama yang jantannya. Seperti burung lain dari kelompok ini, jenis ini mempunyai kebiasaan aneh menggantung ke bawah pada waktu tidur.

Habitat & Penyebaran
Serindit hidup di hutan-hutan lebat, selalu berkelompok dan berpasangan. Di daerah Riau, populasi Serindit yang terbesar adalah di daerah daratan Sumatera, sedangkan di kepulauan Riau, walaupun ada (umumya di pulau-pulau besar yang berhutan lebat) jumlahnya tidaklah banyak. Daerah penyebarannya adalah Semenanjung Melayu, Singapura, Kep. Anamba Kalimantan, Kep. Riau, Bangka dan Belitung, Sumatera dan pulau-pulau seperti Nias, Siberut, Sipora dan Enggano.


Makanan
Makanannya terdiri dari nektar, bunga, buah-buahan, biji-bijian dan kemungkinan serangga kecil.

Perkembangbiakan
Musim berkembangbiak antara bulan Januari dan Juli. Sarangnya di lubang pohon yang hidup atau yang sudah mati. Sarangnya terletak sekitar 12 m dari atas tanah. Diameter lubang sarang berukuran kira-kira 8 cm. Kedalaman sarangnya sekitar 45 cm dengan lebar 30 cm. Alas sarang terdiri dari daun-daun. Betina membawa bahan untuk sarang dengan cara diselipkan pada bulu-bulu tunggingnya. Jumlah telurnya rata-rata 3 butir. Telur tersebut menetas setelah dierami selama 3 - 4 minggu.



JAMBI

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/05jambi/jambi1p.jpgPINANG MERAH
(Cyrtostachys sp.)
Nama lain        : Palem lipstick
Suku                : Arecaceae



Latar Belakang
Pinang Merah atau Palem Merah merupakan jenis tumbuhan asli yang hidup di daerah Jambi yang dapat menggambarkan keunikan dalam budaya masyarakat Jambi. Walaupun ada juga penyebarannya di daerah lain tetapi populasi terbesar ada di Jambi. Bagi sebagian masyarakat Jambi, Pinang Merah juga mempunyai arti yang berbau ritual atau mistik, dimana apabila Pinang Merah ditanam di depan rumah maka akan menolak segala bentuk bala dan guna-guna yang ditujukan kepada penghuninya. Sehubungan dengan hal itu, maka Pinang Merah ditetapkan sebagai maskot Flora Propinsi Jambi. Dengan sosok penampilannya yang ramping, tinggi semampai, ditambah kontrasnya wama merah maka Pinang Merah tetap menjadi primadona suatu taman.

Pertelaan
Palem Merah mempunyai ciri batangnya berkayu, berbentuk lurus, pohon memiliki ketinggian 6 -14 m, tumbuh berumpun dengan anakan tersebar disekeliling induknya, batang tidak besar dan daunnya bersirip agak melengkung dengan anak-anak daun agak kaku, warna hijau cemerlang, pelepah daunnya berbentuk seludang dan mempunyai ciri khas berwarna merah dari pangkal pelapah daun hingga keujungnya. Pinang Merah dikenal ada 2 jenis yaitu Cyrtostachys lakka dan Cyrtostachys renda. Jenis Cyrtostachys lakka mempunyai warna merah lebih jelas dan ukuran buahnya lebih besar dibanding dengan Cyrtostachys renda.



Ekologi
Palem Merah merupakan tanaman tropis. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Palem Merah adalah tanah gembur dengan pH tanah 6 - 7 dan sistem drainasenya baik.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/05jambi/jambi1s.jpgHARIMAU SUMATERA
(Panthera tigris sumatrae Pocock)
Nama lain        : Harimau loreng, Balamun, Babiat
Suku                : Felidae


Latar Belakang
Propinsi Daerah Tingkat I Jambi adalah termasuk salah satu wilayah sebaran habitat alami harimau Sumatera, karena itu sudah sewajarnyalah apabila Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi, mengkaji : kondisi, eksistensi dan perspektif serta prospek Harimau Sumatera yang berada dalam wilayah Propinsi Jambi. Harimau Sumatera dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian 1972 No. 327/Kpts/Um/7/1972. Semenjak jaman dahulu harimau memiliki tempat tersendiri di dalam tatanan adat istiadat penduduk Propinsi Jambi, sehingga harimau dihormati dan disegani serta diakui keberadaannya, terbukti dengan panggilan "datuk" : terhadap satwa karnivora tersebut. Penduduk beranggapan bahwa harimau akan mengamuk apabila penduduk itu sendiri melakukan kesalahan, sehingga kejadian pemangsaan manusia oleh harimau tidak dianggap masalah besar.

Pertelaan
Ukuran panjang tubuh dapat mencapai 280 cm dan panjang ekor berkisar 60 - 95 cm. Sedangkan berat tubuhnya berkisar 227 - 272 kg. Garis-garis loreng tersusun rapat, rambut-rambutnya di pipi berkembang baik dan seringkali mempunyai rambut tengkuk yang pendek. Rambut-rambut pada bagian perut berwarna putih yang membatasi daerah loreng-loreng yang sempit. Harimau memiliki sifat soliter (menyendiri) terutama pada yang jantan. Hal ini dapat dilihat dari pemantauan gangguan harimau dilakukan oleh harimau jantan secara sendiri-sendiri (soliter), terkecuali harimau betina yang sedang mengasuh anaknya. Perilaku alamiah harimau memakan ternak penduduk dan menyerang manusia, merupakan pengecualian dari perilaku alamiah. Hal ini terjadi apabila harimau dalam kondisi terancam, dalam keadaan terluka karena terkena perangkap, dan pada anak harimau yang sedang belajar berburu.

Habitat & Penyebaran
Harimau Sumatera yang merupakan salah satu anak jenis harimau di dunia, populasinya tersebar di seluruh pulau Sumatera yang,memiliki hutan hujan tropis. Tipe habitat Harimau Sumatera bervariasi dari dataran pantai berawa payau dan tawar, dataran rendah dan perbukitan dengan tipe vegetasi hutan, primer, sekundei; padang rumput, lahan perkebunan dan pertanian masyarakat. Habitat yang paling disukai adalah wilayah perbatasan hutan dengan areal garapan masyarakat, yang biasanya banyak dihuni oleh jenis makanan buruan. Tidak sedikit harimau yang menjarah kebun-kebun dan tanah pertanian penduduk, atau sesekali masuk kampung karena tertarik dengan temak penduduk. Satwa ini menyukai tempat-tempat yang sejuk bahkan sering berendam dalam air pada siang hari yang panas.

Makanan
Makanan mencakup hampir apa saja seperti babi hutan, kancil, monyet, bahkan sampai-sampai binatang air seperti ikan, buaya dan kura-kura pun dicarinya.

Perkembangbiakan
Perkawinan harimau dilakukan sepanjang tahun di daerah yang mempunyai iklim tropis. Masa kehamilan harimau adalah 103 -112 hari. Anak yang dilahirkan berjumlah 1- 6 ekor, akan tetapi biasanya hanya 2 ekor yang hidup. Induk harimau akan mengasuh anaknya hingga anak tersebut telah mampu untuk mandiri, yaitu pada usia 2 - 3 tahun. Sedangkan jantan harimau tidak secara langsung membesarkan anaknya.



BENGKULU

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/06bengkl/bengkl1p.jpgBUNGA SUWEG RAKSASA
(Amorphophallus titanum Becc.)
Nama lain        : Bunga Bangkai Raksasa, Kubut, Kehubut
Suku                : Araceae



Latar Belakang
Bunga Suweg Raksasa masih berkerabat dekat dengan Suweg yang kita kenal. Jenis ini sangat istimewa karena ukuran umbinya yang besar beratnya mencapai 100 kg dan perbungaannya dalam dunia botani dikenal sebagai perbungaan yang terbesar di dunia. Perbungaannya pada saat mekar mengeluarkan bau busuk seperti bangkai binatang, karena itu Suweg ini dikenal pula dengan "Bunga Bangkai Raksasa". Jenis ini umumnya tumbuh di kawasan Bukit Barisan Sumatera namun di Daerah Bengkulu populasi Suweg Raksasa ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan tempat lain. Di tempat lain populasinya sudah menurun akibat habitatnya sudah berubah status menjadi lahan untuk perumahan, pertanian dan perkebunan. Selain itu mengingat jenis ini belum diketahui manfaatnya dan keberadaannya cukup mengganggu akibat bau busuk menyengat pada saat berbunga, penduduk cenderung untuk memotong baik bagian daunnya maupun bunganya dengan parang. Dengan demikian populasi tumbuhan dewasa semakin terancam jumlahnya. Pada saat ini terjadi proses pembesaran umbi karena penambahan tepung sebagai hasil fotosintesa disimpan sebagai cadangan makanan. Tahap berikutnya adalah "tidur" atau dorman, pada saat ini tidak ada aktifitas pertumbuhan umbi. Selanjutnya diikuti dengan tahap pertumbuhan generatif, yaitu dari umbi muncul perbungaannya. Pada saat tersebut umbinya menjadi kecil karena tepungnya telah'dipakai untuk pembentukan bunga, buah dan biji. Dari biji, proses perkembangbiakkan secara alami terjadi. Proses tersebut masing-masing berselang selama satu tahun, sehingga satu siklus pertumbuhan dari bunga sampai biji yang tumbuh membutuhkan waktu kira-kira 3 tahun. Keunikan lainnya, adalah jenis ini hanya terdapat di Indonesia. Besarnya umbi memang merupakan hal yang sangat menarik perhatian, sehingga banyak peneliti yang sedang mengungkapkan potensi umbi tersebut untuk kesejahteraan manusia.

Pertelaan
Bunga Bangkai Raksasa termasuk di dalam suku talas-talasan (Araceae), tumbuh secara liar dan jarang hidup merumpun. Dari satu umbi biasanya muncul satu tunas saja. Umbi yang sudah dewasa garis tengah dapat mencapai 80 cm. Daunnya disebut daun majemuk yang tangkai daunnya disebut sebagai batang semu serta mencapai tinggi 3 m dengan garis tengah 30 cm. Perbungaannya berbentuk tongkol dengan bunga jantan dan bentinanya menempel pada tongkolnya. Bunga jantan terletak pada bagian atas tongkol, sedangkan bunga betinanya terdapat pada bagian pangkal tongkol. Bunga betina masak lebih dahulu dari bunga jantan, sehingga jenis ini memerlukan bunga jantan yang berasal dari perbungaan yang lain. Bau busuk inilah yang mengundang serangga (lalat) untuk datang dengan harapan membawa serbuk sari dari perbungaan yang lain. Perbungaan ini tingginya bisa mencapai 2 m dengan lebar mahkota bunga/spadik 1,5 m serta warnanya bervariasi dari merah lembayung sampai kehijauan. Hal yang unik serta menjadi dasar perlunya jenis ini dilindungi dari kepunahan adalah siklus pertumbuhannya. Dalam pertumbuhannya sampai dewasa ada 3 tahap, pertumbuhan vegetatif merupakan tahap dimana umbi tersebut menghasilkan daun saja.

Ekologi
Jenis ini di alam menyukai tanah alluvial yang subur, gembur, kaya akan humus dengan pH 6-7. Tumbuh pada lahan-lahan yang miring seperti di tepi sungai.

Musim Berbunga
Bunga Suweg Raksasa umumnya menghasilkan bunga pada saat awal musim hujan yaitu pada bulan-bulan Desember sampai Februari. Adakalanya berbunga pada bulan Maret dan April. Buahnya akas segera membesar dan akan masak setelah 4 - 5 minggu kemudian. Buah berwarna hijau akan berubah menjadi merah pada saat masak. Di dalam buah terdapat biji yang besarnya seperti biji bayam, warna putih kecoklatan. Dari biji inilah maka perkembangbiakan secara alami terjadi, sehingga di sekitar tumbuhan yang dewasa dan telah berbunga sering ditemukan semai-semainya
Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/06bengkl/bengkl1s.jpgBERUANG MADU
(Helarctos malayanus (Raffles))
Nama lain        : Baruwang, Gampul, Lego
Suku                : Ursidae



Latar Belakang
Beruang madu merupakan jenis fauna langka dan dilindungi sesuai ordonansi Perlindungan Alam 1941 Stbl Nomor 167 serta Keputusan Menteri Pertanian No. 66/Kpts/Um/2/1973 tanggal 4 Februari 1973. Binatang ini termasuk langka, karena terjadi penurunan pesat dari populasi di alam.
Jumlah populasi yang pasti di Bengkulu belum diketahui, tetapi ada pertanda kecenderungan menurun. Kemunduran populasi tersebut akibat adanya perburuan liar dan kerusakan habitat.

Pertelaan
Beruang madu termasuk salah satu jenis beruang terkecil di antara jenis beruang yang ada di dunia. Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50 - 65 kg. Kukunya panjang-panjang dan terdiri dari lima buah, masing-masing pada kaki muka dan belakang. Kaki depannya menghadap ke dalam dan tapaknya licin. Dengan kukunya dan bentuk kakinya inilah dia dapat memanjat pohon-pohon yang berbatang lurus dan tinggi dengan cepat dan mudah.
Beruang madu berwarna hitam, dengan sedikit bulu yang keputih-putihan atau kuning yang berbentuk "V" di dadanya: Moncongnya berwama lebih cerah dari wama badannya.

Habitat & Penyebaran
Hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering:juga di lahan-lahan pertanian. Beruang madu biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.
Penyebarannya mencakup Sumatera dan Kalimantan serta Semenanjung Malaya, Indocina, Cina Selatan dan Burma. Di propinsi Bengkulu banyak dijumpai di daerah-daerah rawan gangguan, yaitu di kabupaten Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara.

Makanan
Beruang madu walaupun termasuk ke dalam ordo karnivora (pemakan daging) tetapi bersifat omnivora (pemakan segala), antara lain binatang-binatang kecil, burung, ayam, buah-buahan dan daun-daun tertentu terutama pucuk-pucuk palem. Beruang madu memakan serangga, sayur-sayuran clan buah-buahan. Makanan yang paling disukainya ialah sarang lebah (anak beserta madunya), oleh karena itulah binatang ini disebut "beruang madu". Caranya seekor beruang memangsa sebuah sarang madu, ialah dengan memasukkan kuku-kuku kaki depannya ke dalam sebuah sarang yang sudah ada madunya, lalu menjilat madu beserta anak lebah itu dari dalamnya. Kegiatan mencari makan dilakukan pada malam hari.

Perkembangbiakan
Induk betina beruang madu mengandung anaknya selama tiga bulan. Anaknya satu atau dua ekor. Berat anaknya diwaktu lahir kira-kira 300 gram diletakkan di tanah pada tempat tersembunyi atau di antara akar-akar pohon besar. Satwa ini dikenal sebagai hewan yang monogami.



SUMATERA SELATAN

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/07sumsel/sumsel1p.jpg DUKU
(Lansium domesticum Corr)
Nama Lain      : Langsat, Kokosan
Suku                : Meliaceae


Latar Belakang
Duku (Lancium domesticum Corr) adalah jenis pohon buah unggulan Propinsi Sumatera Selatan, walaupun penyebaran alaminya di Indonesia dan Malaysia. Duku Palembang dengan nama Duku dari Sumatera Selatan terkenal di dunia perdagangan dan lebih baik Duku dari daerah lain karena rasanya sangat manis dan segar, kulitnya tipis. Prospek pengembangan Duku Palembang sangat cerah karena harganya cukup baik.

Pertelaan
Tanaman Duku  berbatang pokok tinggi, dapat mencapai 15 - 20 m. Batang pokonya tegak, berdiameter 30 - 40 cm atau lebih. Daun tanaman duku berselang-seling, bersirip ganjil dengan 5 - 7 anak daun. Helaian daun bertangkai berbentuk elips, bulat panjang atau lonjong. Helaian daun 12 - 15 cm dan lebar daun 7 - 12,5 cm. Panjang tangkai daun 0,8 - 1,2 cm. Tandan bunga terletak pada cabang atau batang yang besar, menggantung berdiri sendiri atau dalam berkas 2 - 5, ukurannya kecil. Daun mahkota 4 - 5 helai, tidak pernah membuka lebar.
Bentuk buah bulat sampai lonjong , berbulu pendek. Kulit buah berwarna kuning muda keabu-abuan, tipis dan mengandung cairan seperti susu. Buah biasanya mempunyai dua biji yang rasanya pahit, masing-masing biji mempunyai dua embrio, terbungkus oleh lapisan yang transparan, berdaging dan melekat erat pada biji.

Ekologi
Tanaman Duku dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai pada ketinggian 500 mdpl. Dengan tipe iklim basah sampai agak basah dengan curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm pertahun dan merata sepanjang tahun.pH tanah baik adalah 6 - 7, tanaman Duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.

Musim Berbunga
Pada umumnya tanaman Duku mulai berbunga antara bulan September dan Oktober, buah dapat dipanen 6 bulan setelah kemudian, yakni bulan Maret-April.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/07sumsel/sumsel1s.jpgIKAN BELIDA
(Notopterus Chitala (H.B.))
Nama lain        : Lopis, Kapirat, Belido
Suku                : Notopteridae


Latar Belakang
Daging ikan belida termasuk enak, sehingga di kalangan masyarakat Sumatera Selatan dagingnya memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sejak dahulu, daging ikan Belida terkenal untuk bahan makanan khas masyarakat Palembang terutama kerupuk, pempek Palembang dan sebagainya. Bila dilihat penyebarannya dan populasi ikan Belida yang cukup tinggi, maka hal ini merupakan langkah pemerintah dalam mengantisipasi keberadaannya dari pemanfaatan yang berlebihan melalui penetapan identitas atau maskot fauna daerah.

Pertelaan
Bentuk badan ikan belida adalah pipih dan kepala kecil. Bentuk kepala dekat punggung cekung. Bungkuk di bagian tungkuk, sisik kecil-kecil. Rahang semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas belakang mata. Sisik pada'penutup insang pertama terdapat 20 - 22 baris. Berwarna agak kelabu di bagian punggung,  dan agak putih keperakan dibagian perut. Pola warna bervariasi sesuai dengan fasenya. Panjang maksimum kurang lebih 875 mm dan berat tubuh dapat mencapai 15 kg.  Walaupun ukurannya lebih besar, namun tak urung juga digemari orang sebagai ikan hias akuarium air tawar. Sisi badannya dihias deretan bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih seperti jendela kapal laut. Kalau sudah dewasa, gambaran tubuh itu hilang dengan sendirinya, diganti dengan sejumlah garis seperti sabuk hitam. Mulut ikan belida luar biasa lebarnya, kalau dibandingkan dengan kecilnyva kepala. Itu berkaitan dengan caranya makan sebagai ikan pemakan daging, yaitu menyikat (menyambar) dan mencaplok mangsa yang berhasil diburu dan dipojokkan.

Habitat & Penyebaran
Hidup di air tawar terutama di daerah banjir (Lebak Lebug) dan sungai. Dapat berkembang pada tempat-tempat kurang dari 30 motor dari permukaan laut. Di Indonesia sebarannya meliputi Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Di Sumatera Selatan khususnya di daerah Ogan Komering llir, Ogan Komering Ulu, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Kodya Palembang dan sebagian kecil daerah Kabupaten Lahat.

Makanan
Ikan belida bersifat predator (pemangsa), makanannya terdiri dari anak-anak ikan dan udang.

Perkembangbiakan
Berkembangbiak secara alami di perairan umum menjelang air besar (awal musim penghujan), telur diletakan pada tonggak-tonggak yang kuat pada kedalaman 1 - 2 meter. Sarang dibuat oleh ikan jantan dari ranting dan daun, ikan tersebut juga menjaga telur dan anak-anaknya.



LAMPUNG

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/08lampng/lampng1p.jpgBUNGA ASHAR
(Mirabilis jalapa L.)
Nama lain        : Bunga Pukul Empat, Kederat, Hoja
Suku                : Nyctaginacea



Latar Belakang
Bunga Ashar mekar pada sore hari, dan bunga ini dipergunakan sebagai pertanda telah masuknya waktu Shalat Ashar bagi masyarakat yang beragama Islam pada jaman dahulu. Bunga ini disenangi oleh masyarakat Lampung semenjak Agama Islam masuk ke daerah Lampung sekitar abad ke IV. Oleh karena bunga tersebut berkaitan dengan petunjuk waktu sholat, maka penduduk desa di jaman dahulu banyak menanam bunga tersebut di pekarangan rumah atau di depan pondok (Surau) dan kebiasaan ini sampai sekarang masih banyak kita temui di pelosok/di desa-desa masyarakat Lampung. Bijinya yang berdaging (lembaga) berwarna putih pada jaman dahulu digunakan untuk bahan bedak.

Pertelaan
Bunga Ashar merupakan tanaman hias, pada umur 3 bulan tanaman ini baru mulai berbunga. Bunganya seperti terompet kecil, warna bunga tergantung jenisnya, ada yang merah, putih, kuning, bahkan kadang-kadang dalam satu pohon terdapat warna campuran. Batangnya tebal dan tegak tidak berbulu dan banyak bercabang-cabang. Daunnya berbentuk seperti gambar hati berujung runcing dan panjangnya 3 - 15 cm. lebarnya 2 - 9 cm. Bijinya bulat berkerut, jika sudah masak berukuran 8 mm. Pada waktu muda bijinya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi hitam kehitaman. Akhirnya pada saat matang bewarna hitam sepenuhnya. Tanaman ini biasanya tumbuh liar tidak terpelihara.



Ekologi
Bunga Ashar merupakan tanaman tropis, dapat tumbuh sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Suhu yang dikehendaki berkisar antara 26 – 30o C, meskipun suhu lingkungan sejuk, namun demikian juga membutuhkan sinar matahari yang cukup. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Bunga Pukul Empat adalah tanah yang gembur, subur, dengan pH tanah 6 - 7.

Musim Berbunga
Bunga Ashar atau Bunga Pukul Empat berbunga sepanjang tahun.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/08lampng/lampng1s.jpgGAJAH SUMATERA
(Elephas maximus sumatrae Linnaeus)
Nama lain        : --
Suku                : Elephanidae


Latar Belakang
Penyebaran dan jumlah gajah di daerah Lampung cukup tinggi. Pusat Pendidikan Latihan Gajah (PLG) terdapat di Way Kambas Kampung Tengah, yang merupakan langkah pemerintah dalam menjinakkan gajah liar yang sampai saat ini masih mengganggu masyarakat petani di pinggir lokasi habitat. Masyarakat Lampung mempopulerkan dengan nama Gadjah Lampung, dan untuk pertama diperkenalkan melalui pertunjukkan sepak bola gajah di arena pembukaan MTQ XV Tahun 1988 di Lampung. Mengingat tingkat populasi satwa gajah yang rendah, maka gajah di Indonesia dilindungi sejak tahun 1931; berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar Th. 1931 No. 134 dan No. 266.

Pertelaan
Tinggi gajah jantan dewasa yang ada di Lampung dapat mencapai 3 meter, yang ditunjukkan dengan memiliki gading, sebagai gambaran sekilas yaitu, gajah yang bergading adalah gajah jantan dan umumnya dengan bentuk tulang punggung rata adalah gajah betina. Berat gajah jantan dewasa mencapai 4 ton, sedangkan anak gajah yang baru dilahirkan mempunyai berat 75 - 100 kg.
Gajah Sumatera berwarna coklat gelap sampai mendekati hitam. Kedewasaan ditunjukkan dengan warna kulit dengan bintik-bintik coklat terutama pada telinga dan leher. Bentuk dan ukuran telinga gajah adalah segitiga dan kecil. Apabila daun telinga bergerak kebelakang, maka lekukannya sampai menutup leher. Pendengarannya jauh lebih baik dibandingkan dengan penglihatannya. Belalai gajah pada saat tidak aktif dapat mencapai tanah dari tempat gajah berdiri. Belalai dapat berfungsi sebagai alat pencium peraba. Belalai juga berfungsi untuk mengambil air minum, memiliki kapasitas (daya hisap) mencapai 7 - 10 liter air. Kuku kaki gajah depan berjumlah 5 dan kuku kaki belakang berjumlah 4. Kuku berfungsi sebagai pelindung ujung kaki pada waktu membentur benda disaat sedang berjalan. Gading yang menjadi kebanggaan gajah jantan merupakan bagian dari gigi seri dari bahan email.

Habitat & Penyebaran
Gajah Sumatera, seperti halnya gajah Asia lainnya, tidak tahan panas matahari dan pada siang hari mencari naungan di tengah-tengah hutan lebat. Kadang-kadang dikunjunginya sungai atau kolam untuk berendam. Gajah juga senang mandi lumpur untuk memperoleh lapisan lumpur yang perlu untuk mencegah gigitan serangga. Di Indonesia, gajah dapat ditemukan di Sumatera (E.m. sumatrae) dan di Kalimantan (E.m. indicus). Di luar Indonesia, gajah banyak terdapat di beberapa tempat seperti Srilangka, India dan di daratan Asia Tenggara.

Makanan
Mereka makan daun-daunan atau umbut-umbut muda dan berbagai macam palma, tanaman merambat atau rumput-rumputan. Mereka juga suka tanam-tanaman pertanian seperti jagung, pisang, sehingga untuk mendapatkan makanan seringkali mereka menyerbu daerah pertanian.

Perkembangbiakan
Gajah mencapai dewasa kelamin pada umur 10 -12 tahun. Dalam satu kelompok hanya satu gajah jantan yang berhak mengawini betina yang berahi. Kehamilan gajah betina dapat diketahui dari tegangan kulit perut. Masa kehamilan gajah sampai melahirkan adalah 20 - 22 bulan. Sifat kelahiran tunggal dan anaknya menyusui melalui kelenjar susu. Masa menyususi anak sampai kira-kira anak gajah berumur 2 tahun atau paling tidak sampai gajal betina hamil lagi.



DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/09dki/dki1p.jpgSALAK CONDET
(Salacca zalacca) (Gaertner) Voss
Nama lain        : Salak
Suku                : Arecaceae



Latar Belakang
Tanaman Salak merupakan tanaman ash Indonesia, di Indonesia terdapat beberapa jenis salak dimana salah satunya adalah Salak Condet. Salak Condet dapat dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan tempat dimana salak tersebut dibudidayakan yaitu Salak Condet Batu Ampar, Salak Condet Tanjung Barat dan Salak Condet Bale Kambang. Tanaman ini ditemui di Kebun Salak masyarakat Condet Jakarta Timur secara turun temurun. Salak Condet digemari orang karena rasanya manis, buahnya agak besar, bijinya agak kecil serta mempunyai aroma yang khas.

Pertelaan
Tanaman Salak berakar serabut, batang tanaman salak pendek dan hampir tidak kelihatan karena ruas-ruasnya padat dan tertutup oleh pelepah daun yang tertutup rapat. Daun berbentuk pita panjang yang tersusun pada pelepah panjang yang berawal pada pangkal pohon. Pelepah bersirip terputus-putus dan panjang berkisar antara 2,5 - 7 m. Buah Salak menyerupai bentuk segitiga dengan pangkal meruncing dan ujung bulat, buah bergerombol dalam bentuk tandan, berwarna coklat tua, mengkilap dan bersirip teratur.

Ekologi
Salak merupakan tanaman dataran rendah dapat dikembangkan pada hampir semua jenis tanah, di daerah Condet tanaman salak tumbuh pada tanah Latosol merah kuning sampai coklat, pada ketinggian 7 m dpl. Menyukai sinar matahari cukup tetapi tidak langsung. Indentitas cahaya optimal 70%, dengan suhu harian rata-rata 20 – 30o C.
Musim Berbuah
Tanaman Salak akan berbuah sepanjang tahun, asalkan dibudidayakan secara baik. Tanaman Salak mulai berbuah setelah berumur 2 - 3 tahun jika berasal dari cangkokan, sedang yang berasal dari biji 4 - 5 tahun.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/09dki/dki1s.jpgBURUNG ELANG BONDOL
(Haliastur indus (Boddaert))
Nama lain        : Lang merah, Lang tembikar
Suku                : Accipitridae


Latar Belakang
Apabila dilihat dari penyebarannVa, Elang Bondol bukan burung asli DKI Jakarta, akan tetapi keberadaannya di Jakarta tetap dipertahankan. Elang Bondol dikatagorikan mempunyai tipe penyebaran kosnuopolit, yaitu penyebarannya sangat luas pada beberapa daerah penyebaran regional, yakni meliputi seluruh daerah Nusantara. Pemanfaatan secara langsung Elang Bondol bagi manusia belum banyak terungkap. Namun dari segi bioekonomis, Elang Bondol rnerupakan salah satu mata rantai bagi keseimbangan ekosistem kota Jakarta. Burung Elang Bondol selain penerbang dan penjelajah yang ulung juga gigih, ulet dan pantang menyerah dalam memburu mangsa untuk kelangsungan hidup dan kelestarian jenis. Sifat ini melambangkan bahwa warga Jakarta sangat gigih, ulet dan cekatan di dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan di dalam membangun kota Jakarta pada khususnva maupun Indonesia umumnya serta selalu dinamis, tangkas dan cepat dalam bertindak. Selain itu, bentuk dan warna tubuhnya sangat artistik clan menarik.

Pertelaan
Pada dasarnya keluarga Accipitridat, dapat dikelompokan ke dalam beberapa jenis menurut bentuk dan perilakunya seperti kelompok "Kites", "goshowks", "Short toed Eagle" dan "Horries". Adapun elang bondol dapat dimasukkan ke dalam kelompok "Eagle". Kelompok " Eagle " mempunyai ciri-ciri tubuh berukuran relatif besar yaitu sekitar 43- 50 cm panjangnya, mempunyai sikap yang gagah, sayap panjang clan lebar, kaki kuat, jari kaki dilengkapi cakar. Bentuk tubuh Elang Bondol sangat mudah dikenali yakni seperti burung Rajawali. Warna tubuhnya coklat kemerahan, kecuali bagian kepala dan lehemya berwarna putih.

Habitat & Penyebaran
Daerah pantai, sawah, daerah aliran air dan daerah berpaya. I'enyebararmya meliputi India, Ceylon, Asia Tropis dan Cina Selatan sampai ke bagian Utara Australia.

Makanan
Elang Bondol bersifat karnivora (pemakan daging) yakni memangsa mamalia kecil, ikan, katak, ketam, ular, kadal clan sebagainya.

Perkembangbiakan
Sarang dibangun pada pohon yang tinggi atau kadang-kadang pada suatu bangunan. Sarangnya terbuat dari ranting-ranting kering clan daun-daun hijau, kertas clan tulang. Telumya berjumlah 1- 4 buah. Telurnya dierami oleh burung betina yang disuapi oleh si jantan pasangannya. Masa pengeraman sekitar 26 - 27 hari. Anak burung meninggalkan sarang setelah 50 - 55 hari.



JAWA BARAT

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/10jabar/JABAR1P.JPG GANDARIA
(Bouea macrophylla Griff)
Nama lain        : Ramania
Suku                : Anacaroiaceae



Latar Belakang
Tanaman Gandaria merupakan tanaman ash Indonesia, masyarakat Jawa Barat, terutama yang bersuku Sunda, terkenal menyenangi sambal lalapan mentahnya. Termasuk dalam kelompok lalapan ini adalah buah Gandaria. Buah Gandaria muda diramu pula menjadi Rujak Kanistren yang dipakai dalam Upacara Tebus Wetengan pada saat wanita Sunda hamil 7 bulan. Nama Gandaria diperoleh dari warna kulit ari bijinya yang ungu kemerahan (Gandaria). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mantap, pemerintah daerah Jaw a Barat menyatukan pilihan pada Gandaria untuk pengenalnya. Dari segi budaya, memang Gandaria lebih memasyarakat di jawa Barat, Kayu Gandaria dapat dipergunakan, dan buahnya dapat dibuat asinan.

Pertelaan
Pohon Gandaria tidak begitu tinggi, hanya setinggi pohon jambu bol. Tajuknya membulat, rimbun dan untaian daunnya berjuntai. Pohon ini lambat pertumbuhannya. Pohon yang berumur 4 tahun dari biji, hanya mencapai tinggi 2 m, tapi tajuknya rimbun. Bunga Gandaria berbentuk hampir bulat.

Ekologi
Pohon Gandaria secara alami tumbuh di hutan basah dan di bawah 300 m dari permukaan taut.


Musim Berbunga
Bunga Gandaria kecil. Karena tajuknya yang rimbun dengan ukuran daun yang besar, maka bunga ini tidak begitu tampak. Bunga tersebut muncul antara bulan Juli - November, dan buah dipanen pada bulan Maret - Juni.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/10jabar/JABAR1S.JPG MACAN TUTUL
(Panthera pardus Linnaeus )
Nama lain        : Macan Jawa, Macan Kumbang
Suku                : Felidae


Latar Belakang
Macan Tutul atau dikenal Macan Jawa merupakan satu-satunya jenis kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Di Jawa Barat terdapat dua jenis kucing besar, yaitu Harimau Jawa dan Macan Tutul. Namun keberadaan Harimau Jawa sampai saat ini belum banyak diketahui, bahkan sebagian ilmuan telah menganggapnya punah. Sedangkan Macan Tutul dengan semua tekanan yang ada sampai saat ini masih dapat bertahan hidup.
Sejak zaman dahulu Macan Tutul dikenal sangat cerdik, kemampuan istimewanya antara lain memiliki pendengaran dan penglihatan yang kuat serta tangguh dalam memanjat pohon.  Dengan semua keistimewaannya ini tidak salah jika Provinsi Jawa Barat menggunakan hewan ini sebagai perlambang kekuatan, kecerdikan, kegagahan dan keindahan.

Pertelaan
Di Asia Tenggara Macan Tutul adalah karnivora terbesar kedua setelah Harimau. Berat rata-rata Macan Tutul jantan adalah 55 kg, dan macan betina 30 kg. Hal yang menarik dari Macan Tutul adalah memiliki dua pola warna, ada yang berwarna kuning dengan bintik-bintik hitam dan ada yang berwarna hitam (orang sering menyebutnya Macan Kumbang), yang diperhatikan diantaya pekatnya warna rambut Macan Kumbang akan terlihat bintik-bintik, mirip sekali dengan Macan Tutul kuning.
Macan Tutul pada umumnya memiliki rambut dengan warna yang bervariasi, mulai dengan kuning pucat hingga warna emas gelap dengan pola bintik-bintik hitam. Kepala, kaki bagian bawah dan bagian perut berbintik hitam pekat. Warna dan pola rambut tersebut sangat sesuai dengan habitat alaminya.   Rambut anak Macan Tutul cenderung lebih panjang dan lebih tebal dibandingkan rambut Macan Tutul dewasa, warna rambunya abu-abu dengan bintik-bintik yang jarang.
 Macan Tutul lebih banyak berburu di atas tanah, dan merupakan pemburu yang handal dengan rata-rata daerah perburuan sekitar 11 - 37 km2, hewan ini akan menerkam mangsanya lalu menyeret kemudian mengangkatnyua ke atas dahan, meskipun seringkali mangsanya berukuran lebih besar daripada tubuhnya, contohnya Babi Hutan. Macan Tutul ini hidup soliter, persebarannya bergantung pada ketersediaan sumber makanan, hewan ini biasa melakukan penandaan wilayah kekuasaannya dengan mengeluarkan urine dan membuat cakaran pada pohon.

Habitat & Penyebaran
Kelebihan Macan Tutul dibanding kucing besar lain yang ada di dunia adalah mudah beradaptasi dan hampir dapat ditemukan pada seluruh tipe habitat. Di Indonesia, Macan Tutul hanya ditemukan di Pulau Jawa. Hewan ini tidak ditemukan di Sumatera, karena adanya kehadiran Harimau dan ke enam spesies lain dari family felidae. Macan Tutul juga tidak ditemukan di Pulau Kalimantan karena ketersediaan mangsa utama mereka.
Macan Tutul hidup di hutan-hutan yang masih alami atau padang rumput. Keberadaan macan tutul sangat dipengaruhi jumlah makanan dan kondisi alam untuk kamuflase dalam berburu atau melindungi diri.
Secara global, Macan Tutul tersebar di banyak wilayah yang meliputi wilayah Asia dan Afrika. Besarnya sebaran Macan Tutul ini menimbulkan variasi genetis dan morfologis pada tiap sub spesiesnya. Pada saat ini di provinsi Jawa Barat, Macan Tutul masih dapat dijumpai di beberapa kawasan :
1. Taman Nasional Gunung Halimun Salak
2. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
3. Cagar Alam Leuweung Sancang
4. Gunung Patuha, Ciwidey
5. Cagar Alam Gunung Simpang, Cianjur
6. Cagar Alam Gunung Tilu, Cianjur
7. dan beberapa daerah lain yang tersebar di provinsi Jawa Barat

Makanan
Macan Tutul aktif di malam hari dan ada beberapa yang juga berburu pada siang hari, dapat memakan berbagai jenis binatang hutan mulai dari Babi Hutan, Kancil, Monyet burung, hewan pengerat sampai serangga.

Perkembangbiakan
Anak Macan Tutul lahir dengan jumlah 2-3 ekor, anak macan akan membuka matanya dalam waktu 10 hari setelah dilahirkan dan selama 3 bulan, anak Macan Tutul akan mengikuti induknya untuk berburu. Macan Tutul betina cenderung untuk memelihara anaknya, betina yang sedang hamil akan mencari gua, celah diantara batu, semak belukar, serta rongga pohon sebagai tempat untuk melahirkan dan merawat anaknya. Macan Tutul jantan juga ikut membantu pasangannya pada masa berkembangbiak salah satunya adalah dengan membawakan hasil buruan induk jantan untuk makanan anak dan induk betina.



JAWA TENGAH
                        `           `
Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/11jateng/JATENG1P.JPG KANTIL
(Michelia alba DC)
Nama lain        : Cempaka Putih, Campaka Puteh, Bunga Eja Kebo
Suku                : Magnoliaceae



Latar Belakang
Bunga Kantil merupakan bunga yang mempunyai nilai tradisi bagi masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah. Pemanfaatan Bunga Kantil pada upacara perkawinan (hiasan sanggul dan keris) dan pada upacara kematian dan tabur bunga (nyekar). Kantil dalam bahasa Jawa berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga Kantil mempunyai makna ritual yaitu 'kemantilkantil' artinya selalu ingat dimanapun berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya sudah berbeda. Keadaan inilah yang menjadikan kebangga-an serta kecintaan masyarakat Jawa Tengah terhadap Bunga Kantil, sehingga Bunga Kantil banyak tertuang pada karya seni masyarakat Jawa Tengah dalam ukiran, lukisan, batik dan sebagainya.

Pertelaan
Tinggi pohon Kantil mencapai 25 m, bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih dari setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, berwarna putih, sangat harum baunya. Perhiasan bunga panjangnya 3 - 5 cm yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing dari pada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang.

Ekologi
Pohon Kantil dapat tumbuh sampai ketinggian 1.600 m dpl. Penyebaran tumbuhan ini dari Asia sampai ke pulau-pulau di Pasifik.


Musim Berbunga
Berbunga sepanjang tahun. Hampir tidak pernah terbentuk buah dan biji.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/11jateng/JATENG1S.JPG BURUNG KEPODANG
(Oriolus chinensis (Linnaeus))
Nama lain        : Manuk Podang, Guntijalu, Gulalahe
Suku                : Oriolidae


Latar Belakang
Dalam kepustakaan karya sastra Jawa, burung kepodang sering diungkapkan baik berupa lagu (lelagon), ungkapan/peribahasa (Wangsalan dan Panyandra) maupun karya puisi modern. Pengertian Burung Kepodang bagi masyarakat Jawa Tengah adalah selain sebagai sebutan burung yang berwarna kuning, dapat juga mempunyai arti generasi muda, anak, keindahan, kekompakan dan keserasian

Pertelaan
Burung Kepodang memiliki ukuran tubuh (dari ujung paruh sampai ujung ekor) sekitar 25 cm. Burung jantan berwarna kuning yang mengkilap cerah dan sebagian sayap serta ekor berwarna hitam. Warna hitam terdapat pula pada bagian kepala mulai dari sekitar kedua matanya melingkar kebelakang dan menyambung di belakang kepalanya. Paruh dan kaki berwarna merah muda (merah daging), bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, panjang paruh sekitar 3 cm. Burung Kepodang betina juga berwarna kuning, tetapi kurang mengkilap clan agak kehijauan. Baik burung betina maupun jantan mempunyai selaput pelangi pada matanya yang berwarna merah serta kaki berwama hitam kelam. Di Jawa Tengah terdapat sejenis burung berwama kuning dan mempunyai ciri-ciri vang hampir sama dengan Burung Kepodang tersebut di atas, akan tetapi paruh dan selaput pelangi matanya berwarna hitam. Burung ini disebut "Kepodang Batu" dan tidak termasukjenis yang digunakan sebagai identitas Jawa Tengah.


Habitat & Penyebaran
Hidup di hutan-hutan terutama di daerah tropika dan sedikit di daerah sub tropika. Umumnya Burung Kepodang hidup berpasangan di hutan-hutan tersebut, namun sering juga terlihat di daerah-daerah dekat pantai, kebun-kebun buah dan pekarangan rumah di pedesaan untuk mencari makan. Burung Kepodang berasal dari daratan Cina dan menyebar ke India serta Asia Tenggara termasuk Indonesia, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Di Jawa dan Bali burung ini umum terdapat di daerah berpohon di dataran rendah.

Makanan
Makanan burung ini terdiri dari buah-buahan (pisang, pepaya, mangga, jambu, duwet) serta serangga-serangga kecil (ulet maupun kepompong).

Perkembangbiakan
Burung ini mempunyai masa bertelur pada awal musim kemarau, yaitu bulan Februari-Juni atau awal musim hujan, yaitu bulan November. Sarang burung ini menggantung pada pohon yang tinggi. Sarangnya berbentuk cawan, dijalin dari rumput-rumputan. Bertelur sebanyak 2 butir dan dierami selama kurang lebih 14 hari oleh burung betina. Perkembang-biakkan burung kepodang secara alami sangat lambat karena banyaknya gangguan ataupun predator baik oleh hewan-hewan pemangsa ataupun oleh manusia. Selain itu berkurangnya lahan hutan-hutan di Jawa Tengah menyebabkan habitat dan populasinya semakin langka.



DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/12diy/DIY1P.JPGKEPEL
(Stelechocarpus burahol (BL) Hook. f & Th.)
Nama lain        : Burahol
Suku                : Annonaceae



Latar Belakang
Kepel merupakan suatu pohon tradisi yang erat dengan adat Jawa, terutama di Daerah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Konon jaman dahulu Pohon Kepel hanya boleh ditanam para Bangsawan/Pejabat Tinggi Keraton karena mempunyai nilai kepercayaan yang kuat dalam budaya keraton. Kepercayaan itu menunjukkan kewibawaan pejabat tinggi tersebut, dalam arti dapat memimpin punggawa keraton dengan baik. Ada juga yang mengartikan siapa yang memiliki Pohon Kepel ini adalah bangsawan yang dekat atau kepercayaan raja, berarti sudah ada dalam "kepelan/genggaman raja" (dalam bahasa Jawa 1 kepelan berarti 1 genggaman tangan). Pohon Kepel ini menjadi terkenal karena buahnya yang berukuran sebesar kepalan tangan dan apabila telah masak aromanya wangi, sedikit berair dan manis. Aroma buah inilah yang mengharumkan nama Kepel. Karena ditanam di halaman keraton maka yang memakan Buah Kepel ini umumnya adalah puteri-puteri keraton, senyawa yang menghasilkan aroma tersebut tidak terurai dalam proses pencernakan. Bahkan dikeluarkan kembali bersama air seni ataupun keringat yang menjadikan aromanya wangi. Jadi disini aroma Buah Kepel dapat menetralkan/menghilangkan bau air seni dan keringat yang kurang sedap. Pohon Kepel mempunyai tajuk yang indah serta dapat dimanfaatkan sebagai pohon penghias taman/pekarangan. Kepel berasal dari Jawa dan Malaya. Di Jawa umumnya sudah dibudidayakan atau ditanam di pekarangan rumah.

Pertelaan
Kepel sudah dikenal oleh masyarakat Jawa, nama lainnya adalah Kecindul/Cindul. Sedangkan di Daerah Pasundan dikenal dengan nama Burahol. Pohon Kepel mencapai tinggi 15 - 20 m, dengan garis tengah sekitar 60 cm, warna pepagan coklat tua. Bentuk bunga bundar atau jorong, berbulu, berbau wangi dan menempel pada batang. Terdapat bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Buah bundar atau agak jorong juga menempel sepanjang batangnva, warna buah coklat. Daging buah rasanya manis dan berair. Pada setiap buah terdapat 4 - 6 biji yang kulit biji tersebut keras dan tebal.

Ekologi
Kepel tumbuh baik pada tanah yang subur mengandung humus dan lembab. Umumnya pohon ini dijumpai pada ketinggian 150 - 300 m dpl.

Musim Berbunga
Pohon Kepel mulai berbunga setelah berumur sekitar 8 tahun, berbunga sekali dalam setahun serta harum baunya. Buah yang sudah tuo/matang pohon, umumnya terdapat 4- 6 biji. Kulit biji sangat keras sehingga harus ada perlakuan ekanis untuk perkecambahan/perkembangbiakkan nya. Pertumbuhan Pohon Kepel ini lambat. Keadaan inilah orang menjadi enggan untuk menanamnya sehingga keberadaan Kepel terbatas. Bahkan banyak orang yang mengkatagorikan bahwa Pohon Kepel termasuk tanaman langka.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/12diy/DIY1S.JPG BURUNG PERKUTUT
(Geopelia striata (Linnaeus))
Narna lain        : Tekukur, Tekuker, Merbok
Suku                : Columbidae


Latar Belakang
Bagi masyarakat jawa, khususnya Yogyakarta, Burung perkutut merupakan satwa yang sudah tidak asing lagi, karena burung ini sudah sangat lama dikenal di berbagai kalangan. Burung perkutut banyak dipelihara masyarakat dengan pertimbangan tertentu baik suaranya, bentuknya, rupanya sampai kepada daya magis yang dimilikinya. Bagi masyarakat yang percaya, memelihara perkutut tidak sekedar dinikmati suaranya tetapi mampu menimbulkan pengaruh kepada pemeliharanya dalam kehidupan sehari-harinya. Khususnya masyarakat Jawa terdapat ajaran "Hasta Brata yang salah satunya adalah kukilo atau burung dan dilambangkan dengan perkutut, karena dianggap memiliki nllai yang sangat luhur. Ajaran tersebut mengandung nasihat-nasihat dalam hidup rumah tangga yang biasanya diberikan pada pasangan atau pengantin yang baru melangsungkan pernikahan. Di dalam dunia kesenian Jawa khususnya karawitan, keindahan burung perkutut dituangkan dalam lagu "Kutut Manggung", yang artinya perkutut manggung atau bernyanyi serta sajak-sajak berbahasa Jawa yang bercerita tentang kebesaran perkutut. Perkutut mempunyai pancaran kharisma yang mengandung daya magis. Pengaruhnya bagi pemelihara dipercaya bisa membawa keberuntungan dan kesejahteraan rumah tangga.

Pertelaan
Burung perkutut termasuk kelompok burung penyanyi. Berukuran sekitar 20 - 25 cm, berwarna coklat dengan ekor panjang. Kepala berwarna abu-abu, leher dan bagian sisinya bergaris halus, punggung coklat dengan tepi-tepi bulu hitam. Bulu sisi terluar ekor kehitam-hitaman dengan ujung putih. Paruh berwarna abu-abu, sedangkan kaki berwarna merah jambu.

Habitat & Penyebaran
Burung perkutut pada umumnya hidup berpasangan, kadang-kadang bergerombol, menyukai tempat terbuka, kebun, tegalan, padang rumput dan halaman rumah yang dekat dengan hutan. Termasuk burung yang jinak karena mudah didekati sampai jarak relatif dekat. Burung ini banyak ditemukan di Semenanjung Malaya sampai Australia, Jawa, Bali dan daerah lain.

Makanan
Burung perkutut termasuk pemakan biji-bijian dan kadang-kadang juga serangga.

Perkembangbiakan
Perkembangbiakan antara bulan Januari sampai September. Di Pulau Jawa, perkutut liar berkembangbiak antara April sampai Juni yang ditandai dengan kegiatan membuat sarang pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi. Sarangnya datar dan tipis terbuat dari kumpulan ranting. Pembuatan sarang dilakukan bersama-sama dengan pasangannya. Dalam satu tahun induk perkutut dapat bertelur sebanyak 2 butir. Telur berwarna putih dan berbentuk oval. Masa pengeraman berlangsung selama 2 minggu yang dilakukan berganti-ganti oleh tiap pasangannya (induk). Pada malam hari biasa dierami oleh induk betina. Anak burung yang baru menetas tidak berbulu dan matanya tertutup. Kepala lebih besar daripada badannya. Anak perkutut diasuh dan dipelihara oleh induknya sampai anak tersebut dapat mandiri, artinya telah dapat terbang dan mencari makanan sendiri tanpa bantuan induknya. Perkutut termasuk golongan burung yang mudah dibudidayakan. Karenanya dalam perkembangbiakkannya, banyak dilakukan persilangan, karena perkutut banyak sekali mempunyai varietas. Usaha persilangan ini diharapkan akan mendapatkan bibit perkutut yang tangguh.



JAWA TIMUR

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/13jatim/JATIM1P.JPG SEDAP MALAM
(Polianthes tuberosa L.)
Nama lain        : Truna Malam, Sedap Malam, Rasamalang
Suku                : Amaryllidaceae



Latar Belakang
Bunga Sedap Malam sudah lama dikenal di Indonesia khususnya di Jawa Timur telah ada dan dikenal sejak masuknya suku bangsa Cina dan Eropa. Mereka menggunakan Sedap Malam untuk masakan dan keperluan upacara-upacara ritual serta di perdagangkan di Indonesia. Karena asimilasi budaya, maka merasuklah bunga ini ke dalam kebudayaan daerah saat itu yang banyak menggunakannya untuk acara-acara adat dan keagamaan, misalnya Rabu Wage, Jum'at Legi, Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri dan sampai saat ini juga digunakan pada hari-hari besar laimya seperti halnya Bunga Potong lainnya. Sedap Malam dapat digunakan sebagai Bunga Potong maupun sebagai tanaman taman.

Pertelaan
Sedap Malam merupakan tanaman berumbi dengan tinggi tanaman 0,5 - 1,4 m, daun sebagian duduk pada umbi batang dan disepanjang batang yang tegak, bunga majemuk tak terbatas merupakan rangkaian agak tebal, bunga dalam tandan yang berbentuk bulir tidak bercabang. Kedudukan bunga hampir duduk, kebanyakan berpasangan dalam ketiak daun pelindung yang berbentuk bulat telur (lanset). Tabung bunga panjangnya 2 - 5,5 cm ke arah ujung melebar.

Ekologi
Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis maupun sub tropis dengan sinar matahari langsung, pada dataran rendah sampai 1.400 m.

Musim Berbunga
Tanaman ini berbunga antara umur 6 - 8 bulan setelah tanam, dan berbunga sepanjang tahun, maksimal umur yang produktif 2,5 - 3 tahun.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/13jatim/JATIM1S.JPG AYAM BEKISAR
(Gallusgallus Linnaeus x Gallus varius (Shaw))
Nama lain        : Cukir
Suku                : Phasianidae


Latar Belakang
Burung Cempala Kuneng merupakan salah satu dari burung kebanggaan rakyat Aceh, hal ini terbukti pada Kerajaan Sultan Iskandarmuda sudah dikenal dan disebut-sebut dalam hikayat Aceh mengenai keberadaan Cempala Kuneng ini. Oleh karena ketenarannya maka burung ini juga diambil dan dijadikan Fauna Identitas Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Pertelaan
Burung yang indah ini mudah dikenal karena kekerabatannya dengan murai batu. Keindahan burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor berwarna kemerahan. Begitu pula bagian belakang punggung. Ekor berwarna hitam dengan pinggir putih.

Habitat & Penyebaran
Cempala kuneng menghuni hutan di daerah pamah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Burung ini tidak hanya terdapat di Aceh,  tetapi juga dapat dijumpai di Sumatera umumnya, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.

Makanan
Seperti kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April didapatkan anakan dari burung ini.



BALI

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/14bali/BALI1P.JPG MAJEGAU
(Dysoxylum densiflorum Miq.)
Nama lain        : -
Suku                : -



Latar Belakang
Majegau dipilih sebagai flora identitas Propinsi Bali karena pohon berkayu ini banyak dipakai dalam bangunan suci. Selain itu rakyat Bali banyak menggunakan Majegau untuk bahan ukiran.

Pertelaan
Pohon berkayu ini tingginya dapat mencapai 40 m dengan garis tengah 120 cm. Kayu terasnya agak berat, padat dan cukup halus, berwarna coklat kuning muda hingga merah muda atau coklat-merah muda, mengkilap. Jumlah perhiasan bunganya adalah kelipatan 4 atau 5. Rangkaian bunga 2,5 - 10 cm, berbulu halus dengan tangkai bunga kira-kira 2 mm. Tangkai daun 14,5 - 65,5 cm. Anak daun berbentuk lanset lonjong, berjumlah 9 - 21. Buahnya bulat telur, 3 - 6,5 cm panjang, terdiri dari 1 - 4 ruang. Ketahanan kayunya dapat bertambah jika dibenamkan ke dalam tanah atau dalam air.

Ekologi
Jenis ini dapat dijumpai di hutan primer atau hutan sekunder campuran yang telah tua. Tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tersebar di Sumatera, jawa clan Sulawesi.

Musim Berbunga
Antara bulan Januari sampai Juli.

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/14bali/BALI1S.JPG BURUNG JALAK BALI
(Leucopsar rothschildi Stresemann)
Nama lain        : Curik putih, Curik bali
Suku                : Sturnidae


Latar Belakang
Karena kekhususan burung ini dan populasinya sangat terancam, maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/om/8/1970 burung ini dinyatakan sebagai binatang liar yang dilindungi.

Pertelaan
Burung Jalak Bali berukuran sedang (25 cm). Sembilan puluh persen bulunya berwarna putih bersih hanya pada ujung-ujung sayap bertvarna hitam. Pelupuk mata berwarna biru, mengelilingi bola mata. Paruh berwarna kuning keabu-abuan. Memiliki jambul terdiri dari beberapa helai bulu berwarna kuning muda. Burung ini hid up berkelompok yang terdiri dari puluhan ekor. Iris berwarna abu-abu, paruh berwarna abu-abu dan kuning, kaki berwarna abu-abu biru.

Habitat & Penyebaran
Habitat asli dari burung Jalak Bali adalah satu-satunya di dunia yaitu di hutan kering dataran rendah, di Taman Nasional Bali Barat.

Makanan
Makanan utama adalah serangga ulat, cacing, buah-buahan seperti buah bidara laut, buah kepu dan lain-lain

Perkembangbiakan
Bulan September - Maret adalah masa perkawiizan burung ini ditandai dengan berpasang-pasangan. Pada bulan-bulan tersebut mereka bertelur, tidak bersamaan dan jumlah telur pada umumnya tiga butir. Ukuran telur bulat lonjong panjang 3 cm dan lebar 2 cm dan warnanya hijau kebiru-biruan. Mulai bulan Desember-Agustus anak burung mulai beterbangan dan kemudian berkumpul dengan kelompoknya. Perkembangbiakan ini terjadi pada sarang-sarang burung yang terdapat pada lubang-lubang pohon sedalam 37 cm di atas pohon setinggi 2.5 - 7 m jenis-jenis pohon tempat bersarang adalah kusambi, laban dan lain-lain. Burung ini sering rnenggunakan sarang bekas burung pelatuk.



NUSA TENGGARA BARAT

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/15ntb/NTB1P.JPGAJAN KELICUNG
(Diospyros macrophylla Bl.)
Nama lain        : Kacang, Kilang
Suku                : Ebenaceae



Latar Belakang
Jenis ini dipilih sebagai flora identitas Propinsi Nusa Tenggara Barat karena pohon ini mempunyai arti ekonomi penting. Kualitas kayunya yang baik menyebabkan banyak dicari dan populasinya di alam sangat menurun. Diharapkan dengan dipilihnya sebagai flora identitas propinsi akan mendapat perhatian lebih untuk dilestarikan.

Pertelaan
Pohon berkayu ini tingginya 10 - 46 m dengan garis tengah batang rata-rata 60 cm, bagian bebas cabang 9 - 30 m, dan kadang-kadang pada bagian bawahnya mempunyai akar papan yang tingginya dapat mencapai 1,50 m. Kulit luar batangnya berwarna coklat atau merah tua, sedangkan bagian tengahnya berwarna putih. Daunnya tunggal, berbentuk bulat memanjang atau jorong, berukuran 7 - 35 cm X 3,5 -19 cm. Bunganya dalam rangkaian berwarna putih dan berbau harum. Buahnya agak bulat, berwarna kemerah-merahan dan berukuran 5 - 6,5 X 5 - 7,5 cm. Kayunya mempunyai B.J. 0,60, tergolong dalam kelas kekuatan II - III. Kegunaan kayu ini selain sebagai bahan pembuat perabot rumah tangga juga untuk jembatan, bahan bangunan rumah, bagian bagian kapal, patung, ukiran, kerajinan tangan dan finir.

Ekologi
Pohon ini banyak dijumpai di tepi sungai, di tanah datar yang tidak tergenang air, tanah liat, tanah pasir maupun tanah berbatu dalam hutan asli. Tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya, pada ketinggian 5 - 800 m dpl. Perbanyakan dapat dilakukan dengan bijinya.
Musim Berbunga
Bulan April sampai Oktober.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/15ntb/NTB1S.JPG RUSA TIMOR
(Cervus timorensis Blainville)
Nama lain        : Menjangan, Jonga, Nusa
Suku                : Cervidae


Latar Belakang
Satwa liar ini dilindungi berdasarkan peraturan perlindungan Binatang Liar Tahun 1931 No. 134 dan 266. Sejak dahulu satwa ini sudah dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan akan daging hewani, kulitnya dimanfaatkan untuk alat duduk/sebagai tikar, sedangkan tanduknya digunakan sebagai barang pajangan di rumah-rumah penduduk.

Pertelaan
Rusa ini mempunyai ukuran tubuh kecil, tungkai pendek, ekor cukup panjang, dahi cekung, gigi gerigi relatif besar, bulu warna gelap coklat kekuning-kuningan seperti warna pada punggungnya, tanduknya relatif besar ramping dan panjang, tanduknya mempunyai cabang yang runcing 6 buah atau 3 buah di masing-masing tanduk, cabang depan pertama mengarah ke depan, cabang belakang pertama dan hanya lebih panjang dari cabang depan kedua dan cabang belakang kedua kiri dan kanan sejajar. Tanduk itu kasar, berkerut-kerut memanjang dari mulai pangkal sampai ke ujungnya. Tiap tahun, biasanya tanduk tersebut rontok. Rusa betina tidak memiliki tanduk bercabang.

Habitat & Penyebaran
Rusa suka tinggal di daerah-daerah yang terbuka dan kering, seperti di padang-padang rumput atau di bukit-bukit dengan pohon-pohon/belukar yang tersebar. Rusa menggunakan hutan dengan pohon-pohonan yang cukup rapat sebagai tempat berlindung atau beristirahat. Biasanya rusa dapat ditemukan sampai ketinggian 2.600 m di atas permukaan laut. Penyebaran satwa ini hampir di seluruh kepulauan Indonesia kecuali Sumatera. Di Kalimantan dan Irian Jaya, rusa merupakan binatang pendatang (introduksi).

Makanan
Makanannya adalah rumput dan daun-daunan.

Perkembangbiakan
Musim kawin terjadi pada sekitar Juli dan September. Lamanya kehamilan rusa adalah sekitar 8 bulan, rata-rata anaknya lahir satu ekor. Anaknya disusui sampai umur 3-4 bulan, bahkan masih ada yang menyusu sampai umur 6-8 bulan. Pada umur kira-kira 7-9 bulan pada yang jantan mulai tumbuh tanduknya dan kelihatan sempurna pada 6 bulan kemudian



NUSA TENGGARA TIMUR
Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/16ntt/NTT1P.JPG
CENDANA
(Santalum album L.)
Nama lain        : -
Suku                : Santalaceae



Latar Belakang
Pohon Cendana tumbuh secara alami di Nusa Tenggara, oleh karena itu dipilih sebagai flora identitas Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di samping itu nama pohon ini juga digunakan sebagai nama Universitas di Timor Timur dan pohon ini merupakan penghasil minyak bahan pewangi yang penting di Indonesia.

Pertelaan
Pohon berkayu ini dapat mencapai tinggi 15 m. Kulit batangnya kasar, berwarna coklat tua. Daunnya bundar telur, kecil (4 - H cm x 2 - 4 cm), tangkai daun 1 - 1,5 cm, kekuningan. Rangkaian bunga pendek (2 - 5 cm). Bunganya kecil, bertangkai pendek (2 - 3 mm) mula-mula berwarna putih kecoklatan kemudian menjadi merah darah. Buahnya bulat berbiji satu, sebesar buah kepundung dan berwarna hitam jika telah masak. Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika kering, dimanfaatkan untuk bahan kosmetika. Minyak Cendana juga digunakan sebagai obat gosok (dicampur dengan minyak kelapa). Minyaknya mengandung santalol. Kayunya (yang dipelihara sampai berumur 20 - 40 tahun) dijadikan perhiasan, patung, kipas, kotak cerutu dan alat rumah tangga lainnya. Kayu muda tidak berteras dan tak berbau.

Ekologi          
Jenis ini menyukai tanah bekas gunung berapi, tanah liat, tanah berbatu, atau tanah kapur yang longgar di daerah kering. Hidup pada ketinggian 1-1.200 m dpl. Daerah yang cocok ialah yang mempunyai suhu rata-rata minimum 20,4 C, maksimum 34'C, serta kelembaban 65 %. Tumbuh pada naungan ringan. Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara kemudian menyebar ke Australia, Kepulauan Pasifik dan Hawai. Tumbuhan ini diperbanyak dengan biji atau tunas akar. Mempunyai sifat Hemiparasit, sehingga untuk tumbuhnya diperlukan pohon inang di sekitarnya.

Musim Berbunga     
Bulan Januari sampai Desember.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/16ntt/NTT1S.JPGBIAWAK KOMODO
(Varanus komodoensis Ouwens)
Nama lain        : Ora, Biawak raksasa
Suku                : Varanidae




Latar Belakang
Biawak Komodo adalah jenis binatang purba yang sampai sekarang masih hidup di dunia clan merupakan satwa endemik. Satwa ini dilindungi berdasarkan Ordonasi dan Perlindunggan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266..

Pertelaan
Biawak Komodo disebut juga biawak raksasa, karena termasuk jenis biawak yang paling besar. Panjang badannya sampai 3 meter dengan berat badannya mencapai 140 kg. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerailh-merahan. Pada keempat kakinya yang kuat terdapat kuku-kuku runcing. Seluruh tubuhnya berkulit keras, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan. Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh untuk merobohkan mangsanya dalam sekali serangan.


Habitat & Penyebaran
Habitat Komodo di Taman Nasional Komodo adalah areal yang tak banyak jenis pohon yang tumbuh lebat. Tujuh puluh persen dari Taman Nasional ini ditutupi oleh padang alang-alang dengan daerah savana disana-sini. Palem lontar menonjol di antara vegetasi yang ada dan merupakan jenis pohon yang paling khas di Taman Nasional Komodo. Satwa ini sering berkelana di pantai. Hidup mendiami lubang di daerah berbau cadas di tengah padang alang-alang yang kering iklimnya. Penyebarannya di Pulau Komodo, P Padar, P Rinca di sebelah Timur Sumbawa dan di pantai Barat Flores.

Makanan
Karena makanannya, binatang ini disebut pula binatang pemakan bangkai, kadang-kadang juga menyerang babi, rusa dan monyet. Daya penciuman binatang ini sangat tajam sehingga dari jauh sudah mengetahui adanya bangkai. Penciumannya ini dibantu oleh syaraf di lidah yang selalu dijulur-julurkan keluar.

Perkembangbiakan
Komodo berkembangbiak dengan bertelur. Telurnya sebesar telur ayam, berkulit agak lunak atau lembek dan warnanya keputih-putihan. Jumlah telurnya bisa lebih dari sepuluh butir yang diletakkan di celah batu atau rongga-rongga bawah tanah, sehingga kelembaban akan tetap terjaga. Telur komodo menetas setelah delapan bulan, dengan bantuan panas. Anak komodo menggunakan sebagian besar waktunya hidup di atas pohon; di situ mereka memakan serangga, telur burung dan binatang pengerat. Dengan hidup di atas pohon mereka akan terhindar dari serangan jantan dewasa yang biasanya memakan individu yang lebih kecil.



KALIMANTAN BARAT

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/17kalbar/KALBAR1S.JPGENGGANG GADING
(Rhinoplax vigil (J.R. Foster))
Nama lain: Anggang gudun, Anggang tokok, Tebang mentuak
Suku: Bucerotidae


Latar Belakang
Sebagai lambang suatu daerah, memang cocok sekali, karena bentuk dan ukuran Enggang Gading menunjukkan keagungan. Satwa ini dilindungi berdasarkan Undang-undang Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134.

Pertelaan
Di antara enggang atau burung rangkong, Enggang Gading adalah yang terbesar ukurannya. Kepalanya besar, paruhnya besar, tebal dan kokoh dengan "tanduk" yang menutup bagian dahinya. Warna "tanduk" ini merah pada bagian yang dekat dengan kepala, kuning gading pada sisinya. Ciri inilah yang memberikan namanya. Ekornya sangat panjang sampai dua kali panjang tubuhnya, Seluruhnya dapat mencapai sampai 1,5 m.

Habitat & Penyebaran
Burung ini tersebar di Kalimantan clan Sumatera sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan taut. Burung ini membutuhkan habitat yang berupa hutan dengan pepohonan yang tinggi yaitu di hutan tropika yang tidak terganggu, yang masih utuh. Pelestarian Enggang Gading menunjukkan pelestarian hutan tropika. Di dalam hutan ia selalu bertengger pada pohon-pohon tertinggi, sambil kadang-kadang ia terbang ke pohon-pohon yang rendah untuk mendapatkan makanan

Makanan
Seperti kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.


Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April didapatkan anakan dari burung ini.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/17kalbar/KALBAR1P.JPGTENGKAWANG TUNGKUL
(Shorea stenoptera Burck)
Nama lain: Meranti Merah
Suku: Dipterocarpaceae



Latar Belakang
Tengkawang Tungkul adalah sejenis meranti yang bijinya dapat dipakai sebagai sumber penghasil minyak nabati. Bila dibandingkan dengan biji dari meranti lainnya, biji Tengkawang Tungkul mempunyai kadar minyak nabati paling tinggi. Tumbuhan ini sudah lama akrab dengan masyarakat Kalimantan Barat karena sejarah pemanfaatannya panjang. Pemanfaatamya sudah berjalan turun temurun serta pembudidayaannya sudah dilakukan sejak lama, kira-kira tahun 1881. Buah Tengkawang Tungkul kering dieksport ke Singapura dan Jepang. Di negara ini biji dari buah tersebut diproses untuk diambil minyaknya serta digunakan untuk pengolahan makanan (coklat), kosmetika (dekoratif, sabun) dan lilin.

Pertelaan
Tlnggi pohon Tengkawang Tungkul dapat mencapai 30 m dengan garis tengah sekitar 60 cm. Batang tegak, lurus, tidak berbanir. Permukaan batang berwarna abu-abu serfa berbercak-bercak. Warna pepagan coklat muda. Tajuk lebat. Daun tunggal, tebal, kaku, besar, bulat panjang. Per-bungaan bentuk mulai terdapat di ujung ranting atau di ketiak daun. Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap 5 (3 sayap besar, 2 sayap kecil). Ditinjau dari segi kayunya, Tengkawang Tungkul dikenal dengan sebutan Meranti Merah yang kayunya ringan dengan berat jenis 0,49, kelas kekuatan III dan kelas keawetan IV Pemanfaatan kayu ini umumnya untuk konstruksi ringan, yaitu kayu lapis, perabot rumah tangga (kursi, meja dan sebagainya), dinding rumah dan bahan kertas.

Ekologi
Tengkawang Tungkul/Meranti Merah yaitu pohon yang nampak tumbuh subur di daerah hutan primer tanah rendah Kalimantan Barat dan Serawak. Di daerah tersebut tanahnya berpasir serta drainasenya kurang baik atau tumbuh juga di tanah aluvial.

Musim Berbunga
Penanaman Tengkawang Tungkul oleh rakyat di Kalimantan Barat dilakukan dengan biji dan setelah berumur 8/9 tahun baru nampak berbunga serta berbuah. Produksi buah bagus pada umur pohon sekitar 12 tahun lebih. Setelah 4 atau 5 tahun kemudian dari umur pohon 12 tahun/atau lebih dapat terjadi produksi buah secara maksimal yaitu dalam 1 hektar dapat mencapai 600 - 9.000 kg buah. Padahal setiap tahunnya hanya menghasilkan buah sekitar 50 - 200 kg saja dalam panen 1 hektar.



KALIMANTAN TENGAH

Description: http://elang114.files.wordpress.com/2010/12/kuau.jpgBURUNG KUAU MELAYU
(Polyplecton malacense schetermacheri Bruggemann)
Nama lain: Merak kerdil, Merak pongsu, Kuau cermin
Suku : Phasianidae


Latar Belakang
Ketenaran Kuau Melayu di pedalaman Kalimantan Tengah menjamin kemantapan pemilihan jenis ini menjadi jenis fauna lambang daerah. Habitat Kuau Melayu terdapat banyak di Kalimantan Tengah. Satwa ini dilindungi sejak tahun 1931. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/ Urn/ 12/1979, Kuau Melayu termasuk jenis burung yang dilindungi di Indonesia.

Pertelaan
Kuau Melayu hanya sebesar ayam kampung dengan kaki yang lebih panjang. Pada yang jantan, ekornya juga panjang seperti ekor kuau besar. Bila berjalan, ekor ini seolah-olah menyapu tanah. Seluruh bulunya, pada umumnya berwarna coklat tua berbintik-bintik. Yang betina berekor lebih pendek. Burung jantan yang total panjangnya antara 406 - 533 mm ini memiliki jambul panjang berwarna biru kehijauan metalik. Dahi dan sisi kepala bergaris-garis abu-abu dan hitam. Punggung coklat dengan bintik-bintik hitam. Bulu penutup dan ekor berwama biru. Kerongkongannya keputih-putihan dan kulit muka jingga kemerah-merahan. Burung betina jambulnya lebih pendek.

Habitat & Penyebaran
Habitatnya hutan tropis yang lebat dan lembab. Hidup berpasangan atau sendiri-sendiri. Kuau Melayu menghuni hutan pamah tropika basah, sampai mencapai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Lingkungan seperti ini terdapat banyak di Kalimantan Tengah. Penyebaran satwa ini adalah di Kalimantan dan Serawak.
Makanan
Seperti burung-burung penghuni tanah atau vegetasi lapisan bawah, burung ini hidup dari biji-bijian dan binatang kecil di tanah, misalnya serangga dan cacing.

Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum diketahui.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/18kaltng/kaltng1p.jpgTENGGARING
(Nephelium ramboutan-ake (Labill.)
Leenh.)
Nama lain : Kapulasan
Suku : Sapindaceae



Latar Belakang
Tenggaring mirip dengan Rambutan, tetapi Rambutan buahnya tebal dan pendek. Tenggaring adalah salah satu pohon yang termasuk dalam kelompok rambutan hutan serta tumbuh menyebar di kawasan Kalimantan. Kelompok ini pada umumnya tumbuh secara alami, rasa buahnya yang sudah matang pohon tidak seenak atau semanis rambutan yang sudah dibudidayakan, seperti Rambutan Rapiah dan sebagainya. Adapun Tenggaring terpilih menjadi flora identitas atau tumbuhan andalan Propinsi Kalimantan Tengah karena adanya keterkaitan antara sejarah tumbuhan tersebut dengan masyarakat di Kalimantan Tengah yang menyatu dengan budaya setempat. Tenggaring juga termasuk dalam buah langka yang saat ini sudah mulai sulit ditemukan. Kelangkaan ini disebabkan karena Tenggaring tumbuh liar di hutan-hutan, pertumbuhan pohonnya lambat, pemanfaatan buahnya sebagai buah meja pengganti rambutan kurang mendapat perhatian sehingga masyarakat kurang berminat untuk membudidayakannya. Akhirnya Pohon Tenggaring ini secara perlahan-lahan akan hilang ditelan masa. Keadaari inilah yang menekan populasinya sehingga Tenggaring dikatagorikan sebagai buah langka. Pemanfaatan lain yaitu kayunya cukup keras d an oleh masyarakat setempat dipakai untuk peralatan rumah tangga. Biji Tenggaring mengandung minyak nabati lebih banyak dari pada Biji Rambutan. Minyak ini umumnya digunakan dalam proses pembuatan lilin dan sabun. Tenggaring berasal dari Malaysia kemudian menyebar ke Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina.

Pertelaan
Pohon Tenggaring hampir sama dengan Pohon Rambutan karena masih dalam 1 marga. Tinggi pohon dapat mencapai 20 m. Bentuk dan percabangan daun sama dengan daun rambutan, hanya helaian daun tenggaring lebih kecil. Perbungaan tersusun malai terdapat di setiap ujung ranting. Rambutan buah tebal, pendek dan tumpul. Kulit buah tebal berwarna kuning sampai merah tua. Bentuk buah seperti buah rambutan yaitu bundar telur serta daging buahnya manis yang bercampur sedikit asam. Tetapi untuk masyarakat di Kalimantan Tengah, buah tenggaring ini cukup manis dan enak, karena jarang atau boleh dikatakan tidak ada buah rambutan seperti yang ada di Jawa.

Ekologi
Pada umutnnya Tenggaring ini tumbuh liar di hutan-hutan Kalimatan. Tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 200 - 350 m dpl. serta mempunyai curah hujan 3.000 mm per tahun.

Musim Berbunga
Perbanyakan dilakukan dengan cara mencangkok, sambungan (okulasi) dan biji. Penanaman dengan biji memerlukan waktu yang lama/ pertumbuhannya lambat yaitu antara 8 - 10 tahun Tenggaring ini baru mulai berbunga dan berbuah. Musim berbunga pada bulan Juni sampai Agustus serta musim berbuah pada bulan Oktober sampai Desember.



KALIMANTAN SELATAN

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/19kalsel/kalsel1p.jpgKESTURI
(Mangifera casturi Kosterm.)
Nama lain: -
Suku : Anacardiaceae



Latar Belakang
Kesturi dipilih sebagai flora identitas Propinsi Kalimantan Selatan karena kemungkinan jenis ini tidak dijumpai di tempat lain selain di Kalimantan Selatan. Tanaman ini meskipun belum umum dibudidayakan tetapi menarik karena rasa buahnya enak dan harum.

Pertelaan
Pohon Mangga ini dapat mencapai tinggi 20 m. Batangnya besar dan kekar serta mempunyai banyak cabang. Daun muda berwarna ungu kecoklatan. Rangkaian buahnya dapat mencapai 10 buah. Buah Mangga yang unik ini berukuran kecil, bila masak berwarna ungu kecoklatan dan berdaging kuning, di bagian dalam jingga. Budidaya pohon ini baru dilakukan secara tradisional. Kegunaan lain dari pohon Kesturi adalah sebagai pencegah longsor.

Ekologi
Jenis ini tumbuh baik di dataran rendah pada tanah aluvial dan laterit yang cukup air. Tumbuhan ini diperbanyak dari bijinya.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/19kalsel/kalsel1s.jpgBEKANTAN
(Nasalis larvatus (Wurmb))
Nama lain: Kahau, Monyet belanda
Suku : Cercopithcidae
Latar Belakang
Pemilihan Bekantan sebagai identias fauna Kalimantan Selatan bukan saja didasarkan pada popularitas bekantan, tetapi lebih mendasar lagi karena masyarakat Kalimantan Selatan sangat mengenal dan memahami sepenuhnya mengenai karakter dan pola kehidupan Bekantan itu dalam kehidupan sehari-hari. Keunikan dan kelucuan Bekantan banyak mengundang tamu-tamu luar daerah dan mancanegara untuk datang melihat jenis satwa endemik Kalimantan itu di dalam habitatnya yang kian hari kian mengecil. Status binatang ini adalah langka sekali karena menuju kepunahan. Bekantan dilindungi berdasarkan Ordonansi dan Peraturan Perlindungan Binantang Liar 1931 No. 134 dan 266.

Pertelaan
Yang paling istimewa dari binatang ini, ialah bentuk hidungnya yang panjang. Pada bekantan yang jantan dewasa hidung itu terkulai seperti hidung orang Belanda, sehingga menyebabkan sebagian orang Kalimantan menyebutnya "Orang Belanda". Bekantan betina dan bekantan muda berhidung normal, tetapi masih lebih menonjol dari pada hidung jenis-jenis kera lainnya. Rambutnya kuning coklat kemerah-merahan, terutama di kepala dan pungung bagian atas. Di bagian-bagian tubuh lainnya rambut berwarna coklat pucat dan kelabu putih terutama di dada, perut dan ekor. Umumnya binatang ini berbadan ramping dan berekor panjang. Perbedaan antara yang jantan dengan betina dapat dilihat selain bentuk hidungnya juga ukuran tubuhnya. Bekantan jantan tubuhnya lebih besar daripada betina. Bekantan jantan yang sudah lewat dewasa berperut buncit.

Habitat & Penyebaran
Habitat yang disukai oleh bekantan ialah hutan bakau dekat muara sungai dan hutan dataran rendah di pedalaman yang dilalui sungai. Bekantan pandai berenang dan menyelam, bahkan tampak senang berjalan-jalan di lumpur dalam rawa di hutan bakau. Kehidupannya di alam masih belum banyak diketahui dan dipelajari orang. Bekantan merupakan jenis yang hanya terdapat di Kalimantan dan beberapa pulau kecil di sebelah Timurnya.



Makanan
Bekantan mencari makan di atas pohon yang berupa pucuk-pucuk daun clan buah-buahan tertentu. Yang paling disukai ialah buah pedada (Sonneratia sp.) di hutan bakau. Kegiatan mencari makan dilakukan pada siang hari.

Perkembangbiakan
Bekantan betina hanya dapat melahirkan 1 anak setiap kali melahirkan. Menurut para ahli, usia kehamilan bekantan antara 5 - 6 bulan. Pada usia 4 - 5 tahun Bekantan sudah menjadi dewasa. Dalam usia demikian ia sudah dapat berdiri sendiri, terutama dalam masalah mencari makan dan memilih pohon yang disenangi untuk tidur dan beristirahat.



KALIMANTAN TIMUR

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9YYYY8KImnj2EKtIstXLIcCwXFWPTQZ6TvngX41G4WFc15N0GQUwUOpk9eXIo2q_WSdcDDQzY5WiOkIpqGkH5Wjp7_HUTabr5fnvBHRWcEcIf26AbVme85eSLI2DPcl2y9oXbZeOTE7ki/s1600/pesut.jpgPESUT MAHAKAM
(Orcaella brevirostris (Owen))
Nama lain: --
Suku : Delphinidae



Latar Belakang
Pesut Mahakam termasuk satwa langka di dunia dan mempunyai nilai estetika, ekologis, dan ilmiah yang tinggi. Binatang ini dilindungi berdasarkan S.K. Menpan Th. 1975 No. 35/Kpts/Um/I/1975.

Pertelaan
Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar. Bagian kepala (moncong) tidak memanjang sehingga tampak papak dan di bagian tersebut terdapat lubang pernafasan. Pesut dewasa dapat mencapai ukuran sebesar duyung. Warnanya kelabu hitam atau agak kebiruan. Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Sebagai binatang menyusui yang hidup di air terus menerus Pesut mempunyai lapisan lemak yang tebal.

Habitat & Penyebaran
Pesut menghendaki perairan yang dalam dan luas. Binatang menyusui ini dikenal sebagai penghuni sungai Mahakam dan percabangannya, terutama pada cabang-cabang sungai yang berhubungan dengan tiga danau besar, D. Jempang (15.000 ha), D. Semayang (13.000 ha), D. Melintang (11.000 ha) di daerah Mahakam Tengah. Pesut paling sering muncul ke permukaan di S. Pela, cabang sungai yang menghubungkan S. Mahakam dengan S. Semayang. Kedalaman ke tiga danau tersebut pada musim pasang naik tinggi berkisar antara 5-11 m. Pada musim kemarau, semua danau menjadi dangkal dan bahkan di S. Jempang dapat menjadi kering kerontang. Sehingga di S. Jempang ini sejak tahun 1960-an, pesut sudah tidak terlihat lagi. Berkumpulnya pesut di sekitar tiga danau tersebut berkaitan erat terutama dengan ketersediaan makanannya, karena ketiga danau itu diketahui sebagai kantong-kantong penghasil ikan terbesar di wilayah Mahakam Tengah. Tetapi danau-danau itu kemungkinan bukan tempat menetapnya, karena pada waktu pasang surut atau pada waktu kemarau, semua pesut akan berimigrasi ke alur-alur sungai yang lebih dalam. Di sepanjang pinggir S. Mahakam dan cabang-cabangnya, tumbuh bermacam-macam vegetasi air, semak belukar, dan hutan sekunder yang diselingi dengan rumah penduduk dan perladangan. Pinggir-pinggir danau yang dangkal di dominasi oleh tumbuhan air. Pada waktu pasang naik, tumbuhan air ini merupakan tempat yang baik bagi berbagai jenis ikan untuk berpijak, sehingga secara tidak langsung keberadaannya berkaitan dengan kehidupan pesut. Dilaporkan bahwa jenis ini terdapat juga di beberapa perairan air tawar di Kalimantan, diantaranya Teluk Kumai di Kalimantan Tengah. Jenis yang sama juga di beberapa perairan laut sejak dari Teluk Benggala sampai ke Irian. Daerah penyebarannya yang pasti belum dapat diteruskan.

Makanan
Pesut di habitat alamnya memakan jenis-jenis ikan dari famili Cyprinidae yang tidak berduri seperti kendia, selap, jelawat dan lempam.

Perkembangbiakan
Musim perkawinan diperkirakan terjadi antara bulan April - Juni pada waktu pasang naik yang cukup tinggi. Diperkirakan pesut melahirkan di perairan yang relatif tenang dan dalam, dengan kedalaman 5 - 6 m. Airnya relatif jernih dengan pH 6,9, suhu 22 – 29o c, dan kesadahan 1 - 2 ppm. Seekor anak akan dilahirkan sesudah dikandung sembilan bulan oleh induknya. Pada waktu lahir bayi pesut akan keluar dari rahim induknya dengan ekornya lebih dulu. Beberapa saat setelah dilahirkan, bayi pesut akan segera mengambil nafas di permukaan air, kemudian mencari puting susu induknya yang terletak di depan lubang dubur.


Description: http://www.anneahira.com/images_wp/klasifikasi-anggrek-hitam.jpgANGGREK HITAM
(Black Orchid) Coelogyne pandurata Lindl
Suku : Orchidaceae









Latar Belakang
Dari 70 jenis Anggrek termasuk di antaranya Anggrek Hitam, banyak tumbuh di hutan Kersik Kuwai, Kecamatan Boreng Tongkok, Kabupaten Kutai. Lama mekar bunga 4 - 5 hari, tumbuhan asli Kalimantan dan di tanah Penanjung dan di Sumatera (Padang Darat). Bunga berbau wangi dengan warna hijau muda mengkilap. Pada bulan April 1976, bunga ini mendapat hadiah pertama "Piala Ibu Tien Soeharto" Pameran Anggrek Nasional di Jakarta. Anggrek ini terkenal dengan nama Anggrek Hitam, walaupun sebenarnya hanya sebagian kecil dari bibimya yang berwarna hitam.

Pertelaan
Anggrek eppit, Umbi semu, bundar panjang 12 - 15 cm, lebar 5 - 7 cm. Daun 38 berbentuk lonjong berlipat-lipat panjang 40 - 50 cm, lebar 2 -10 cm, panjang 15 - 20 cm; jumlah bunga dalam tiap tandan 14 kuntum atau lebih. Garis tengah tiap bunga 10 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, melancip, berwama hijau muda, panjang 5 - 6 cm, lebar 2 -3 cm. Daun mahkota berbentuk lanset melancip berwarna hijau muda bibir menyerupai biola, tengah-tengahnya terdapat 1 alur, pinggirnya mengeriting, berwama kelam. Buah berbentuk jorong, panjang 7 cm, lebar 2 - 3 cm; bunga tidak banyak yang jadi buah.


Ekologi
Menyukai tempat teduh; umumnya tumbuh didataran rendah pada pohon-pohon tua dekat sungai-sungai di hutan basah.

Musim Berbunga
Biasanya berbunga pada bulan-bulan Maret sampai dengan April.



SULAWESI UTARA

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/21sulut/sulut1s.jpgTANGKASI
(Tarsius spectrum Pallas)

Nama lain: Singapuar Sulawesi, Wesing, Mimito
Suku : Tarsiidae



Latar Belakang
Tangkasi adalah binatang malam yang mungil. Satwa ini termasuk satwa langka dan dilindungi berdasarkan Ordonasi Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266. Di beberapa daerah, tangkasi dianggap mempunyai kekuatan gaib, hinga digunakan sebagai ramuan obat-obatan. Bagi orang-orang yang masih percaya akan tahyul sering menghubungkan suara tangkasi dengan suara roh-roh orang yang mati.

Pertelaan
Besar tubuhnya kira-kira seperti tikus atau tupai, yaitu sepanjang kurang lebih 10 cm dan ditutupi dengan bulu-bulu tebal dan empuk berwarna coklat keabuabuan. Sekitar telapak tangan dan kakinya tidak ditumbuhi bulu-bulu, jemarinya yang berbonggol-bonggol. Telapak kakinya agak panjang. Ciri-cirinya yang paling menyolok adalah "sepasang mata bola"nya yang bulat dan agak besar untuk ukuran kepalanya. Namun kelopak matanya tidak bisa digerakkan untuk melirik seperti manusia, sehingga untuk melihat ke kiri atau ke kanan dia harus memutar kepalanya di atas lehernya dengan sudut 180 derajat. Telinganya juga besar agak membulat, namun tipis seperti kertas dan dapat digerakkan kalau mendengar sesuatu yang menarik perhatiannya. Ekornya kira-kira hampir sepanjang dua kali panjang tubuhnya dan berwama coklat kehitam-hitaman.



Habitat & Penyebaran
Habitatnya di hutan dataran rendah, sering ditemukan di hutan sekunder. Satwa ini adalah binatang pohon dan binatang malam, artinya tidur siang hari dan bangun malam hari untuk mencari makanannya. Penyebarannya di Sulawesi, Kep. Sangir dan Kep. Banggai. Selain di Indonesia terdapat juga di Philipina.

Makanan
Tangkasi gemar memangsa cengkerik, kecoa dan serangga-serangga lain. Sebagian besar korbannya mereka sergap di pohon-pohon, tetapi mereka juga bisa melompat untuk menangkap mangsa yang berkeliaran di tanah. Dalam satu malam, Tangkasi mampu menghabiskan makanan sebanyak kira-kira sepersepuluh dari bobot tubuhnya. Selain serangga, tangkasi juga memakan reptilia dan burung-burung yang kecil, bahkan kalong. Akan tetapi mereka tidak menyukai tumbuh-tumbuhan sama sekali.

Perkembangbiakan
CaraTangkasi kawin adalah biasanya si jantan memegang betinanya dan menggosok-gosokkan mukanya ke tubuh si betina untuk menandainya, sebelum rnenaikinya untuk beberapa saat dari belakang. Pada saat anakTangkasi dilahirkan, bayi Tangkasi telah mempunyai gigi, mata yang terbuka, dan tubuh yang seluruhnya tertutup rambut. Induknya begitu erat mendekap anaknya. Bila ada hewan-hewan lain mendekat, padahal ia tak ingin diganggu, si induk "menjinjing" anaknya di mulutnya (seperti pada kucing) dan menghilang ke tempat yang lebih aman. Tangkasi berkembangbiak hampir sepanjang tahun, dan kebanyakan betina melahirkan lebih dari seekor anak setiap tahunnya.







Description: http://alamendah.files.wordpress.com/2011/03/bunga-langusei-ficus-minahassae.jpg LANGUSEI
(Ficus rninallassae Miq.)

Nama lain: Mahangkusei, Tulupow+, Tambing-tambing, Werenkusei
Suku : Moraceae




Latar Belakang
Pohon l.angusei biasanya tumbuh di hutan primer Sulawesi Utara. Secara geografis memangjenis ini di Indonesia hanva ditemukan di Sulawesi bagian Utara. Kepulauan Sangir clan Talaud. Penyebarannya tercatat sampai juga di Filipina clan Irian Jaya. Dalam kehidupan tradisional suku-suku yang menghuni kawasan ini, Langusei merupakan tumbuhan vang erat kaitamya dengan kehidupan masyarakat karena manfaatnva. Nenek moyang suku-suku disini dahulu memanfaatkan kulit kayu Langusei sebagai bahan sandangnya. Kulit kayunya memang mempunyai serat yang kuat, lembut dan halus dan merupakan bahan pakaian atau sandang saat itu. Dengan tercukupinya sandang saat ini dari bahan lain, bahan ini tidak dipakai lagi namun penduduk masih memakainya sebagai tali dan tambang untuk berbagai ukuran. Daunnya dipakai dalam ramuan obat tradisional setempat dan buahnya sebagai campuran minuman tradisiohal. Kayunya banyak digunakan sebagai kayu bakar.

Pertelaan
Jenis ini tergolong pohon yang berukuran sedang, tingginya sekitar 15 m. Percabangannya cukup banyak dan lebat, sehingga tampak rindang. Permukaan kulit batangnya halus dan kulit tersebut mudah terkelupas yang bila kering akar, tampak seratseratnya yang halus. Daunnya kecilkecil berbentuk bulat telur dengan ujung lancip. Perbungaannya muncul dari batangnya, sering dimulai dari dekat tanah sampai pada cabang-cabang utamanya. Perbungaan itu tersusun menjuntai ke bawah panjangnya bisa lebih dari 1 m. Bunga-bunganya membentuk bongkol, tampak seperti buahn,ya. Bunganya sebenarnya ada di dalam dan bisa tampak bila dipotong secara melintang. Setelah terjadi pembuahan bongkol itu berubah menjadi buah dan tidak akan gugur sampai buah tersebut masak. Di dalam buah tersebut terdapat bijinya yang kecil-kecil.

Ekologi
Langusei tumbuh di hutan campuran dataran rendah 50 - 700 m dpl. Pertumbuhannya cukup baik meskipun di tempat-tempat yang curah hujannya rendah seperti di beberapa tempat di daerah Gorontalo sebelah Barat. Tumbuh baik pada tanah-tanah yang kurus dan berkapur.

Musim Berbunga
Seperti kerabat dekatnya yang lain yang dikenal dengan Beringin (Ficus), jenis ini tergolong bisa menghasilkan bunga sepanjang tahun. Namun demikian, bunga/buahnya yang banyak terjadi pada bulan November - Januari. Buahbuah tersebut dimakan burung dan jenis-jenis hewan liar pemakan buah. Dari bijinya, jenis ini memencar karena terbawa oleh binatang.



SULAWESI TENGGARA

Description: http://alamendah.files.wordpress.com/2009/10/maleo.jpg MALEO
(Macrocephalon maleo S. Muller)
Nama lain: ---
Suku : Megapodidae





Latar Belakang
Pemburuan telur Maleo makin hari makin meningkat karena kebutuhan akan protein hewani dan akan adat istiadat menyerahkan telur Maleo kepada orang yang dihormati. Berkurangnya telur tentu saja menghambat perkembangan populasi burung ini. Di samping itu, perusakan hutan yang mengurangi peluang Maleo untuk mengembangkan populasinya adalah ancaman utama terhadap menurunnya populasi burung ini. Itikad masyarakat Sulawesi Tengah untuk menentukan burung ini sebagai jatidiri propinsinya sangat disambut baik. Harapannya adalah dengan penetapan ini masyarakat Sulawesi Tengah akan mempertahankan keberadaan Maleo. Maleo adalah burung yang mandiri. Disebut mandiri, karena Maleo adalah salah satu jenis burung yang setelah menetas dari telur, si anak akan langsung dapat terbang dan mencari makan sendiri. Perangai burung yang mandiri itu kiranya dapat pula dijadikan dorongan bagi Sulawesi Tengah bersama masyarakatnya agar selalu mandiri dalam kehidupannya. Maleo dilindungi sejak tahun 1931. Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 5/Kpts/ Um/ 1 / 1975, burung Maleo termasuk salah satu jenis burung yang dilindungi di Indonesia.

Pertelaan
Maleo berukuran sedikit lebih besar dari pada ayam, tetapi kakinya lebih panjang sehingga kelihatan lebih ramping. Panjang burung Maleo kira-kira 55 cm, bila diukur dari ujung paruh sampai ke ujung ekor. Kalau diperhatikan, Maleo mempunyai kaki yang besar. Oleh karena itu ia dimasukkan ke dalam suku Megapodidae, suku burung yang berkaki besar. Di bagian kepalanya terdapat bendolan berwarna hitam seperti gelung wanita, sekeliling matanya putih berlapis kemerahan. Paruhnya hitam. Punggung, ekor dan sayapnya hitam, bagian bawah tubuh putih, tetapi berubah keabu-abuan pada pangkal kaki. Kakinya berwarna abu-abu tua. Secara keseluruhan burung ini tampak ramping. Pada umumnya, Maleo adalah burung pemalu, yang sedapat mungkin menghindarkan diri dari pengamatan manusia. Suka bersembunyi di rerimbunan pohon, sehingga tidak langsung dapat terlihat. Antara burung jantan dan betina tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Namun burung betina berbadan lebih kecil dari jantan.

Habitat & Penyebaran
Pernyebarannya terbatas, yaitu hanya meliputi Sulawesi. Maleo menyenangi bagian hutan yang rimbun sebagai tempat beristirahat dan berlindung.

Makanan
Seperti kerabatnya, burung ini makan biji-bijian. Buah-buahan kecil, biji-bijian, serangga hutan, binatang kecil di pantai seperti siput, kepiting.

Perkembangbiakan
Jika masa bertelur tiba, terlihat burung ini berpasang-pasangan turun dari bukit-bukit pedalaman menuju pantai. Salah satu keistimewaan burung Maleo adalah tidak pernah mengerami telurnya sendiri. Burung ini, menetaskan telur dengan cara menyimpannya di tempat-tempat yang hangat. Ada yang disimpan di dalam pasir, di pantai yang panas, dan adapula yang memanfaatkan panasnya pasir gunung berapi. Maleo jantan dan betina bekerja bersama-sama mencakar-cakar pasir, membuat lobang secara bergantian, kedalaman lobang yang dibuat itu bisa mencapai satu meter. Setelah si betina bertelur, lubang tersebut segera ditimbuni kembali dengan pasir. Telur Maleo isinya kira-kira lima kali telur ayam kampung. Warnanya putih kemerah-merahan. Sesudah bertelur, si betina lemah sekali. la baru dapat aktif kembali setelah 10 -14 hari kemudian. Anak Maleo yang baru menetas sangat istimewa. Timbunan pasir yang menghimpitnya seteba130 sampai 50 cm tidak melemahkan semangatnya. Sesudah ditetaskan 2 -12 jam anak ini baru akan berhasil keluar dari timbunan pasir dan segera berlari mencari perlindungan di huta

Description: http://noerdblog.files.wordpress.com/2011/10/ebony.jpg EBONI
(Diospyros celebica Bakh.)
Nama lain: Kayu Hitam, Eben
Suku : Ebenaceae


Latar Belakang
Kayu Eboni mcmpunyai nilai perdagangan yang tinggi, akan tet api keberadaannya di habitat aslinya sudah terancam. Dengan dipilihnya jenis ini sebagai flora identitas Propinsi Sulawesi Tengah diharapkan pelestariannya dapat diprioritaskan.

Pertelaan
Pohon vang lurus batangnya ini dapat mencapai tinggi 40 m dengan garis tengah batang 100 cm dan sering berbanir besar. Kulit batangnya beralur dan mengelupas kecil-kecil, berwarna coklat-hitam. Daunnva tunl;gal berseling, berbentuk jorong memanjang, permukaan bawahnya berbulu dan berwarna hijau abu-abu. Permukaan atas daun tidak berbulu dan berwarna hijau tua. Bunganya mengelompok pada ketiak daun, berwarna putih. E3uahnya bulat telur, berbulu dan berwarna merah kuning sampai coklat bila tua. Kayu Eboni terdiri atas kayu gubal yang berwarna putih sampai merah muda dan kayu teras yang berwarna hitam atau coklat vang berbaris-baris hitam. Kayu ini sangat berat, dengan B.J. 0,76; ke-las keawetan dan kekuatannya digolongkan dalam kelas satu. Karena kualitasnya yang baik, kayu ini termasuk kayu ekspor yang sangat mahal dan mempunvai banyak kegunaan termasuk di antaranya untuk tiang jembatan, Einir mewah, mebel, patung, ukiran dan hiasan rumah.

Ekologi
Jenis ini dapat dijumpai di hutan primer pada tanah liat, pasir atau tanah berbatu-batu yang mempunyai drainase baik, pada ketWggian kurang dari 400 m dpl. Tersebar di Sulawesi dan Maluku. Perbanyakannya dilakukan dengan bijinya.

Musim Berbunga
Di bulan Januari, Juni, Agustus dan September (data herbarium).
SULAWESI SELATAN

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1c/Stavenn_Buceros_bicornis_01.jpg BURUNG RANGKONG
(Aceros cassidix (Temminek))
Nama lain: Alo, Kangkareng
Suku : Bucerotidae

Latar Belakang
Burung Rangkong dipilih sebagai fauna identitas karena memang merupakan burung endemik Sulawesi. Tingkat kelangkaannya tinggi. Burung Rangkong termasuk jenis liar yang dilindungi menurut perundang-undangan binatang liar. Menurut kepercayaan orang-orang tua kampung, kepala burung rangkong (yang telah dikeringkan) dapat dijadikan penangkal bahaya atau tolak bala. Cara yang sering dilakukan adalah meletakkannya pada bagian tertentu, misalnya di atas pintu masuk rumah atau dipajang di kepala perahu layar. Rangkong ini sangat dikenal dikalangan masyarakat Sulawesi, karena burung ini ternyata menjadi bagian sejarah mereka sejak dulu dengan digunakannya burung ini sebagai lambang kejantanan, kebesaran dan keindahan dalam sebuah tarian perang, yaitu kesenian Cakalele. Ranekong ini memang memiliki variasi warna yang sangat indah dan bahkan terindah diantarajenis-jenis rangkong lain di dunia.

Pertelaan
Burung rangkong adalah burung yang sangat khas dilihat dari bentuk tubuh, warna, perilaku bersarang dan suaranya. Kekhasan itu membuat burung ini mudah untuk dikenali terutama dengan adanya tonjolan di atas kepalanya atau disebut juga casque. Salah satu jenis ini adalah Rangkong Sulawesi. Dari sekian banyak jenis burung Rangkong yang ada di Indonesia, Rangkong Sulawesi termasuk jenis berpostur besar dengan penampilan burung yang jantan sangat menarik. Ciri yang mudah untuk membedakan Rangkong Sulawesi dengan jenis lainnya adalah berdasarkan variasi bentuk dan ukuran casque. Bentuk umum casque adalah berbentuk balok. Keadaan permukaan casqm bergaris. Panjang paruh kurang dari 15 cm.

Habitat & Penyebaran
Burung Rangkong Sulawesi terdapat di hutan-hutan primer sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut. Pada umumnya berkembang biak dan menyenangi pohon yang besar dan tinggi. Daerah penyebarannya terdapat di Sulawesi dan beberapa pulau di sekitarnya.

Makanan
Secara umum Rangkong dapat dikatakan sebagai hewan pemakan buah (frugivorous), tapi dapat juga menjadi hewan pemakan segala (ontnivorous). Makanan kesukaan rangkong adalah Ficus, dimana banyak dijumpai pada kawasan hutan tropik.

Perkembangbiakan
Musim bersarang rangkong Sulawesi dimulai pada awal Juli dan berakhir pada pertengahan Januari. Masa bersarang dari 2 pasang rangkong yang diamati mulai dari penutupan sarang sampai keluar sarang adalah 133 hari. Burung betina memilih bersarang di lubang-lubang kayu. Pohon sarang mempunyai ketinggian berkisar 10-42 m. Selama musim mengeram, betina terkungkung dalam lubang kayu dan sama sekali tak pernah keluar hingga telurnya menetas. Persiapan mengeram cukup unik. Setelah telur siap dierami, betina berusaha menutup lubang sarang dengan menutup lubang sarang dengan menggunakan kotoran, lumpur, ranting, dan serbuk kayu yang dioleskannya dengan paruh pada lubang sarang; mirip dengan tukang memplester tembok. Sedikit demi sedikit lubang sarang tertutup; akhirnya yang disisakan tinggal lubang kecil berukuran sekitar 5 - 7,5 cm. Kegiatan menutup lubang sarang dimulai ketika betina sudah 2 - 3 hari berada di sarang. Selama masa mengeram betina terkungkung dalam lubang. Suplai makanan diberikan oleh sang suami, si jantan, yang dengan setia melakukannya selama betina mengeram. Jumlah telur biasanya 2 butir, meskipun demikian biasanya hanya satu ekor anak yang akhirnya hidup. Jika telur telah menetas dan anak burung agak besar, dinding penutup lubang dirusakkan oleh induk dengan cara mematuknya.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQCh7u6-RinKVVn9L_Ig-lF8A5lsE5SiZZWBJdrw6qLFZKoPO3TjKa4kK0auHyUKPH1YlFSE4TaIsasEYRdPWc7WZ8ucvu6Ay1Pumv3I0XJp9srabSi5UZG0yyzpPUCU96jS1yng9gBrU/s1600/lontar+pohon.jpg L O N T A R
(Borassus flabellifer L.)
Nama lain: Rontal, Sekar Siwulan, Taal, Ental, Talu
Suku : Arecaceae

Latar Belakang
Lontar mempunyai nilai khas dari segi budaya Sulawesi Selatan. Daun Lontar mempunyai nilai penting dalam merekam sejarah/budaya masyarakat Asia sel;elum kertas ditemukan (sebagai kertas).Sejak lama pohon ini dipakai sebagai lambang dari Unhas (Universitas Hasanuddin) dan Kodam X1V Hasanuddin. Dalam legenda Lontar juga merupakan tanda kehadiran Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Di samping itu Lontar juga sebagai tanda bahwa daerah yang pernah dikunjungi Laskar Bugis/Makasar ditanami pohon ini.

Pertelaan
Palem yang mempunyai batang utama dapat mencapai tinggi 30 m ini berbatang kasap, agak kehitam-hitaman, dengan penebalan sisa pelepah daun di bagian bawah. Tajuknya rimbun dan membulat, daun-daun tuanya tidak lurus tetapi tetap melekat di ujung batang. Pelepah pendek, agak jingga, bercelah dipangkal, berijuk. Pelepah dan tangkai daun tepinya berduri hitam tidak teratur. Daun seperti kipas, bundar, kaku, bercangap, hijau keabu-abuan. Anak daun bercanggah, kaku. Perbungaan berumah dua, menerobos celah pelepah, menggantung. Bunga betinanya kadang-kadang bercabang sedang bunga jantan bercabang banyak. Bunga berwama putih susu, berkelompok, tertanam pada tongkolnya. Buah agak bulat, bergaris tengah 7 - 20 cm, coklat kehitaman, pucuknya kekuningan. Buah berisi 3 bakal biji. Ketika masih muda daging bijinya masih lembut dan dapat dimakan. Pohon Lontar juga merupakan sumber karbohidrat. Sedangkan daun maupun bagian lain dari pohon ini dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari.
Ekologi
Jenis ini tumbuh dengan baik di dataran rendah yang kering, juga di pantai yang berpasir dan di lahan kritis pada ketinggian sampai 500 m dpl. Penyebarannya mulai dari India sampai Kepulauan Pasifik. Lontar diperbanyak dengan bijinya.

Musim Berbunga
Sepanjang tahun.



SULAWESI UTARA

Description: http://alamendah.files.wordpress.com/2010/04/anoa-dataran-rendah.jpg A N  O A
(Bubalus depressicornis (H. Smith))
Nama lain: Dangko, Bulu tutu, Soko
Suku : Bovidae

Latar Belakang
Anoa dipilih sebagai hewan penjatidiri prop insi Sulawesi Tenggara bukan karena kebetulan. Sudah beberapa puluh tahun yang lalu ada keinginan dari para petinggi Sulawesi Tenggara untuk menjadikan hewan ini sebagai lambang daerah Sulawesi Tenggara. Anoa adalah jenis yang khas Sulawesi dan terdapat umum di Sulawesi Tenggara. Anoa dilindungi berdasarkan Ordonansi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266.

Pertelaan
Anoa mirip kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira sebesar kambing. Warnanyapun mirip kerbau. Ukuran Anoa, panjang badannya kurang lebih 175 cm dengan tinggi 80 cm, dan beratnya kira-kira 200 kg. Anoa binatang berkuku genap, di setiap kakinya terdapat 4 buah kuku. Dua buah kuku belakang lebih kecil dan tidak memecah tanah. Rambut badannya halus. warnanya bervariasi dari coklat biasa sampai coklat tua kehitam-hitaman. Kadang-kadang pada bagian kepala, leher dan bagian bawah badannya warna putih dan coklat muda. Umumnya yang jantan berwarna lebih gelap dari pada yang betina. Anak-anak Anoa mempunyai bulu halus yang tebal berwarna coklat keemasan. Kepalanya bertanduk pendek dua buah. Tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih serta berlubang ditengah. Tanduk ini merupakan senjata untuk mempertahankan diri.




Habitat & Penyebaran
Habitat binatang ini adalah di hutan dataran rendah dan hutan berawa-rawa. Anoa suka berkubang di lumpur dan merendam diri di air di waktu pagi dan sore hari. Penyebarannya hanya di Sulawesi.

Makanan
Makanannya berupa rumput-rumputan, pucuk rotan muda, dan beberapa jenis tumbuh-tumbuhan air. la menyukai tempat air minum yang terdapat di sumber air panas atau mengandung sedikit garam.

Perkembangbiakan
Anoa melahirkan seekor anak setelah hamil selama kurang lebih 300 hari. Anaknya kemudian disusui sampai saatnya disapih


 Description: http://alamendah.files.wordpress.com/2012/02/anggrek-serat.jpg ANGGREK SERAT
(Diplocaulobium utile Krzl.)
Nama lain: -
Suku : Orchidaceae

Latar Belakang
Kerabat-kerabat dekat Diplocaulobium uatile tersebar Sulawesi dan Irian Jaya. Anggrek Serat ini belum dibudidayakan karena bunganya tidak tahan lama. Akan tetapi Anggrek Serat dicari clan dimanfaatkan untuk bahan dasar anyaman tradisional yang khas, dibentuk untuk kotak perhiasan, tas tangan, pada gelar atau tikar umumnya untuk hiasan di bagian tepi. Karena bahan bakunya akhir-akhir ini makin sukar diperoleh di lapangan, maka hasil kerajinan dari bahan Anggrek Serat tersebut menjadi mahal. Cara pengolahannya ialah, umbi semu nya dikumpulkan untuk dibelah-belah memanjang dan dipipihkan. Pita-pita yang diperoleh sewaktu masih basah dililitkan pada sebatang balok bulat, sesudah kering akan terbentuk bahan anyaman yang halus, mengkilap dan kuning keemasan serta dapat diwamai. Anggrek Serat ini juga dikenal dengan nama marga berbeda yaitu Dendrobium utile J.S.S. (sinonim).

Pertelaan
Anggrek simpodial epifit. Umbi semu nya tumbuh merumpun dengan rimpang berruas pendek sehingga membentuk roset seperti paku sarang burung (kadaka) dan menarik untuk dipelihara dalam pot sebagai tanaman hias. Umbi semu yang langsing dan memanjang agak pipih serta mengeras dan menyempit keujungnya, berwarna hijau kekuning-kuningan. Daun di ujungnya daun tunggal yang berbentuk lanset. Bunga keluar dari lipatan pangkal daun, berkelopak dan daun mahkota yang sempit memanjang berwarna kekuningan. Diplocaulobium utile dapat dikembang biakkan dengan membelah-belah rumpunnya. Juga dapat dikembang biakkan melalui bijinya.

Ekologi
Tumbuh baik di daerah panas, pada ketinggian antara 0 - 150 m dpl.

Musim Berbunga
Bunga muncul setelah penurunan suhu malam hari yang cukup rendah. Dalam setahun dapat berbunga 3 kali atau lebih.  



MALUKU
Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/25maluku/maluku1s.jpg
BURUNG NURI RAJA
(Amboinaking Parrot)
Nama lain: --
Suku: Psittacidae


Latar Belakang
Dilihat dari segi keadaan fauna burungnya, pilihan jenis ini untuk Maluku beralasan, karena untuk Indonesia, daerah Maluku adalah pusat keanekaragaman burung-burung berparuh bengkok.

Pertelaan
Panjang badan 35 cm. Seperti jenis-jenis nuri lainnya, Nuri Raja dikenal dengan bentuk paruhnya yang bengkok. Warnanya sangat mencolok, seperti jenis-jenis nuri lainnya, yang kebanyakan kombinasi merah dan hijau. Kepala dan leher Nuri Raja merah cerah, sayap serta bagian belakang tubuhnya hijau. Ekornya hitam kebiru-biruan.

Habitat & Penyebaran
Nuri Raja hidup di hutan pamah sampai ketinggian 1.400 m di atas permukaan laut. Di alam, hidupnya bergerombol, menempati pepohonan yang tinggi, tidak jarang gerombolan burung ini membuat gaduh. Penyebarannya : Pulau Ambon, Pulau Seram dan wilayah Maluku Tengah lainnya serta wilayah Maluku Utara (Pulau Halmahera).

Makanan
Buah-buahan, biji-bijian, nektar, pucuk-pucuk tanaman.

Perkembangbiakan
Burung ini bersarang dalam lubang pohon yang besar dengan jumlah telur adalah 2 butir. Hanya burung betina yang mengerami telur. Lamanya pengeraman telur adalah 19 hari, dan anak burung mulai bisa terbang pada umur 9 minggu setelah menetas. Ukuran telur rata-rata adalah 33,4 x 26,1 mm.


Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/25maluku/maluku1p.jpgANGGREK LARAT
(Dendrobium phalaenopsis Fitzg.)
Nama lain: -
Suku: Orchidaceae


Latar Belakang
Jenis Anggrek yang sangat terkenal ini dibudidayakan pertama kalinya oleh Kaptein Broon field of Balmain di Queensland yang memperoleh tumbuhan tersebut dari dekat Cape Town di Semenanjung Cape York. Jenis ini didiskripsikan dalam Gardener's Chronicle pada tahun 1880. Asalnya dari Maluku, Irian Jaya sampai Queensland, Australia. Lama bunga mekar dapat mencapai 27 hari. Warna bunga berkisar dari ungu pucat sampai ungu tua. Di alam, jarang dijumpai tanaman berbunga putih. Pertama kali ditemukan di Pulau Larat, Indonesia Bagian Timur, oleh karenanya dinamakan Anggrek Larat. Anggrek Larat demikian terkenalnya sehingga banyak silangannya dikenal dengan nama Larat saja. Adapun persilangan Dendrobium phalaenopsis (Anggrek Larat) sangat dikenal sebagai induk silangan yang telah dibuat orang. Hampir semua bunga potong Dendrobium adalah keturunan Dendrobium phalaenopsis dan sampai tahun 1993 telah dibuat lk. 241 silangan. Salah satu silangan Anggrek Larat bernama Dendrobium Indonesia (Dendrobium phalaenopsis X Dendrobium violaceoflarens). Semua jenis Anggrek ini daya tahannya lama. Pada Tahun 1857 telah dibawa orang ke Kebun Raya Kew Garden di London.

Pertelaan
Anggrek ini, Batang : berbentuk ganda, di pangkal kecil, di tengah membesar, ke ujung mengecil lagi. Daun : berbentuk lanset, ujung tidak simetris, panjang lk. 12 cm, lebar lk. 2 cm. Bunga : tersusun dalam rangkaian yang berbentuk tandan, yang tumbuh pada buku batangnya, agak menggantung, panjang lk. 60 cm; jumlah bunga tiap tandan 6 - 24 kuntum. Masing-masing bunga bergaris tengah lk. 6 cm. Daun Kelopak : berbentuk lanset, berwarna keunguan. Daun Mahkota : lebih pendek, tetapi lebih lebar dari pada kelopaknya; pangkalnya sempit; ujungnya runcing dan berwarna keunguan. Bibir : bertajuk tiga tajuknya membentuk corong; tajuk tengahnya lebar, runcing atau meruncing, berwarna keunguan. Buah : berbentuk jorong, panjang 3,2 cm; bunga jarang menjadi buah.

Ekologi
Tumbuh baik di daerah panas, pada ketinggian antara 0 - 150 m dpl. Di pulau Larat, tumbuhnya pada pohon-pohonan dan karang-karangan kapur yang cukup mendapat sinar matahari. Di pegunungan, tumbuhnya tidak begitu baik.

Musim Berbunga
Di Maluku, umumnya berbunga setelah musim hujan.



IRIAN JAYA 

Description: http://bk.menlh.go.id/florafauna/26papua/Papua1s.jpgBURUNG CENDRAWASIH 12 KAWAT
(Seleucidis melanoleuca (Daudin))
Nama lain: Warju, Waygue
Suku: Paradisaeidae


Latar Belakang
Burung cendrawasih 12 kawat adalah bunmg yang sangat mempesona. Tidak heran kalau dijuluki burung dewata, burung yang seindah burung surga. Burung ini mempunyai nilai budaya yang tinggi, karena selalu digunakan dalam upacara-upacara adat.

Pertelaan
Burung ini mempunyai ciri yang khas yaitu berupa bulu panjang sebanyak 12 jumlahnya yang keluar dari punggungnya, panjangnya 30 cm. Bulu yang seperti kawat ini berwama coklat keabu-abuan. Wamanya memang elok, satu pola dengan Cendrawasih Kuning besar atau Merah dengan sayap dan punggung berwarna coklat cerah. Akan tetapi rincian pola warna Cendrawasih 12 kawat nyata berbeda dengan jenis-jenis lainnya. Betina dan jantan berbeda pola warnanya. Yang jantan mempunyai bulu hias di lehernya yang dapat dimekarkan. Bulu ini berwarna hitam mengkilat berlapis hijau dan pinggiran berwarna hijau mengkilat. Bila dimekarkan, yaitu bila sedang mencumbu si betinanya, bulu ini akan menutupi sebagian kepalanya. Bulu samping tebal menutupi juga perutnya, memanjang ke belakang, berwarna kuning emas. Yang betina berwarna coklat pada punggungnya dengan warna merah pada tepi sayap, sedangkan dadanya coklat berbintik. Karena keindahannya inilah kebanyakan burung dalam suku Paradisaeidae, terutama yang jantan, diburu untuk dijadikan binatang hias, baik dalam keadaan hidup maupun mati.

Habitat & Penyebaran
Habitatnya adalah hutan hujan dataran rendah dekat pesisir dan hutan sepanjang sungai-sungai di dataran rendah, terutama di hutan sagu dan pandanus. Pada umumnya hidup di dalam hutan pamah di Irian Jaya. Pada waktu tidak terbang, burung-burung ini bertengger pada dahan pepohonan. Penyebaran burung ini adalah di Salawati, Irian dan Papua New Guinea.

Makanan
Makanan terdiri dari serangga, larva serangga, buah-buahan, biji-bijian dan madu.

Perkembangbiakan
Sarangnya dibuat pada cabang-cabang pohon. Sarangnya berbentuk mangkuk yang dangkal, yang dibuat dari daun Pandanus, kulit kayu, dengan bagian dalamnya dilapisi akar-akar halus dan serat tumbuhan. Di dalamnya hanya terdapat sebutir telur berwarna krem berjalur-jalur warna sawo matang dan keabu-abuan. Telur berukuran 40,7 x 26,5 mm.


Description: http://jengsali.files.wordpress.com/2009/07/pohon-matoa4.jpg MATOA
(Pometia pinnata j.R. & J.G. Forst.)
Nama lain: --
Suku: Sapindaceae




Latar Belakang
Meskipun Matoa juga dijumpai di tempat lain di Indonesia, di Irian Jaya jenis ini tidak hanya dikenal sebagai pohon berkayu tetapi terkenal sebagai pohon buah-buahan, bahkan dibudidayakan. Keragaman Buah Matoa juga dapat di, jumpai di Irian Jaya.

Pertelaan
Pohon Matoa dapat mencapai tinggi 47 m, dengan garis tengah batang 140 cm, berbanir besar sampai 5,50 m tingginya. Daunnya bersirip dengan 3 - 13 pasang anak daun. Daun terbawah seringkali menyerupai stipula (daun penumpu). Bagian-bagian yang muda kadang-kadang berbulu halus. Bunga jantan dan betina. Buah berbentuk elips, ukurannya mencapai 3,5 X 3 cm, dengan berbagai warna kulit, mulai dari kuning, merah tua, ungu atau coklat. Daging buahnya tipis dan manis. Ditempat lain tumbuhan ini lebih dikenai sebagai penghasil papan yang cukup baik untukbangunan (jendela, pintu, lantai dan lain-lain) juga untuk peralatan pertanian dan peralatan olah raga serta bahan pembuat arang. Kulit kayunya juga dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional.

Ekologi
Tumbuhan ini dapat dijumpai di hutan primer maupun sekunder, sampai ketinggian 1.700 m dpi. Tersebar mulai dari Sri Lanka dan Kepulauan Andaman, melalui Asia Tenggara sampai Fiji dan Samoa. Diperbanyak dengan biji maupun setek batang.

Musim Berbunga
Januari sampai Desember.




BANGKA BELITUNG

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/50/Paddletail_melb_aquarium.jpg Kakap Merah (Lunjanus argentimaculatus)
Nama Lain : Bambangan, Ikan merah, Jarang Gigi , Kakap.
Famili : Lutjanidae



Deskripsi :
Badan memanjang, melebar, dan gepeng. Profil kepala lurus atau sedikit cekung. Bagian belakang dan bawah pra-penutup insang bergerigi. Jari-jari keras sirip punggung 11, dan 14 lemah. Sirip dubur berjari-jari keras 3, dan 8-9 lemah. Sisik-sisik pada kepala mulai di belakang mata. Deretan sisik diatas gurat sisi serong keatas. Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan invertebrata dasar. Hidup menyendiri. Dapat mencapai panjang 90 cm, umumnya 35-50 cm. Warna : bagian atas untuk jenis dewasa benar-benar merah (merah darah), putih kemerahan bagian bawah. Suatu totol hitam terdapat dibagian atas batang sirip ekor.

Habitat :
Hidup di perairan pantai sampai kedalaman 100 m.


Description: http://img197.imageshack.us/img197/7083/img1646og.jpg Jambu Bandar ( Syzygium aquaeum) 
Nama lain: Jambu air
Famili: Myrtaceae
Sinonim: Eugenia aquea

Deskripsi:
Tanaman pohon ini dapat tumbuh dengan ketinggian 3-10 m, dengan batang yang pendek dan bengkok, berdiameter 30-50 cm, seringkali bercabang-cabang dari pangkal batangnya, dan kanopi tidak beraturan. Daunnya berhadapan, berbentuk jantung-jorong sampai bundar telur, berukuran 7-25 cm X 2,5-16 cm, dengan tangkai daun yang berukuran panjang 0,5-1,5 mm. Bunga terminal dan muncul dari ketiak daun yang berisi 3-7 kuntum, dengan diameter 2,5-3,5 cm, berwarna kuning-putih, dengan benang sari yang berjumlah banyak. Buahnya bertipe buah buni, berbentuk gasing, dengan ukuran 1,5-2 cm X 2,5-3,5 cm, bermahkotakan segmen-segmen kelopak yang berdaging, berwarna putih smapai merah, berkilap. Daging buahnya berisi banyak sari buah, hampir tidak beraroma. Bijinya 1-6 butir, berbentuk membulat dan berukuran kecil.   Tanaman ini dapat berkembang biak dengan biji atau stek.

Ekologi:
Tanaman ini diduga berasal dari India Selatan yang saat ini telah menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman jambu air hanya cocok untuk daerah rendah tropis, dan memerlukan curah hujan sepanjang tahun. Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya rendah/kering sekitar 5003.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah yang baik dengan rasa lebih manis. Cahaya matahari berpengaruh terhadap kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 4080%. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 C. Kelembaban udara antara 50-80 %.

Kegunaan:
Buah jambu dapat dikonsumsi langsung, karena jika matang rasanya sangat manis dan banyak mengandung air. Kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan




KEPULAUAN RIAU

Description: http://assets.kompas.com/data/photo/2011/01/15/1835088620X310.jpgKeong Gonggong (Strombus canarium)
Nama lain : Gonggong kuning.
                      Dog conch.
Famili : Strombidae.


Deskripsi :
Tutup cangkang menyerupai gasing, mulut cangkang (aperture) melebar ke arah luar. Lekukan stromboid di sisi kanan anterior cangkang, tepi cangkang bagian luar menebal. Permukaan cangkang rata tanpa tonjolan, tutup cangkang seperti sabit dengan 7-8 buah gerigi di salah satu sisinya. Lapisan luar cangkang dihiasi dengan garis-garis seperti jala yang bewarna kuning tua. Tepi cangkang bagian luar sangat tipis. Ukuran : Umumnya berukuran kecil, 2 - 3 cm.

Habitat :
Hidup diperairan pantai dengan substrat perpasir yang banyak ditumbuhi oleh lamun dan makro alga, mulai dari surut terendah sampai kedalaman 6 m.

Penyebaran :
Banyak dijumpai di Kepulauan Riau, Teluk Jakarta, dan Kepulauan Seribu.










Description: http://ds-lands.com/data_images/top_cityes/bakau/bakau-05.jpg Bakau (Rhizophora apiculata)
Nama lain: Bakau minyak, bakau tandok, bakau akik, bakau puteh, bakau kacang, bakau leutik, akik, bangka minyak, donggo akit, jankar, abat, parai, mangi-mangi, slengkreng, tinjang, wako.
Famili: Rhizophoraceae

Deskripsi :
Pohon dengan ketinggian mencapai 30 meter dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah. Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di abgian bawah. Tangkai daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya kemerahan. Unit dan letak: sederhana dan berlawanan. Bentuk: elips menyempit. Ujung: meruncing. Ukuran: 7-19 x 3.5-8 cm. Biseksual, kepala bunga kekuningan yang terletak pada tangkai berukuran < 14 mm. Letak: di ketiak daun. Formasi: Kelompok (2 bunga per kelompok). Daun Mahkota: 4; kuning putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga: 4; kuning kecoklatan, melengkung. Benang sari: 11-12; tak bertangkai. Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna colklat, panjang 2-3.5 cm, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm.

Ekologi : 
Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tubuh di suatu lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara abnormal karena gangguan kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting dapat juga menghambat pertumbuhan mereka karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tetapi perbungaan terdapat sepanjang tahun. Sri Langka, seluruh Malaysia dan Indonesia hingga Australia Tropis dan Kepulauan Pasifik.
Kegunaan :  
Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit kayu berisi hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar dapat digunakan sebagai jangkar dengan diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam di pinggiran tambak untuk melindungi pematang. Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.




GORONTALO

Description: http://www.kutilang.or.id/wp-content/uploads/2012/09/Kipasan-sulawesi_Rhipidura-teysmanni_RH.jpgKipasan Sulawesi (Rhidipura teysmanii)
Nama lain :   Kipasan Sulawesi,
                        Rusty-bellied Fantail
Famili : Muscicapidae.




Deskripsi:          
Berukuran 14 cm. Tunggir dan pangkal pada ekor merah-karat. Tenggorokan putih, pita leher depan hitam. Dada bernuansa abu-abu terang.

Penyebaran :
Endemik di Sulawesi dan Kepulauan Sula.
Tiga subjenis :    1. (R. toradja) Sulawesi Utara, Tengah dan Tenggara.
   2. (R. teysmanii) Sulawesi Selatan.
   3. (R. sulaensis) Kep. Sula (Taliabu).

Status dan Habitat :           
Cukup umum. Menghuni hutan; 860-2300 m dpl, di Minahasa kadang di dataran rendah sampai 600 m dpl. Di Taliabu, kadang dataran rendah sampai sekitar 200 m dpl di hutan yang ditebang pilih.







Description: http://alamendah.files.wordpress.com/2011/03/anggrek-larat-dendrobium-phalaenopsis.jpg Anggrek Jambrut (Dendrobium macrophyllum
Nama lain:
Famili: Orchidaceae
Sinonim :



Deskripsi:
Tanaman ini termasuk tumbuhan epifit yang membentuk umbi semu dengan panjang hingga mencapai 20-30 cm, dan berbentuk agak gepeng. Daun anggrek ini berbentuk oval berwarna hijau tua. Pada setiap rusa batang akan tumbuh 2-3 daun. Panjang setiap daun umumnya 20-30 cm, dengan lebar sekitar 7-12 cm. Pada bagian ujung daun terlihat meruncing. Bunga yang terbentuk tersusun dalam tandan yang muncul dari ruas ke dua dari atas. Panjang tandan bunga dapat mencapai 52 cm. Pada setiap tandan, terdapat 4 sampai 40 kuntum bunga. Setiap bunga bergaris tengah 4,5 hingga 6 cm. Bunga yang dihasilkan akan mekar selama lebih dari 10 hari. Kelopak daun berwarna hijau kekuningan, berambut pada sisi yang luar, dan meruncing pada ujungnya. Mahkota daun akan berwarna hijau kuning terang, terkadang akan memiliki warna ungu. Bibir berdaging dan berwarna hijau terang kekuningan serta memiliki garis-garis yang berwarna ungu. Buah yang terbentuk memiliki pola oval dengan panjang sekitar 6-8 cm.

Ekologi:
Anggrek ini menyukai tempat yang teduh dan terlindung, umumnya banyak ditemukan pada ketinggian 1000 m dpl.  




SULAWESI BARAT

Description: http://2.bp.blogspot.com/-rHXweVHZPr8/T5nzvJHJZhI/AAAAAAAAANs/Ct76ab41f-U/s1600/underwater-video-competition.jpg Penyu Sisik (Erythrochelys imbricata
Nama lain : Penyu sisik.
Famili : Cheloniidae.

Deskripsi :
Penyu sisik berukuran lebih kecil daripada penyu hijau, juga telur-telurnya. Panjang karapasnya tidak lebih dari 90 cm. Kepala dan moncongnya seperti paruh elang. Sisik di bagian kepala depannya berjumlah dua pasang, sehingga membedakannya dengan penyu hijau. Kaki depannya yang seperti dayung, mempunyai dua kuku, pada yang sudah sangat tua hanya terdapat satu kuku. Karapasnya berwarna mencolok, biasanya kuning sawo dengan coretan-coretan dan tanda cokelat kemerahan, kehitaman atau kuning. Sisik karapasnya bertumpang tindih dan tersusun seperti genteng. Plastronnya berwarna keputihan, kadang-kadang dengan bercak hitam. Penyu sisik (termasuk telurnya), tidak sebanyak penyu hijau, tetapi banyak ditangkap orang.

Habitat :
Banyak terdapat di terumbu karang.

Penyebaran :
Di Indonesia, penyebarannya meliputi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Belitung, Sumba, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil dan Perairan Kalimantan Timur.






Description: http://www.jungleseeds.com/images/MusaParadisiaca.jpgPisang Pere (Musa paradisiaca
Nama lain:  Pisang Tundong
Famili:  Musaceae

Deskripsi:
Nama spesies ini sebenarnya bukan menunjuk pada nama jenis dalam arti botanis, tetapi merupakan gabungan dari berbagai kultivar yang banyak, dan merupakan pisang yang dapat dimakan. Pisang pere (Musa acuminata x Musa balbisiana ). Tanaman pisang ini hidup merumpun, tingginya 3-5 m, berbatang semu, licin, dan banyak mengandung air.  Daunnya tersusun memutar. Bunga akan meundcul dari ujung batang. Saat akan berbunga dapat terlihat dengan makin kecilnya daun yang tumbuh dekat pucuk. Perbungaannya tersusun seperti sisir dalam suatu tandan. Ujung tandannya merupakan  kumpulan bunga-bunga jantan mandul yang umum disebut jantung. Buahnya tersusun dalam bentuk sisir. Setelah berbuah tanaman akan mati. Pisang mulai berbunga pada umur 7-9 bulan.  Tanaman ini berkembangbiak melalui tunas akar.

Ekologi:
Tanaman pisang sudah menyebar luas di Asia Tenggara. Pisang dapat hidup dengan baik di dataran rendah yang berudara lembab. Pada ketinggian 1000 m dpl atau di daerah sub tropis, pertumbuhan pisang akan lebih lambat. Tanaman pisang juga memerlukan cahaya matahari yang cukup tinggi. 

Kegunaan:
Buah pisang dapat dikonsumsi langsung atau diolah menjadi berbagai macam masakan.  Batang pisang bisa digunakan untuk berbagai keperlukan, misalnya untuk dekorasi, dan untuk pembungkus, demikian juga daunnya.




MALUKU UTARA
Description: http://www.kutilang.or.id/wp-content/uploads/2013/03/Kepudang-sungu-biru_Coracina-temminckii-rileyi_DB.jpg
Kepodang Halmahera (Oriolus phaeochromus
Nama lain :   Kepudang Halmahera.   
Dusky Oriole
Famili : Oriolidae.

Deskripsi :         
Berukuran 25-26 cm. Coklat seragam, bagian bawah lebih pucat dan lebih abu-abu, paruh hitam. Sangat sulit dibedakan dengan cikukua hitam Philemon fuscicapillus, Cikukua lebih besar, berparuh lebih tajam, kulit di sekeliling mata merah jambu dan bagian bawah agak lebih pucat.

Persebaran :
ENDEMIK di Halmahera, Maluku Utara.

Status dan Habitat :           
Cukup umum. Menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi; juga lahan budidaya. Dari permukaan laut sampai ketinggian 450+ meter.

Catatan :
Kemiripan jenis ini dengan cikukua, dan juga dengan Kepudang seram Oriolus forsteni dan Kepudang muka-hitam Oriolus bouroensis, lebih nyata pada burung yang hidup daripada spesimen awetan yang menjadi sumber untuk identifikasi dan membuat gambar.




IRIAN JAYA BARAT

Description: http://www.planet-mammiferes.org/Photos/Marsup/Peramel/EchyRuf2.jpgKelubu Nambabsop (Echymipera rufescens) 
Nama lain: Kelubu hidung panjang
Terdapat tiga spesies dari genus Echymipera, Ecymipera clara, Ecymipera calubu, dan  Ecymipera rufescens yang ketiganya sulit dibedakan karena memiliki ukuran dan penampilan yang sama.

Deskripsi:
Echymipera rufescens merupakan mamalia kecil yang mirip sekali dengan tikus tetapi dengan bentuk hewan marsupial. Spesies ini paling tersebar dibandingkan dua spesies lainnya.   Panjang tubuh termasuk kepala sekitar 225 mm hingga 380 mm, dan panjang ekornya sekitar 75 mm.  Memiliki moncong yang panjang.  Pada bagian punggungnya tubuhnya memiliki warna sangat bervariasi, diantaranya coklat merah terang, coklat gelap, campuran antara warna hitam dan kuning, atau hitam dengan corak kekuningan.  Pada bagian anterior, biasanya berwarna kecoklatan.  Hewan ini mampu hidup hingga 3,1 tahun.   Kelubu dewasa beratnya sekitar 1,25 g, tetapi jantan dapat mencapai berat 3,4 kg, dan betina 2,5 kg.  Spesies ini soliter, dan aktif pada malam hari.  Dikenal sebagai omnivora dengan memakan serangga, buah, pisang, dan hewan kecil lain.

Ekologi dan Habitat:
Echymipera rufescens umumnya ditemukan di Pulau Irian, pada habitat yang beragam. Umumnya hewan ini berdiam di hutan, hutan kayu yang berumput  Hewan ini hidup hingga pada ketinggian 1200 m.




Description: http://www.fobi.web.id/fbi/d/52173-2/Myristica-fragrans_Kadudampit_Ian.jpgPala (Myristica fragrans)  
Nama lain:
Famili : Myristicaceae

Deskripsi:
Tumbuhan ini termasuk pohon, dengan tinggi 16-18 m dan gemang 30-45 cm, berasal dari Maluku. Tanaman ini memiliki cabang yang cukup banyak. Bentuk tajuk pohonnya yang menyerupai kerucut memudahkan pengenalan pohon ini.    Daunnya berseling, helai daunnya bulat telur atau oval sampai lanset dan jika diremas barbau sangat harum. Pohon umumnya hanya berbunga jantan atau betina, meskipun demikian ada pula pohon yang mempunyai bunga jantan dan betina sekaligus pada satu pohon. Bunga-bunga ini tersusun dalam payung yang menggarpu. Buah yang terbentuk merupakan buah batu, berdaging kuning muda kehijauan, berbentuk bulat lonjong dan beralur memanjang ditengahnya. Bijinya dikelilingi oleh  aril merah yang merekat di bagian pangkal biji. Biji berwarna coklat tua, berpola, dan berbentuk bulat telur. Daging buah, biji dan arilnya berbau harum. Benih yang ditanam akan berkecambah kurang lebih 30-40 hari setelah penyemaian. Mulai berbuah pada umur 5-7 tahun.

Ekologi:
Tanaman ini memerlukan tanah gembur, subur, atau tanah vulkanis serta memiliki drainase yang baik untuk bisa tumbuh dengan baik. Tanaman Pala sangat peka terhadap tanah bawah yang lembab. Kisaran suhu yang diperlukan untuk tumbuh yaitu antara 20-30oC dan curah hujan yang teratur sepanjang tahun. Tumbuh dengan baik di wilayah pengunungan rendah dibawah 1000 kaki.

Kegunaan:

Di Jawa, kayu dari pohon ini digunakan untuk bahan bangunan karena warnanya yang bagus. Kulit kayu dapat dipakai sebagai bahan cat. Daging buahnya juga dapat dimanfaatkan sebagai manisan dan arilnya digunakan untuk rempah-rempah dan obat.  Daunnya bisa juga dapat digunakan untuk obat tradisional. .

1 comment:

  1. SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!

    Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<




    SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!

    Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<




    SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!

    Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    ReplyDelete