Daftar Nama TOGA (tanaman Obat
Keluarga) dan khasiatnya.
Berikut ini adalah aneka jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan
sebagai obat alami, sangat cocok ditanam di pekarangan atau halaman rumah
sebagai persediaan dalam menjaga kesehatan keluarga..
1. TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorhiza
roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai
tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak
tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh
sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun
yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya
panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup
membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan
ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12
bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di
pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang
15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama
digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk mengobati sakit
kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa
dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai
antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh.
Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah
mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.
2. KUNYIT
Manfaat Tanaman Obat Kunyit.
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar
disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian
1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di
daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat
menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan
kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional,
bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll.
Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti
inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan
menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
3. KEJI BELING
Keji beling atau orang jawa
menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan dikenal
dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate menyebutnya
dengan nama “lire”. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium,
kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat
asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare
(mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol.
Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan
sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga
kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam,
caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang
gatal tersebut. Untuk mengatasi diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari
tanaman ini direbus, selama lebih kurang setengah jam, kudian airnya diminum.
Sama juga prosesnya untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat
mengatasi kencing manis dengan cara dimakan sebagai lalapan secara teratur
setiap hari. Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien
(wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur.
4. SAMBILOTO
Sambiloto (Andrographis
paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal
dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya,
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika.
Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang
berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto).
Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan
senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini
pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911. Andrographolide memiliki
sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati
dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat
dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama dikenal
memiliki khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno
yang mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut
dengan nama Kalmegh pada Ayurveda. Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto
juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa
aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin
dependent kinase 4).
5. HANDEULEUM
HANDEULEUM (Graptopthyllum
pictum [L.] Griff) Khasiat dan cara pengobatan: Wasir: 10 g daun handeuleum segar
dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1
gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing
½ gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian
dibalurkan dan dibalut dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali
sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1
gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.
6. JAHE
Umbi jahe mengandung senyawa
oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai
antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai
komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi
melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan
kekebalan tubuh. Berbagai manfaat jahe yang secara tradisional sudah dikenal
luas adalah seperti berikut ini: Masuk angin Ramuan: Ambil jahe yang tua
sebesar ibu jari, cuci bersih dan memarkan lalu direbus dengan air dua gelas,
tambahkan gula aren secukupnya . Didihkan lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan
minum hangat-hangat. Sakit kepala atau migrain (sakit kepala sebelah) Ramuan:
Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas air dan beri
sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari. Mencegah mabuk
kendaraan Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus
dengan segelas air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan. Terkilir
Ramuan: Ambil jahe lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan
sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan
dua kali sehari.
7. TEMPUYUNG
Tempuyung (Sonchus arvensis L)
termasuk tanaman terna menahun yang biasanya tumbuh di tempat-tempat yang
ternaungi. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan
bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk
roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun
berombak memeluk batang inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal. Di
dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium
dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat
tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan
senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal.
Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine. Untuk
menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar daun tempuyung segar.
Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan sekali
habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu
sebanyak tiga kali
8. BAWANG PUTIH
Bawang putih (Allium sativum)
adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman
ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat
sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya
bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung
terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk
pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan
lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan
bentuknya payung. Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif
sebagai berikut : a. Bawang putih Flu dan Batuk. Kandungan sulfur yang terkandung
dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat
meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan,
yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah
mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus
penyebab penyakit. Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang putih
sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih
pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan
bawang dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar
1-2 menit, dan minum hangat-hangat. b. Bawang Putih dan Kolesterol Sekarang ada
lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang
putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit
jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal
College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa
bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis menyatakan bahwa
suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan kolesterol
tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar 12 % dari
total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawata c. Bawang
Putih dan Kanker Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker,
terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang
putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia
yang menyebabkan kanker beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa
orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena
kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil
yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk
membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit,
memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi
kanker.
9. BELIMBING WULUH
Blimbing Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baikvWuluh menyebuhkanGusi
berdarah Dua buah belimbing wuluhvsegar maupun manisan secara
rutin tiap hari 1/2 genggamvdimakan tiap hari Blimbing Wuluh
sebagai Obat Gondongan daun belimbing
wuluh ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun
dan 4vyg gondongan. butir bawang
merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan Segenggam daunvketempat yg sakit. Blimbing
Wuluh sebagai Obat Rematik belimbing
wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih 100 gr daun muda belimbing wuluh 10 bijivgosokkan ke bagian yg
sakit. cengkeh dan 15 biji merica dicuci
lalu digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur.
Oleskan adonan bubur tadi 5 buah
belimbing wuluh 8 lembar daun kantilvketempat yg sakit. (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15
butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan air
jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai utk menggosok dan
mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Blimbing Wuluh sebagai
Obat Sariawan 10 kuntum bunga belimbing
wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3v vgelas air sampai air tinggal
3/4 saring minum 2 kali sehari.
Segenggarn bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air
direbus sampai kental. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicucivmulut dan mengoles sariawan. lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4
gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10
lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu ditumbuk
halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring. Dipakai
utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari. Blimbing Wuluh Lima buah belimbing wuluh setelah dicucivsebagai Obat Sakit gigi bersih dikunyah dgn garam. Ulangi beberapa
kali sampai hilang rasa Satu genggam
daunvsakitnya. Blimbing Wuluh sebagai Obat Pagel linu belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh
15 biji lada digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat
yg sakit Sepuluh buah belimbingvBlimbing Wuluh sebagai Obat
Penghilang Panu wuluh dicuci lalu
digiling halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata.
Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari
10. BELUNTAS
Beluntas merupakan tanaman
perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa mencapai dua meter.
Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda
berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang
daun 3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa
tempat di wilayah Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan
pembatas antar guludan di perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut
nama beluntas dengan nama yang berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa
Tengah), dan Lamutasa (Makasar). Secara tradisional daun beluntas digunakan
sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan
obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit
kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai lalapan. Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah
lama memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong para
peneliti untuk mengadakan berbagai penelitian guna membuktikan khasiatnya
secara ilmiah. Pada tulisan ini akan dicoba pemaparan dua penelitian pemanfatan
daun beluntas dalam bentuk ekstrak sebagai komponen antibakteri dan minyak
atsiri sebagai zat antioksidan
Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia
Jenis-Jenis
Tanaman Pangan Di Tanah Indonesia cukup banyak sekali, dan sebagian besar
tanaman pangan yang ditanam di Indonesia adalah padi. Selain padi, makanan
pokok lainnya adalah sagu, singkong, jagung serta ubi-ubian yang dapat tumbuh
subur di tanah Indonesia ini.
5
jenis Tanaman Pangan Lokal
1.
Jagunng
Tanaman jagung
merupakan tanaman yang berasal dari Amerika. Di indonesia jagung banyak
diberdayakan untuk memenuhi keperluan baik pangan maupun non pangan.
Manfaat jagung bagi warga bukan hanya sebagai makanan saja, tapi bisa di olah
menjadi beberapa jenis lagi sepeti: pati, tepung jagung, snack, berondong (pop
corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dll. Sebagai bahan non pangan beberapa
manfaat dari jagung adalah digunakan sebagai bahan pakan ternak, pupuk kompos,
bahan pembuat kertas dan kayu bakar. Beberapa sentra daerah penghasil
utama tanaman jagung yaitu: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat.
2. Ketela
Pohon
Ketelah pohon atau
lebih dikenal dengan sebutan singkong, tanaman tahunan tropika dan
subtropika dari keluarga Euphorbiaceae ini dapat tumbuh dengan subur di negara
kita. Tanaman ini adalah salah satu dari jenis makanan pokok penghasil
karbohidrat selain beras dan jagung yang merupakan makanan pokok khas
masyarakat Indonesia. Menurut sejarah ketela pohon merupakan tanaman
Brazilia yang sudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Tanaman
ini tumbuh dan berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi.
Selain untuk di konsumsi secara langsung atau di rebus erlebih dahulu, Ketela
pohon juga dapat digunkan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung tapioka,
tepung gaplek, serta bahan pembuatan etanol, gasohol, dan lainnya.
3. Kentang
Menurut sejarah,
kentang merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman
kentang merupakan tanaman yang hidup dan berproduksi di daerah subtropis atau
daerah dataran tinggi, selain untuk di konsumsi, kentang juga di gunakan
sebagai salah satu bahan pembuat
cat
,
pembuat glukosa dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman kentang di Indonesia
meliputi daera-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh,
Sumtera Selatan, Tanah Karo dan lain sebagainya. Menurut penelitian, kentang
merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung.
4.
Talas
Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae), di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di
seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000
meter dpl, baik liar maupun yang ditanam atau yang di rawat. Di Indonesia talas
adalah bahan makanan cukup populer dan produksinya cukup tinggi terutama di
daerah Papua dan Jawa (Bogor, Sumedang dan Malang), yaitu biasa diolah menjadi
makanam-makanan ringan, seperti keripik talas dll.
5. Ubi
Jalar
Ubi jalar
merupakan komoditas utama penghasil karbohidrat, setelah padi, jagung, dan ubi
kayu, dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, baik untuk
bahan baku industri maupun pakan ternak. Ubi jalar dikonsumsi sebagai makanan
tambahan atau makanan cemilan, kecuali di Irian Jaya dan Maluku, ubi jalar
digunakan sebagai makanan pokok. Ubi jalar di kawasan dataran tinggi Jayawijaya
merupakan sumber utama karbohidrat dan memenuhi hampir 90% kebutuhan kalori
penduduk.
5 jenis tanaman
pangan di atas hanyalah sebagian kecil nya saja, masih banyak tanaman-tanaman
yang lain nya yang termasuk kedalam Jenis-Jenis Tanaman Pangan Di Tanah
Indonesia. Mudah-mudahan penjelasan di atas dapat menambah motipasi kita dalam
bercocok tanam.
Cara Menanam
Tanaman Pangan
TANAMAN PANGAN
Tanaman pangan
adalah segala jenis tanaman yang daat menghasilkan karbohidrat dan protein.
1.
Dasar-Dasar Menanam Tanaman Pangan
o Persiapan lahan/media tanam
- Mencampur tanah (lahan tanam) dengan bahan anorgnik
- Mengendalikan gulma
- Meyiapkan kondisi
yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
o Persiapan bahan tanam
- Pemilihan benih yang bermutu
o Penanaman
Faktor yang diperhatikan
- Waktu tanam
- Jarak tanam
o Pemupukan
Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan
tanaman
o Pengairan
Memberikan air
(irigasi) dengn jumlah yang cukup dan membuang kelebihan iar (drainase)
pada waktu yang tepat. Juga harus diperhatikan bahwa tanggap tanaman terhadap
kekeringan dan kelebihan air berbeda-beda.Saat pemberian air harus
memperhatikan status air tanah dan fase pertumbuhan tanaman.
o Pemeliharaan
~ Pemangkasan
Dilakukan pada tanaman dengan tujuan untuk:
-
Mengatur bentuk
-
Membuang cabang yang tidak berguna
-
Merangsang pembungaan
~ Pembubunan (penimbunan tanah) dengan tujuan :
-
Menutup akar
-
Memperkuat batang
-
Menghindari genangan air
o Pengendalian organisme pengganggu tanaman
~ Secara fisik
-
Dengan api
-
Rendam denggan air panas
~ Biologi
-
Memutus daur hidup dengan melepas jantan mandul
-
Menanam tanaman competitor
-
Untuk serangga, menggunakan musuh alami
~ Kimia
-
Menggunakan senyawa pembasmi
2.
Aneka Jenis Hasil Tanaman Pangan
Hasil pertanian khususnya pangan
sangat dibutuhkan oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya.Secara umum hasil
pertanian tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok besar yang biasanya
didasarkan atas kesamaan sifat dan kegunaan seperti kelompok bahan nabati dan
kelompok bahan hewani. Bahan nabati merupakan bahan yang diperoleh dan berasal
dari tumbuhan misalnya padi, jagung,buah-buahan, sayuran, rempah- rempah,
sedangkan bahan hewani diperoleh dari hewan, bagian-bagian dari hewan atau yang
diproduksi oleh hewan tersebut, misalnya: daging, susu, telur, ikan.
Berdasarkan tempat kehidupannya, komoditas-komoditas tersebut di atas dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu darat dan perairan.Sebagian besar
komoditas yang disebutkan diatas hidup di daratan.Beberapa komoditas yang hidup
di perairan cukup banyak yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas pangan
seperti berbagai jenis ikan dan rumput laut.Pada dasarnya masih banyak
komoditas hasil perairan lainnya yang dapat dieksplorasi untuk dimanfaatkan
dalam bidang pangan seperti algae, terumbu karang dan sebagainya.
3.
Manfaat Tanaman Pangan
o Sebagai bahan makanan
o Diolah lagi menjadi makanan lainnya
4.
Ekosistem Budidaya Tanaman Pangan
Akuatik (Air):
o Ekosistem air tawar
o Ekosistem lamun (seagrass)
Teritorial (Darat):
o Hutan hujan tropis
o Padang rumput
Ekosistem buatan :
o Agro
ekosistem berupa sawah tadah hujan
o Sawah irigasi
5.
Standar Produk Hasil Tanaman Pangan
Syarat:
o Bebas hama penyakit
o Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya
o Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan
fungisida
6.
Teknik Pengemasan Hasil Budidaya Tanaman Pangan
Hasil budidaya
tanaman pangan dikemas dalam arung goni atau dari bahan lain yang sesuai kuat
dan bersih dan mulutnyadijahit. Di bagian luar karung ditulis dengan bahan yang
aman yang tidak luntur dengan jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Daerah asal produksi
c) Nama dan mutu barang
d) Nama perusahaan/pengekspor
e) Berat bruto
f) Berat netto
g) Nomor karung
h) Tujuan
a) Produksi Indonesia
b) Daerah asal produksi
c) Nama dan mutu barang
d) Nama perusahaan/pengekspor
e) Berat bruto
f) Berat netto
g) Nomor karung
h) Tujuan
NANGGROE
ACEH DARUSSALAM
BUNGA JEUMPA
(Michelia
champaca L.)
Nama lain : Cempaka Kuning, Campaka Koneng
Suku : Mugnoltuceae
Latar Belakang
Bunga
Jeumpa atau Bunga Cempaka akrab dengan Judul Lagu daerah di Aceh. Selain Judul
Lagu, Novel Sastrawan Aceh sebelum kemerdekaan berjudul Jeumpa Aceh. Keduanya
menunjukkan bagaimana masyarakat Aceh mengikatkan diri pada Jeumpa. Maka
sehubungan dengan itu Pemerintah Daerah Istimewa Aceh berketetapan hati untuk
menaruhkan nama pada bunga ini sebagai Flora Identitas. Selain bunganya, kayu
pohon cempaka dapat digunakan sebagai bahan bangunan, papan, mebel, panel.
Daunnya menghasilkan minyak yang biasa diekspor.
Pertelaan
Jeumpa
atau Michelia champaka berasal dari India. Pohon berukuran sedang dengan tinggi
sampai 25 m dan diameter batangnya sampai 50 cm. Batang lurus, bulat, kulit
batangnya halus, berwarna coklat ke abu-abuan. Tajuknya agak jarang, dan agak
melebar, dengan percabangannya yang tidak teratur. Daunnya tunggal, berseling,
berbentuk lanset yang agak melebar, berukuran sedang, dan berbulu halus pada
permukaan bawahnya. Bunga berwarna kuning tua, harum, berukuran agak besar dan
tersusun dalam untaian yang tumbuh pada ketiak daun.
Ekologi
Bunga Jeumpa
tumbuh baik sampai pada ketinggian 1200 m dpl.
Musim Berbunga
Bunga Jeumpa
berbunga sepanjang tahun.
BURUNG CEMPALA
KUNENG
(Copsychus
pyrropygus (Lesson))
Nama lain : -
Suku : Turdidac
Latar Belakang
Burung
Cempala Kuneng merupakan salah satu dari burung kebanggaan rakyat Aceh, hal ini
terbukti pada Kerajaan Sultan Iskandarmuda sudah dikenal dan disebut-sebut
dalam hikayat Aceh mengenai keberadaan Cempala Kuneng ini. Oleh karena
ketenarannya maka burung ini juga diambil dan dijadikan Fauna Identitas
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pertelaan
Burung
yang indah ini mudah dikenal karena kekerabatannya dengan murai batu. Keindahan
burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan
alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan
perut sampai pangkal ekor berwarna kemerahan. Begitu pula bagian belakang
punggung. Ekor berwarna hitam dengan pinggir putih.
Habitat & Penyebaran
Cempala
kuneng menghuni hutan di daerah pamah sampai ketinggian 900 meter di atas
permukaan laut. Burung ini tidak hanya terdapat di Aceh, tetapi juga dapat dijumpai di Sumatera
umumnya, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
Makanan
Seperti
kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya
belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April didapatkan anakan dari
burung ini.
SUMATERA
UTARA
BUNGA KENANGA
(Cananga
odorata (Lmk.) Hook. F. & Thoms)
Nama lain : Selanga, Kananga Wangi, Sandal
Suku : Annonaceae
Latar Belakang
Kenanga
merupakan salah satu bunga yang erat kaitanya dengan tradisi serta dipergunakan
sebagai salah satu penyusun bunga tabur pada saat pemakaman ataupun ziarah ke kuburan
para leluhur /nenek moyang. Dalam tradisi ini bunga kenanga mempunyai makna
sakral yang mengharapkan agar doa para peziarah ke leluhurnya dapat dikabulkan.
Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah Sumatera Utara menetapkan Kenanga
untuk Identitas Flora di daerahnya. Selain bunganya yang menghasilkan minyak
kenanga dan dikenal sebagai minyak 'Ylang-ylang' untuk industri kosmetik,
manfaat lain untuk aroma terapi yang efektif untuk melenyapkan bau badan yang
sangat mengganggu.
Pertelaan
Kenanga ada dua
macam :
(1) Berbentuk
pohon dengan tinggi 10 - 40 m. Bunga menggantung dalam rangkaian 1 - 3 buah.
Mcnghasilkan bunga yang bermahkota lebar dan berbau wangi, akan tetapi bunganya
mudah gugur.
(2) Berbentuk
perdu dengan tinggi 2 - 3 m, yaitu var. fruticosa (Craib) Sincl. Berbunga
sepanjang tahun. Bunga kurang menarik tetapi mahkotanya tidak mudah gugur.
Tidak pernah membentuk buah.
Ekologi
Tanaman
Kenanga tersebar dari Burma sampai Australia bagian Utara. Kenanga dapat tumbuh
baik di dataran rendah sampai 1200 m dpl., menghendaki iklim panas dengan curah
hujan antara 300 - 500 mm sinar matahari yang cukup dengan suhu 25 – 30oC.
Musim Berbunga
Tanaman
Kenanga berbunga sepanjang tahun dan dapat dipanen setelah berumur 1,5 - 2
tahun.
BURUNG BEO NIAS
(Gracula
religiosa robusta Salvadori)
Nama lain : Ciong, tiong
Suku : Sturnidae
Latar Belakang
Banyak
orang sudah mengenal burung Beo, karena burung ini mampu menirukan suara yang
didengarnya. Gracula religiosa robusta adalah salah satu anak jenis burung Beo.
Pilihan Beo Nias ini menjadi identitas Sumatera Utara memang tepat, karena
burung ini hanya terdapat di bagian daerah propinsi ini, yaitu pulau Nias.
Burung beo nias dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
421/Kpts/Um/8/1970.
Pertelaan
Ukuran
burung beo nias agak lebih besar dari pada beo biasa dan tubuhnya tampak lebih
kekar. Walaupun demikian, orang awam yang tidak melihat beo nias bersama beo
biasa, tidak dapat membayangkan bedanya. Secara umum burung beo berwarna hitam pekat,
bulunya mengkilap. Di daerah telinganya terdapat cuping bundar berwarna kuning
cerah, dan paruhnya pun kuning. Pada beo nias, cuping di belakang telinga lebih
besar daripada beo biasa. Di bawah paruh terdapat sepasang gelambir yang juga
berwarna kuning. Kakinya kuning, di ujung sayapnya terdapat warna putih.
Habitat & Penyebaran
Burung
ini adalah penghuni hutan dan tinggal pada tajuk pohon yang tinggi. Di alam
bebas, burung beo ini hidup berpasangan, kadang-kadang dalam kelompok
habitatnya hutan-hutan rimba yang berdekatan dengan perkampungan atau tempat
yang terbuka. Penyebaran burung beo adalah India, Cina, Asia Tenggara, Palawan,
Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Sedangkan penyebaran beo nias adalah di
Pulau Nias dan Pulau Babi (Sumatera).
Makanan
Makanan burung
beo adalah buah-buahan, biji dan serangga.
Perkembangbiakan
Musim
bertelur antara bulan Desember sampai Mei. Jika burung ini akan bertelur,
biasanya mencari pohon-pohon tua atau pohon-pohon yang sudah lapuk, yang
batangnya tegak dan tinggi, dan ada juga yang di pohon enau atau aren. Bahan
sarang terdiri dari ranting, serat pohon dan daun-daunan. Induk burung beo
mengerami telurnya yang berjumlah 2 - 3 butir selama kurang lebih 3 minggu.
Warna telur : biru muda dengan bercak-bercak wama coklat dan ungu muda. Ukuran
telur rata-rata 37 - 26 mm.
SUMATERA
BARAT
ANDALAS
(Morus
macroura Miq.)
Nama lain : Hole Tanduk, Andaleh, Kertau
Suku : Moraeeae
Latar Belakang
Pohon
Andalas tergolong jenis kayu yang besar, umumnya dikenal oleh masyarakat Minang
sebagai kayu yang bagus. Pemanfaatan kayu Andalas dalam pembangunan rumah adat
di Daerah Minangkabau memang sudah menjadi tradisi sejak lama. Kayu tersebut
dipakai dalam pembuatan rumah, baik sebagai tiang-tiang utama, balok-balok
untuk landasan lantai rumah, papan lantai dan dinding rumah. Sering pula
kayunya dipakai sebagai bahan perabot rumah tangga. Buah pohon ini dapat
dimakan.
Di
Indonesia jenis ini hanya ditemukan di Sumatera dan Jawa Barat. Di Jawa Barat,
sudah sulit ditemukan jenis ini meskipun di hutan-hutan, sedangkan di Sumatera
masih dapat ditemukan di daerah Padang bagian Selatan. Untuk menemukan jenis
ini di hutan memerlukan perjalanan berhari-hari menuju lokasinya. Hal ini
menunjukkan bahwa jenis ini memang sudah tergolong dalam pohon/tumbuhan langka.
Mengingat manfaatnya yang cukup besar dalam tradisi adat Minang, maka kayu
jenis ini banyak dicari sehingga harganya cukup mahal. Karena itulah pemilihan
jenis ini menjadi maskot tumbuhan Propinsi Sumatera Barat cukup tepat. Dengan
demikian tradisi adat Minang dapat terus dilaksanakan dengan merangsang
masyarakat memperbanyak, memelihara, membudidayakan dan memanfaatkannya secara
lestari.
Pertelaan
Pohon
Andalas tergolong kayu berkualitas tinggi. Pohonnya bisa mencapai tinggi 40 m
dengan garis tengah 1 m. Batang bebas cabangnya bisa mencapai lebih dari 15 m
sehingga untuk bahan balok cukup baik. Bentuk daun mirip daun murbai yang
memang kerabat dekatnya, seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar
karena ada bulu-bulunya. Tangkai daun maupun cabangnya juga berbulu,
bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka. Buahnya
menggerombol berwarna merah bila masak, berair dan terasa asam-manis mirip buah
murbai.
Ekologi
Pohon
Andalas tergolong jenis yang tumbuh didataran tinggi. Tumbuhnya di hutan-hutan
campuran yang cukup hujan dataran tinggi pada 900 - 1600 m dpl. Menyukai
tanah-tanah yang subur, abu vulkanis, cukup humus dan gembur.
Musim Berbunga / Berbuah
Jenis
ini tergolong cukup rajin menghasilkan bunga dan buah. Dari akhir buah yang
masak sampai muncul perbungaannya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan. Jadi jenis
ini secara individu dalam satu tahun dapat berbuah 2 kali. Namun buah yang
terbanyak biasanya didapatkan pada bulan Juli hingga Desember.
BURUNG KUAU BESAR
(Argusianus
argus Linne)
Nama lain : Kuang
Suku : Phasianidae
Latar Belakang
Burung
ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat Minang sejak lama. Ungkapan-ungkapan
atau pantun yang pernah muncul dalam masyarakat Minang yang berkaitan dengan
burung "Kuau" ini cukup tenar. Menurut Surat Keputusan Menteri
Pertanian nomor : 421/Kpts/Um/B/1970 burung ini sudah dilindungi karena sudah
tergolong langka. Mengingat tubuhnya yang cukup besar/berat, berbentuk indah
dan panjang umumnya, maka pembudidayaannya akan bermanfaat baik sebagai sumber
protein maupun sebagai hewan piaraan yang mempunyai nilai estetika/keindahan.
Sudah lama diketahui bahwa penduduk terutama yang tinggal dekat hutan telah
memanfaatkan daging burung ini sebagai makanan yang lezat dan bergizi.
Pertelaan
Burung
ini mudah sekali dikenal karena memiliki bentuk tubuh yang indah dan spesifik.
Tubuh yang jantan lebih besar dan berbulu dengan corak yang lebih menarik
daripada yang betina. Berat yang jantan dapat mencapai sekitar 11,5 kg dan
panjang tubuhnya sampai ujung ekor mendekati 2 meter. Hal ini disebabkan dua
lembar bulu ekornya bagian tengah mencolok sekali panjangnya. Umumnya bulu
tubuh berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna cerah serta
berbintik-bintik keabu-abuan. Kulit di sekitar kepala dan leher pada yang
jantan biasanya tidak ditumbuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian
occipital (bagian belakang kepala) betina mempunyai bulu jambul yang lembut.
Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lobang hidung berwarna kehitaman. Iris
mata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak mempunyai taji/susuh. Suara
burung ini sangat lantang sehingga dapat terdengar dari kejauhan lebih dari
satu mil. Suara yang jantan dapat dibedakan karena mempunyai interval
pengulangan yang pendek. Sedangkan yang betina suaranya mempunyai pengulangan
dengan interval semakin cepat dan yang terakhir suaranya panjang sekali. Burung
ini mempunyai suara tanda bahaya yang cirinya pendek, tajam dan merupakan
alunan yang parau.
Habitat & Penyebaran
Burung
ini suka hidup di kawasan hutan, mulai dari dataran rendah sampai pada
ketinggian sekitar 1000 m di atas permukaan laut. Penyebaran burung ini adalah
di Sumatera dan Kalimantan. Juga terdapat di Asia Tenggara.
Makanan
Makanannya
terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai
jenis serangga. Burung ini juga suka mencari sumber air untuk minum sekitar jam
sebelas siang.
Perkembangbiakan
Tingkah
laku sampai terjadinya perkawinan ini berlangsung dalam tiga fase pertunjukkan
tarian, yaitu fase perangsang, fase si jantan menegakkan bulu tubuhnya dengan
menghadapi si betina secara vertikal dan fase si jantan menunggangi si betina
secara berirama. Burung ini bertelur yang biasanya berjumlah dua butir. Warna
telurnya kream atau kuning keputihan dengan bercak-bercak kecil diseluruh
permukaan. Ukurannya sekitar 66 X 47 mm. Telur ini dierami oleh betina selama
kurang lebih 25 hari. Anak yang ditetas akan tinggal disarangnya bersama
induknya untuk beberapa saat dan kemudian mengiringi induknya kemana induknya
pergi. Anak burung ini akan mencapai tingkat dewasa kurang lebih dalam satu
tahun.
RIAU
PALEM NIBUNG
(Oncosperma
tigillarium (Jack) Ridl.)
Nama lain : Ruyung
Suku : Arecaceae
Latar Belakang
Nibung
adalah salah satu jenis Palem Berduri yang umumnya dikenal oleh penduduk
pesisir, seperti di daerah Riau. Palem Nibung sudah menyatu dengan kehidupan
masyarakat Riau sejak dahulu kala. Keadaan ini dapat dibuktikan dengan adanya
beberapa tempat misalnya, Tanjung Nibung, Teluk Nibung yang mengabadikan nama
tumbuhan tersebut. Selain itu keterkaitan ini nampak pula dalam pantun ataupun
ungkapan tradisionalnya. Sedangkan pemanfaatan Nibung sangat beragam sebagai
contoh, batang nibung dapat digunakan untuk bahan bangunan (lantai, pipa untuk
saluran air dan sebagainya), dan tongkat. Dalam upacara adat Tongkat
Nibung/Tongkat Ruyung sebagai lambang besarnya peranan nibung di masa silam
terhadap kehidupan kebudayaan Melayu Riau. Sehingga Tongkat Nibung dapat
dijadikan semacam lambang kehormatan bagi seseorang yang dianggap berjasa
ataupun orang yang dijadikan sesepuh atau dituakan serta dihormati. Daun untuk
atap rumah dan anyaman keranjang. Perbungaannya dapat untuk mengharumkan beras.
Umbut dan kuncup perbungaan dapat dibuat sayur serta buahnya dapat pula dipakai
sebagai teman makan sirih pengganti pinang. Duri Nibung yang disebut pating
dipakai sebagai paku bangunan sesaji dalam upacara adat. Nibung masih tumbuh
meliar serta merupakan tumbuhan asli kawasan Indonesia, Malaysia dan Indo
China.
Pertelaan
Nibung
termasuk Kelompok Palem yang masih liar, tumbuh berumpun seperti bambu. Satu
Palem Nibung memiliki 5 - 18 anakan. Tinggi batang/pohon dapat mencapai 30 m,
lurus dan berduri, garis tengah batang sekitar 20 cm. Daunnya seperti 13 daun
kelapa ujungnya agak melengkung dan anak-anak daun menunduk sehingga tajuknya
nampak indah. Warna tangkai perbungaan kuning cerah. Perbungaan berbentuk
tandan seperti mayang kelapa yang menggantung, warna bulir kuning keunguan.
Dalam setiap mayang ada 2 jenis bunga, bunga jantan dan bunga betina. Umumnya 1
bunga betina diapit oleh 2 bunga jantan. Seludang pembungkus perbungaannya juga
berduri. Buahnya bundar, berbiji satu permukaan halus warna ungu gelap.
Ekologi
Nibung
tumbuh di dataran rendah yang beriklim basah. Penyebarannya terbatas umumnya
dekat hutan pantai yang berair payau. Serta tumbuh baik pada ketinggian 0 - 50
m di atas permukaan laut.
Musim Berbunga / Berbuah
Nibung
tumbuh liar serta berkembang biak secara alami melalui anakan yang tumbuh di
sekitar pangkal tumbuhan induknya (5 - 18 anakan).
BURUNG SERINDIT
(Loriculus
Galgulus (Linnaeus))
Nama lain : Sindit, Seindit
Suku : Psittacidae
Latar Belakang
Bagi
orang melayu Riau, Serindit sudah lama dimitoskan bahkan diabadikan dalam
berbagai cerita rakyat dan dijadikan lambang-lambang : kebijaksanaan,
keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati maupun lambang kearifan.
Beragamnya lambang dan mitos yang berkaitan dengan Serindit, menyebabkan unsur
burung ini dimasukkan pula ke dalam lambang Propinsi Riau, yakni pada
"Hulu Keris" yang disebut "Hulu Keris Kepala Serindit",
yang melambangkan keberanian, arif dan bijaksana di dalam menegakkan kebenaran
dan keadilan. Keris sebagai bagian pakaian lengkap adat Riau, hulunya yang
bermotif Serindit.
Di
dalam cerita-cerita rakyat Riau, terutama kisah mengenai dunia fauna, burung
ini disebut dengan gelar "Panglima Hijau". Di dalam kehidupan orang
Melayu Riau, sangkar berisi Serindit digantungkan di bagian depan rumah, tidak
jauh dari ambang pintu muka. Penempatan ini dikaitkan pula dengan adanya
kepercayaan, bahwa Serindit dapat menolak "sihir", "penyakit
ayan" dan sebagainya.
Pertelaan
Serindit
bentuknya seperti burung parkit, tetapi ekornya pendek. Bulu sayapnya berwarna
hijau tua, dan pada ujungnya terdapat warna merah dan hitam. Badannya berwarna
hijau muda bercampur kekuning-kuningan, sedangkan punggungnya terdapat warna
kuning dan kecoklatan. Ekor herwarna hijau tua bercampur dengan merah dan
hitam. Paruhnya berwama hitam, sedangkan di puncak kepalanya terdapat warna
biru. Serindit jantan pada bagian atas dadanya terdapat warna merah berbentuk
bulatan, sedangkan pada Serindit betina warnanya hijau kekuningan. Perbedaan
warna di bagian atas dada inilah yang memudahkan orang menentukan apakah
serindit itu jantan atau betina. Jari-jarinya berjumlah empat buah. Burung ini
relatif bertubuh kecil, sifatnya lincah dan pemberani, terutama yang jantannya.
Seperti burung lain dari kelompok ini, jenis ini mempunyai kebiasaan aneh
menggantung ke bawah pada waktu tidur.
Habitat & Penyebaran
Serindit
hidup di hutan-hutan lebat, selalu berkelompok dan berpasangan. Di daerah Riau,
populasi Serindit yang terbesar adalah di daerah daratan Sumatera, sedangkan di
kepulauan Riau, walaupun ada (umumya di pulau-pulau besar yang berhutan lebat)
jumlahnya tidaklah banyak. Daerah penyebarannya adalah Semenanjung Melayu,
Singapura, Kep. Anamba Kalimantan, Kep. Riau, Bangka dan Belitung, Sumatera dan
pulau-pulau
seperti Nias, Siberut, Sipora dan Enggano.
Makanan
Makanannya
terdiri dari nektar, bunga, buah-buahan, biji-bijian dan kemungkinan serangga
kecil.
Perkembangbiakan
Musim
berkembangbiak antara bulan Januari dan Juli. Sarangnya di lubang pohon yang
hidup atau yang sudah mati. Sarangnya terletak sekitar 12 m dari atas tanah.
Diameter lubang sarang berukuran kira-kira 8 cm. Kedalaman sarangnya sekitar 45
cm dengan lebar 30 cm. Alas sarang terdiri dari daun-daun. Betina
membawa bahan untuk sarang dengan cara diselipkan pada bulu-bulu
tunggingnya. Jumlah telurnya rata-rata 3 butir. Telur tersebut menetas setelah
dierami selama 3 - 4 minggu.
JAMBI
PINANG MERAH
(Cyrtostachys
sp.)
Nama lain : Palem lipstick
Suku : Arecaceae
Latar Belakang
Pinang
Merah atau Palem Merah merupakan jenis tumbuhan asli yang hidup di daerah Jambi
yang dapat menggambarkan keunikan dalam budaya masyarakat Jambi. Walaupun ada juga
penyebarannya di daerah lain tetapi populasi terbesar ada di Jambi. Bagi
sebagian masyarakat Jambi, Pinang Merah juga mempunyai arti yang berbau ritual
atau mistik, dimana apabila Pinang Merah ditanam di depan rumah maka akan
menolak segala bentuk bala dan guna-guna yang ditujukan kepada penghuninya. Sehubungan
dengan hal itu, maka Pinang Merah ditetapkan sebagai maskot Flora Propinsi
Jambi. Dengan sosok penampilannya yang ramping, tinggi semampai, ditambah
kontrasnya wama merah maka Pinang Merah tetap menjadi primadona suatu taman.
Pertelaan
Palem
Merah mempunyai ciri batangnya berkayu, berbentuk lurus, pohon memiliki
ketinggian 6 -14 m, tumbuh berumpun dengan anakan tersebar disekeliling
induknya, batang tidak besar dan daunnya bersirip agak melengkung dengan
anak-anak daun agak kaku, warna hijau cemerlang, pelepah daunnya berbentuk
seludang dan mempunyai ciri khas berwarna merah dari pangkal pelapah daun
hingga keujungnya. Pinang Merah dikenal ada 2 jenis yaitu Cyrtostachys lakka
dan Cyrtostachys renda. Jenis Cyrtostachys lakka mempunyai warna merah lebih
jelas dan ukuran buahnya lebih besar dibanding dengan Cyrtostachys renda.
Ekologi
Palem
Merah merupakan tanaman tropis. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Palem
Merah adalah tanah gembur dengan pH tanah 6 - 7 dan sistem drainasenya baik.
HARIMAU SUMATERA
(Panthera
tigris sumatrae Pocock)
Nama lain : Harimau loreng, Balamun, Babiat
Suku : Felidae
Latar Belakang
Propinsi
Daerah Tingkat I Jambi adalah termasuk salah satu wilayah sebaran habitat alami
harimau Sumatera, karena itu sudah sewajarnyalah apabila Pemerintah Daerah
Tingkat I Jambi, mengkaji : kondisi, eksistensi dan perspektif serta prospek
Harimau Sumatera yang berada dalam wilayah Propinsi Jambi. Harimau Sumatera
dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian 1972 No.
327/Kpts/Um/7/1972. Semenjak jaman dahulu harimau memiliki tempat tersendiri di
dalam tatanan adat istiadat penduduk Propinsi Jambi, sehingga harimau dihormati
dan disegani serta diakui keberadaannya, terbukti dengan panggilan
"datuk" : terhadap satwa karnivora tersebut. Penduduk beranggapan
bahwa harimau akan mengamuk apabila penduduk itu sendiri melakukan kesalahan,
sehingga kejadian pemangsaan manusia oleh harimau tidak dianggap masalah besar.
Pertelaan
Ukuran
panjang tubuh dapat mencapai 280 cm dan panjang ekor berkisar 60 - 95 cm.
Sedangkan berat tubuhnya berkisar 227 - 272 kg. Garis-garis loreng tersusun
rapat, rambut-rambutnya di pipi berkembang baik dan seringkali mempunyai rambut
tengkuk yang pendek. Rambut-rambut pada bagian perut berwarna putih yang
membatasi daerah loreng-loreng yang sempit. Harimau memiliki sifat soliter
(menyendiri) terutama pada yang jantan. Hal ini dapat dilihat dari pemantauan
gangguan harimau dilakukan oleh harimau jantan secara sendiri-sendiri
(soliter), terkecuali harimau betina yang sedang mengasuh anaknya. Perilaku
alamiah harimau memakan ternak penduduk dan menyerang manusia, merupakan
pengecualian dari perilaku alamiah. Hal ini terjadi apabila harimau dalam
kondisi terancam, dalam keadaan terluka karena terkena perangkap, dan pada anak
harimau yang sedang belajar berburu.
Habitat & Penyebaran
Harimau
Sumatera yang merupakan salah satu anak jenis harimau di dunia, populasinya
tersebar di seluruh pulau Sumatera yang,memiliki hutan hujan tropis. Tipe
habitat Harimau Sumatera bervariasi dari dataran pantai berawa payau dan tawar,
dataran rendah dan perbukitan dengan tipe vegetasi hutan, primer, sekundei;
padang rumput, lahan perkebunan dan pertanian masyarakat. Habitat yang paling
disukai adalah wilayah perbatasan hutan dengan areal garapan masyarakat, yang
biasanya banyak dihuni oleh jenis makanan buruan. Tidak sedikit harimau yang
menjarah kebun-kebun dan tanah pertanian penduduk, atau sesekali masuk kampung
karena tertarik dengan temak penduduk. Satwa ini menyukai tempat-tempat yang
sejuk bahkan sering berendam dalam air pada siang hari yang panas.
Makanan
Makanan
mencakup hampir apa saja seperti babi hutan, kancil, monyet, bahkan
sampai-sampai binatang air seperti ikan, buaya dan kura-kura pun dicarinya.
Perkembangbiakan
Perkawinan
harimau dilakukan sepanjang tahun di daerah yang mempunyai iklim tropis. Masa
kehamilan harimau adalah 103 -112 hari. Anak yang dilahirkan berjumlah 1- 6
ekor, akan tetapi biasanya hanya 2 ekor yang hidup. Induk harimau akan mengasuh
anaknya hingga anak tersebut telah mampu untuk mandiri, yaitu pada usia 2 - 3
tahun. Sedangkan jantan harimau tidak secara langsung membesarkan anaknya.
BENGKULU
BUNGA SUWEG RAKSASA
(Amorphophallus
titanum Becc.)
Nama lain : Bunga Bangkai Raksasa, Kubut, Kehubut
Suku : Araceae
Latar Belakang
Bunga
Suweg Raksasa masih berkerabat dekat dengan Suweg yang kita kenal. Jenis ini
sangat istimewa karena ukuran umbinya yang besar beratnya mencapai 100 kg dan
perbungaannya dalam dunia botani dikenal sebagai perbungaan yang terbesar di
dunia. Perbungaannya pada saat mekar mengeluarkan bau busuk seperti bangkai
binatang, karena itu Suweg ini dikenal pula dengan "Bunga Bangkai
Raksasa". Jenis ini umumnya tumbuh di kawasan Bukit Barisan Sumatera namun
di Daerah Bengkulu populasi Suweg Raksasa ini masih cukup tinggi dibandingkan
dengan tempat lain. Di tempat lain populasinya sudah menurun akibat habitatnya
sudah berubah status menjadi lahan untuk perumahan, pertanian dan perkebunan.
Selain itu mengingat jenis ini belum diketahui manfaatnya dan keberadaannya
cukup mengganggu akibat bau busuk menyengat pada saat berbunga, penduduk
cenderung untuk memotong baik bagian daunnya maupun bunganya dengan parang.
Dengan demikian populasi tumbuhan dewasa semakin terancam jumlahnya. Pada saat
ini terjadi proses pembesaran umbi karena penambahan tepung sebagai hasil
fotosintesa disimpan sebagai cadangan makanan. Tahap berikutnya adalah
"tidur" atau dorman, pada saat ini tidak ada aktifitas pertumbuhan
umbi. Selanjutnya diikuti dengan tahap pertumbuhan generatif, yaitu dari umbi
muncul perbungaannya. Pada saat tersebut umbinya menjadi kecil karena tepungnya
telah'dipakai untuk pembentukan bunga, buah dan biji. Dari biji, proses perkembangbiakkan
secara alami terjadi. Proses tersebut masing-masing berselang selama satu
tahun, sehingga satu siklus pertumbuhan dari bunga sampai biji yang tumbuh
membutuhkan waktu kira-kira 3 tahun. Keunikan lainnya, adalah jenis ini hanya
terdapat di Indonesia. Besarnya umbi memang merupakan hal yang sangat menarik
perhatian, sehingga banyak peneliti yang sedang mengungkapkan potensi umbi
tersebut untuk kesejahteraan manusia.
Pertelaan
Bunga
Bangkai Raksasa termasuk di dalam suku talas-talasan (Araceae), tumbuh secara
liar dan jarang hidup merumpun. Dari satu umbi biasanya muncul satu tunas saja.
Umbi yang sudah dewasa garis tengah dapat mencapai 80 cm. Daunnya disebut daun
majemuk yang tangkai daunnya disebut sebagai batang semu serta mencapai tinggi
3 m dengan garis tengah 30 cm. Perbungaannya berbentuk tongkol dengan bunga
jantan dan bentinanya menempel pada tongkolnya. Bunga jantan terletak pada
bagian atas tongkol, sedangkan bunga betinanya terdapat pada bagian pangkal
tongkol. Bunga betina masak lebih dahulu dari bunga jantan, sehingga jenis ini
memerlukan bunga jantan yang berasal dari perbungaan yang lain. Bau busuk
inilah yang mengundang serangga (lalat) untuk datang dengan harapan membawa
serbuk sari dari perbungaan yang lain. Perbungaan ini tingginya bisa mencapai 2
m dengan lebar mahkota bunga/spadik 1,5 m serta warnanya bervariasi dari merah
lembayung sampai kehijauan. Hal yang unik serta menjadi dasar perlunya jenis
ini dilindungi dari kepunahan adalah siklus pertumbuhannya. Dalam
pertumbuhannya sampai dewasa ada 3 tahap, pertumbuhan vegetatif merupakan tahap
dimana umbi tersebut menghasilkan daun saja.
Ekologi
Jenis
ini di alam menyukai tanah alluvial yang subur, gembur, kaya akan humus dengan
pH 6-7. Tumbuh pada lahan-lahan yang miring seperti di tepi sungai.
Musim Berbunga
Bunga
Suweg Raksasa umumnya menghasilkan bunga pada saat awal musim hujan yaitu pada
bulan-bulan Desember sampai Februari. Adakalanya berbunga pada bulan Maret dan
April. Buahnya akas segera membesar dan akan masak setelah 4 - 5 minggu
kemudian. Buah berwarna hijau akan berubah menjadi merah pada saat masak. Di
dalam buah terdapat biji yang besarnya seperti biji bayam, warna putih
kecoklatan. Dari biji inilah maka perkembangbiakan secara alami terjadi,
sehingga di sekitar tumbuhan yang dewasa dan telah berbunga sering ditemukan
semai-semainya
BERUANG MADU
(Helarctos
malayanus (Raffles))
Nama lain : Baruwang, Gampul, Lego
Suku :
Ursidae
Latar Belakang
Beruang
madu merupakan jenis fauna langka dan dilindungi sesuai ordonansi Perlindungan
Alam 1941 Stbl Nomor 167 serta Keputusan Menteri Pertanian No.
66/Kpts/Um/2/1973 tanggal 4 Februari 1973. Binatang ini termasuk langka, karena
terjadi penurunan pesat dari populasi di alam.
Jumlah
populasi yang pasti di Bengkulu belum diketahui, tetapi ada pertanda
kecenderungan menurun. Kemunduran populasi tersebut akibat adanya perburuan
liar dan kerusakan habitat.
Pertelaan
Beruang
madu termasuk salah satu jenis beruang terkecil di antara jenis beruang yang
ada di dunia. Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat
berkisar 50 - 65 kg. Kukunya panjang-panjang dan terdiri dari lima buah,
masing-masing pada kaki muka dan belakang. Kaki depannya menghadap ke dalam dan
tapaknya licin. Dengan kukunya dan bentuk kakinya inilah dia dapat memanjat
pohon-pohon yang berbatang lurus dan tinggi dengan cepat dan mudah.
Beruang
madu berwarna hitam, dengan sedikit bulu yang keputih-putihan atau
kuning yang berbentuk "V" di dadanya: Moncongnya berwama lebih cerah
dari wama badannya.
Habitat & Penyebaran
Hidup
di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering:juga di lahan-lahan pertanian.
Beruang madu biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah,
dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat
sarang.
Penyebarannya
mencakup Sumatera dan Kalimantan serta Semenanjung Malaya, Indocina, Cina
Selatan dan Burma. Di propinsi Bengkulu banyak dijumpai di daerah-daerah rawan
gangguan, yaitu di kabupaten Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara.
Makanan
Beruang
madu walaupun termasuk ke dalam ordo karnivora (pemakan daging) tetapi bersifat
omnivora (pemakan segala), antara lain binatang-binatang kecil, burung, ayam,
buah-buahan dan daun-daun tertentu terutama pucuk-pucuk palem. Beruang madu
memakan serangga, sayur-sayuran clan buah-buahan. Makanan yang paling
disukainya ialah sarang lebah (anak beserta madunya), oleh karena itulah
binatang ini disebut "beruang madu". Caranya seekor beruang memangsa
sebuah sarang madu, ialah dengan memasukkan kuku-kuku kaki depannya ke dalam sebuah sarang yang sudah
ada madunya, lalu menjilat madu beserta anak lebah itu dari dalamnya. Kegiatan
mencari makan dilakukan pada malam hari.
Perkembangbiakan
Induk
betina beruang madu mengandung anaknya selama tiga bulan. Anaknya satu atau dua
ekor. Berat anaknya diwaktu lahir kira-kira 300 gram diletakkan di tanah pada
tempat tersembunyi atau di antara akar-akar pohon besar. Satwa ini dikenal
sebagai hewan yang monogami.
SUMATERA SELATAN
DUKU
(Lansium
domesticum Corr)
Nama Lain : Langsat, Kokosan
Suku : Meliaceae
Latar Belakang
Duku
(Lancium domesticum Corr) adalah jenis pohon buah unggulan Propinsi Sumatera
Selatan, walaupun penyebaran alaminya di Indonesia dan Malaysia. Duku Palembang
dengan nama Duku dari Sumatera Selatan terkenal di dunia perdagangan dan lebih
baik Duku dari daerah lain karena rasanya sangat manis dan segar, kulitnya
tipis. Prospek pengembangan Duku Palembang sangat cerah karena harganya cukup
baik.
Pertelaan
Tanaman
Duku berbatang pokok tinggi, dapat
mencapai 15 - 20 m. Batang pokonya tegak, berdiameter 30 - 40 cm atau
lebih. Daun tanaman duku berselang-seling, bersirip ganjil dengan 5 - 7 anak daun.
Helaian daun bertangkai berbentuk elips, bulat panjang atau lonjong. Helaian
daun 12 - 15 cm dan lebar daun 7 - 12,5 cm.
Panjang tangkai daun 0,8 - 1,2 cm. Tandan bunga terletak pada cabang atau
batang yang besar, menggantung berdiri sendiri atau dalam berkas 2 - 5, ukurannya
kecil. Daun mahkota 4 - 5 helai, tidak pernah membuka lebar.
Bentuk
buah bulat sampai lonjong , berbulu pendek. Kulit buah berwarna kuning muda
keabu-abuan, tipis dan mengandung cairan seperti susu. Buah biasanya mempunyai
dua biji yang rasanya pahit, masing-masing biji mempunyai dua embrio,
terbungkus oleh lapisan yang transparan, berdaging dan melekat erat pada biji.
Ekologi
Tanaman
Duku dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai pada ketinggian 500 mdpl.
Dengan tipe iklim basah sampai agak basah dengan curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm pertahun
dan merata sepanjang tahun.pH tanah baik adalah 6 - 7, tanaman Duku
relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.
Musim Berbunga
Pada
umumnya tanaman Duku mulai berbunga antara bulan September dan Oktober, buah
dapat dipanen 6 bulan setelah kemudian, yakni bulan Maret-April.
IKAN BELIDA
(Notopterus
Chitala (H.B.))
Nama lain : Lopis, Kapirat, Belido
Suku : Notopteridae
Latar Belakang
Daging
ikan belida termasuk enak, sehingga di kalangan masyarakat Sumatera Selatan
dagingnya memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sejak dahulu, daging ikan
Belida terkenal untuk bahan makanan khas masyarakat Palembang terutama kerupuk,
pempek Palembang dan sebagainya. Bila dilihat penyebarannya dan populasi ikan
Belida yang cukup tinggi, maka hal ini merupakan langkah pemerintah dalam
mengantisipasi keberadaannya dari pemanfaatan yang berlebihan melalui penetapan
identitas atau maskot fauna daerah.
Pertelaan
Bentuk
badan ikan belida adalah pipih dan kepala kecil. Bentuk kepala dekat punggung
cekung. Bungkuk di bagian tungkuk, sisik kecil-kecil. Rahang semakin panjang
sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas belakang mata.
Sisik pada'penutup insang pertama terdapat 20 - 22 baris. Berwarna agak kelabu
di bagian punggung, dan agak putih
keperakan dibagian perut. Pola warna bervariasi sesuai dengan fasenya. Panjang
maksimum kurang lebih 875 mm dan berat tubuh dapat mencapai 15 kg. Walaupun ukurannya lebih besar, namun tak
urung juga digemari orang sebagai ikan hias akuarium air tawar. Sisi badannya
dihias deretan bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih
seperti jendela kapal laut. Kalau sudah dewasa, gambaran tubuh itu hilang
dengan sendirinya, diganti dengan sejumlah garis seperti sabuk hitam. Mulut
ikan belida luar biasa lebarnya, kalau dibandingkan dengan kecilnyva kepala.
Itu berkaitan dengan caranya makan sebagai ikan pemakan daging, yaitu menyikat
(menyambar) dan mencaplok mangsa yang berhasil diburu dan dipojokkan.
Habitat & Penyebaran
Hidup
di air tawar terutama di daerah banjir (Lebak Lebug) dan sungai. Dapat
berkembang pada tempat-tempat kurang dari 30 motor dari permukaan laut. Di
Indonesia sebarannya meliputi Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Di Sumatera
Selatan khususnya di daerah Ogan Komering llir, Ogan Komering Ulu, Muara Enim,
Musi Banyuasin, Musi Rawas, Kodya Palembang dan sebagian kecil daerah Kabupaten
Lahat.
Makanan
Ikan
belida bersifat predator (pemangsa), makanannya terdiri dari anak-anak ikan dan
udang.
Perkembangbiakan
Berkembangbiak
secara alami di perairan umum menjelang air besar (awal musim penghujan), telur
diletakan pada tonggak-tonggak yang kuat pada kedalaman 1 - 2 meter. Sarang
dibuat oleh ikan jantan dari ranting dan daun, ikan tersebut juga menjaga telur
dan anak-anaknya.
LAMPUNG
BUNGA ASHAR
(Mirabilis
jalapa L.)
Nama lain : Bunga Pukul Empat, Kederat, Hoja
Suku : Nyctaginacea
Latar Belakang
Bunga
Ashar mekar pada sore hari, dan bunga ini dipergunakan sebagai pertanda telah
masuknya waktu Shalat Ashar bagi masyarakat yang beragama Islam pada jaman
dahulu. Bunga ini disenangi oleh masyarakat Lampung semenjak Agama Islam masuk
ke daerah Lampung sekitar abad ke IV. Oleh karena bunga tersebut berkaitan
dengan petunjuk waktu sholat, maka penduduk desa di jaman dahulu banyak menanam
bunga tersebut di pekarangan rumah atau di depan pondok (Surau) dan kebiasaan
ini sampai sekarang masih banyak kita temui di pelosok/di desa-desa masyarakat
Lampung. Bijinya yang berdaging (lembaga) berwarna putih pada jaman dahulu
digunakan untuk bahan bedak.
Pertelaan
Bunga
Ashar merupakan tanaman hias, pada umur 3 bulan tanaman ini baru mulai
berbunga. Bunganya seperti terompet kecil, warna bunga tergantung jenisnya, ada
yang merah, putih, kuning, bahkan kadang-kadang dalam satu pohon terdapat warna campuran.
Batangnya tebal dan tegak tidak berbulu dan banyak bercabang-cabang. Daunnya
berbentuk seperti gambar hati berujung runcing dan panjangnya 3 - 15 cm.
lebarnya 2 - 9 cm. Bijinya bulat berkerut, jika sudah masak berukuran 8 mm.
Pada waktu muda bijinya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi hitam
kehitaman. Akhirnya pada saat matang bewarna hitam sepenuhnya. Tanaman ini
biasanya tumbuh liar tidak terpelihara.
Ekologi
Bunga
Ashar merupakan tanaman tropis, dapat tumbuh sampai ketinggian 1.200 m di atas
permukaan laut. Suhu yang dikehendaki berkisar antara 26 – 30o C, meskipun
suhu lingkungan sejuk, namun demikian juga membutuhkan sinar matahari yang
cukup. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Bunga Pukul Empat adalah tanah
yang gembur, subur, dengan pH tanah 6 - 7.
Musim Berbunga
Bunga Ashar atau
Bunga Pukul Empat berbunga sepanjang tahun.
GAJAH SUMATERA
(Elephas
maximus sumatrae Linnaeus)
Nama lain : --
Suku : Elephanidae
Latar Belakang
Penyebaran
dan jumlah gajah di daerah Lampung cukup tinggi. Pusat Pendidikan Latihan Gajah
(PLG) terdapat di Way Kambas Kampung Tengah, yang merupakan langkah pemerintah
dalam menjinakkan gajah liar yang sampai saat ini masih mengganggu masyarakat
petani di pinggir lokasi habitat. Masyarakat Lampung mempopulerkan dengan nama
Gadjah Lampung, dan untuk pertama diperkenalkan melalui pertunjukkan sepak bola
gajah di arena pembukaan MTQ XV Tahun 1988 di Lampung. Mengingat tingkat
populasi satwa gajah yang rendah, maka gajah di Indonesia dilindungi sejak tahun
1931; berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar Th.
1931 No. 134 dan No. 266.
Pertelaan
Tinggi
gajah jantan dewasa yang ada di Lampung dapat mencapai 3 meter, yang
ditunjukkan dengan memiliki gading, sebagai gambaran sekilas yaitu, gajah yang
bergading adalah gajah jantan dan umumnya dengan bentuk tulang punggung rata
adalah gajah betina. Berat gajah jantan dewasa mencapai 4 ton, sedangkan anak
gajah yang baru dilahirkan mempunyai berat 75 - 100 kg.
Gajah
Sumatera berwarna coklat gelap sampai mendekati hitam. Kedewasaan ditunjukkan
dengan warna kulit dengan bintik-bintik coklat terutama pada telinga dan leher.
Bentuk dan ukuran telinga gajah adalah segitiga dan kecil. Apabila daun telinga
bergerak kebelakang, maka lekukannya sampai menutup leher. Pendengarannya jauh
lebih baik dibandingkan dengan penglihatannya. Belalai gajah pada saat tidak
aktif dapat mencapai tanah dari tempat gajah berdiri. Belalai dapat berfungsi
sebagai alat pencium peraba. Belalai juga berfungsi untuk mengambil air minum,
memiliki kapasitas (daya hisap) mencapai 7 - 10 liter air. Kuku kaki gajah
depan berjumlah 5 dan kuku kaki belakang berjumlah 4. Kuku berfungsi sebagai
pelindung ujung kaki pada waktu membentur benda disaat sedang berjalan. Gading
yang menjadi kebanggaan gajah jantan merupakan bagian dari gigi seri dari bahan
email.
Habitat & Penyebaran
Gajah
Sumatera, seperti halnya gajah Asia lainnya, tidak tahan panas matahari dan
pada siang hari mencari naungan di tengah-tengah hutan lebat. Kadang-kadang
dikunjunginya sungai atau kolam untuk berendam. Gajah juga senang mandi lumpur
untuk memperoleh lapisan lumpur yang perlu untuk mencegah gigitan serangga. Di
Indonesia, gajah dapat ditemukan di Sumatera (E.m. sumatrae) dan di Kalimantan
(E.m. indicus). Di luar Indonesia, gajah banyak terdapat di beberapa tempat
seperti Srilangka, India dan di daratan Asia Tenggara.
Makanan
Mereka
makan daun-daunan atau umbut-umbut muda dan berbagai macam palma, tanaman
merambat atau rumput-rumputan. Mereka juga suka tanam-tanaman pertanian seperti
jagung, pisang, sehingga untuk mendapatkan makanan seringkali mereka menyerbu
daerah pertanian.
Perkembangbiakan
Gajah
mencapai dewasa kelamin pada umur 10 -12 tahun. Dalam satu kelompok hanya satu
gajah jantan yang berhak mengawini betina yang berahi. Kehamilan gajah betina
dapat diketahui dari tegangan kulit perut. Masa kehamilan gajah sampai
melahirkan adalah 20 - 22 bulan. Sifat kelahiran tunggal dan anaknya menyusui
melalui kelenjar susu. Masa menyususi anak sampai kira-kira anak gajah berumur
2 tahun atau paling tidak sampai gajal betina hamil lagi.
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
SALAK CONDET
(Salacca
zalacca) (Gaertner) Voss
Nama lain : Salak
Suku : Arecaceae
Latar Belakang
Tanaman
Salak merupakan tanaman ash Indonesia, di Indonesia terdapat beberapa jenis
salak dimana salah satunya adalah Salak Condet. Salak Condet dapat dibedakan
menjadi 3 macam berdasarkan tempat dimana salak tersebut dibudidayakan yaitu
Salak Condet Batu Ampar, Salak Condet Tanjung Barat dan Salak Condet Bale
Kambang. Tanaman ini ditemui di Kebun Salak masyarakat Condet Jakarta Timur
secara turun temurun. Salak Condet digemari orang karena rasanya manis, buahnya
agak besar, bijinya agak kecil serta mempunyai aroma yang khas.
Pertelaan
Tanaman
Salak berakar serabut, batang tanaman salak pendek dan hampir tidak kelihatan
karena ruas-ruasnya padat dan tertutup oleh pelepah daun yang tertutup rapat.
Daun berbentuk pita panjang yang tersusun pada pelepah panjang yang berawal
pada pangkal pohon. Pelepah bersirip terputus-putus dan panjang berkisar antara 2,5 - 7 m. Buah
Salak menyerupai bentuk segitiga dengan pangkal meruncing dan ujung bulat, buah
bergerombol dalam bentuk tandan, berwarna coklat tua, mengkilap dan bersirip
teratur.
Ekologi
Salak
merupakan tanaman dataran rendah dapat dikembangkan pada hampir semua jenis
tanah, di daerah Condet tanaman salak tumbuh pada tanah Latosol merah kuning
sampai coklat, pada ketinggian 7 m dpl. Menyukai sinar matahari cukup tetapi
tidak langsung. Indentitas cahaya optimal 70%, dengan suhu harian rata-rata 20 –
30o C.
Musim Berbuah
Tanaman
Salak akan berbuah sepanjang tahun, asalkan dibudidayakan secara baik. Tanaman
Salak mulai berbuah setelah berumur 2 - 3 tahun jika berasal dari cangkokan,
sedang yang berasal dari biji 4 - 5 tahun.
BURUNG ELANG
BONDOL
(Haliastur
indus (Boddaert))
Nama lain : Lang merah, Lang tembikar
Suku : Accipitridae
Latar Belakang
Apabila
dilihat dari penyebarannVa, Elang Bondol bukan burung asli DKI Jakarta, akan
tetapi keberadaannya di Jakarta tetap dipertahankan. Elang Bondol dikatagorikan
mempunyai tipe penyebaran kosnuopolit, yaitu penyebarannya sangat luas pada
beberapa daerah penyebaran regional, yakni meliputi seluruh daerah Nusantara.
Pemanfaatan secara langsung Elang Bondol bagi manusia belum banyak terungkap.
Namun dari segi bioekonomis, Elang Bondol rnerupakan salah satu mata rantai
bagi keseimbangan ekosistem kota Jakarta. Burung Elang Bondol selain penerbang
dan penjelajah yang ulung juga gigih, ulet dan pantang menyerah dalam memburu
mangsa untuk kelangsungan hidup dan kelestarian jenis. Sifat ini melambangkan
bahwa warga Jakarta sangat gigih, ulet dan cekatan di dalam bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan di dalam membangun kota Jakarta pada khususnva maupun
Indonesia umumnya serta selalu dinamis, tangkas dan cepat dalam bertindak.
Selain itu, bentuk dan warna tubuhnya sangat artistik clan menarik.
Pertelaan
Pada
dasarnya keluarga Accipitridat, dapat dikelompokan ke dalam beberapa jenis
menurut bentuk dan perilakunya seperti kelompok "Kites",
"goshowks", "Short toed Eagle" dan "Horries".
Adapun elang bondol dapat dimasukkan ke dalam kelompok "Eagle".
Kelompok " Eagle " mempunyai ciri-ciri tubuh berukuran relatif besar
yaitu sekitar 43- 50 cm panjangnya, mempunyai sikap yang gagah, sayap panjang
clan lebar, kaki kuat, jari kaki dilengkapi cakar. Bentuk tubuh Elang Bondol
sangat mudah dikenali yakni seperti burung Rajawali. Warna tubuhnya coklat
kemerahan, kecuali bagian kepala dan lehemya berwarna putih.
Habitat & Penyebaran
Daerah
pantai, sawah, daerah aliran air dan daerah berpaya. I'enyebararmya meliputi
India, Ceylon, Asia Tropis dan Cina Selatan sampai ke bagian Utara Australia.
Makanan
Elang
Bondol bersifat karnivora (pemakan daging) yakni memangsa mamalia kecil, ikan,
katak, ketam, ular, kadal clan sebagainya.
Perkembangbiakan
Sarang
dibangun pada pohon yang tinggi atau kadang-kadang pada suatu bangunan.
Sarangnya terbuat dari ranting-ranting kering clan daun-daun hijau, kertas clan
tulang. Telumya berjumlah 1- 4 buah. Telurnya dierami oleh burung betina yang
disuapi oleh si jantan pasangannya. Masa pengeraman sekitar 26 - 27 hari. Anak
burung meninggalkan sarang setelah 50 - 55 hari.
JAWA BARAT
GANDARIA
(Bouea
macrophylla Griff)
Nama lain : Ramania
Suku : Anacaroiaceae
Latar Belakang
Tanaman
Gandaria merupakan tanaman ash Indonesia, masyarakat Jawa Barat, terutama yang
bersuku Sunda, terkenal menyenangi sambal lalapan mentahnya. Termasuk dalam
kelompok lalapan ini adalah buah Gandaria. Buah Gandaria muda diramu pula
menjadi Rujak Kanistren yang dipakai dalam Upacara Tebus Wetengan pada saat
wanita Sunda hamil 7 bulan. Nama Gandaria diperoleh dari warna kulit ari
bijinya yang ungu kemerahan (Gandaria). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
mantap, pemerintah daerah Jaw a Barat menyatukan pilihan pada Gandaria untuk
pengenalnya. Dari segi budaya, memang Gandaria lebih memasyarakat di jawa
Barat, Kayu Gandaria dapat dipergunakan, dan buahnya dapat dibuat asinan.
Pertelaan
Pohon
Gandaria tidak begitu tinggi, hanya setinggi pohon jambu bol. Tajuknya
membulat, rimbun dan untaian daunnya berjuntai. Pohon ini lambat
pertumbuhannya. Pohon yang berumur 4 tahun dari biji, hanya mencapai tinggi 2
m, tapi tajuknya rimbun. Bunga Gandaria berbentuk hampir bulat.
Ekologi
Pohon
Gandaria secara alami tumbuh di hutan basah dan di bawah 300 m dari permukaan
taut.
Musim Berbunga
Bunga
Gandaria kecil. Karena tajuknya yang rimbun dengan ukuran daun yang besar, maka
bunga ini tidak begitu tampak. Bunga tersebut muncul antara bulan Juli -
November, dan buah dipanen pada bulan Maret - Juni.
MACAN TUTUL
(Panthera
pardus Linnaeus )
Nama lain : Macan Jawa, Macan Kumbang
Suku : Felidae
Latar Belakang
Macan
Tutul atau dikenal Macan Jawa merupakan satu-satunya jenis kucing besar yang
masih tersisa di Pulau Jawa. Di Jawa Barat terdapat dua jenis kucing besar,
yaitu Harimau Jawa dan Macan Tutul. Namun keberadaan Harimau Jawa sampai saat
ini belum banyak diketahui, bahkan sebagian ilmuan telah menganggapnya punah.
Sedangkan Macan Tutul dengan semua tekanan yang ada sampai saat ini masih dapat
bertahan hidup.
Sejak
zaman dahulu Macan Tutul dikenal sangat cerdik, kemampuan istimewanya antara
lain memiliki pendengaran dan penglihatan yang kuat serta tangguh dalam
memanjat pohon. Dengan semua
keistimewaannya ini tidak salah jika Provinsi Jawa Barat menggunakan hewan ini
sebagai perlambang kekuatan, kecerdikan, kegagahan dan keindahan.
Pertelaan
Di
Asia Tenggara Macan Tutul adalah karnivora terbesar kedua setelah Harimau.
Berat rata-rata Macan Tutul jantan adalah 55 kg, dan macan betina 30 kg. Hal
yang menarik dari Macan Tutul adalah memiliki dua pola warna, ada yang berwarna
kuning dengan bintik-bintik hitam dan ada yang berwarna hitam (orang sering
menyebutnya Macan Kumbang), yang diperhatikan diantaya pekatnya warna rambut
Macan Kumbang akan terlihat bintik-bintik, mirip sekali dengan Macan Tutul
kuning.
Macan
Tutul pada umumnya memiliki rambut dengan warna yang bervariasi, mulai dengan
kuning pucat hingga warna emas gelap dengan pola bintik-bintik hitam. Kepala,
kaki bagian bawah dan bagian perut berbintik hitam pekat. Warna dan pola rambut
tersebut sangat sesuai dengan habitat alaminya. Rambut anak Macan Tutul cenderung lebih
panjang dan lebih tebal dibandingkan rambut Macan Tutul dewasa, warna rambunya
abu-abu dengan bintik-bintik yang jarang.
Macan Tutul lebih banyak berburu di atas
tanah, dan merupakan pemburu yang handal dengan rata-rata daerah perburuan
sekitar 11 - 37 km2, hewan ini akan menerkam mangsanya lalu
menyeret kemudian mengangkatnyua ke atas dahan, meskipun seringkali mangsanya
berukuran lebih besar daripada tubuhnya, contohnya Babi Hutan. Macan Tutul ini
hidup soliter, persebarannya bergantung pada ketersediaan sumber makanan, hewan
ini biasa melakukan penandaan wilayah kekuasaannya dengan mengeluarkan urine
dan membuat cakaran pada pohon.
Habitat & Penyebaran
Kelebihan
Macan Tutul dibanding kucing besar lain yang ada di dunia adalah mudah
beradaptasi dan hampir dapat ditemukan pada seluruh tipe habitat. Di Indonesia,
Macan Tutul hanya ditemukan di Pulau Jawa. Hewan ini tidak ditemukan di
Sumatera, karena adanya kehadiran Harimau dan ke enam spesies lain dari family
felidae. Macan Tutul juga tidak ditemukan di Pulau Kalimantan karena ketersediaan
mangsa utama mereka.
Macan
Tutul hidup di hutan-hutan yang masih alami atau padang rumput. Keberadaan
macan tutul sangat dipengaruhi jumlah makanan dan kondisi alam untuk kamuflase
dalam berburu atau melindungi diri.
Secara
global, Macan Tutul tersebar di banyak wilayah yang meliputi wilayah Asia dan
Afrika. Besarnya sebaran Macan Tutul ini menimbulkan variasi genetis dan
morfologis pada tiap sub spesiesnya. Pada saat ini di provinsi Jawa Barat,
Macan Tutul masih dapat dijumpai di beberapa kawasan :
1. Taman
Nasional Gunung Halimun Salak
2. Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango
3. Cagar Alam
Leuweung Sancang
4. Gunung
Patuha, Ciwidey
5. Cagar Alam
Gunung Simpang, Cianjur
6. Cagar Alam
Gunung Tilu, Cianjur
7. dan beberapa
daerah lain yang tersebar di provinsi Jawa Barat
Makanan
Macan
Tutul aktif di malam hari dan ada beberapa yang juga berburu pada siang hari,
dapat memakan berbagai jenis binatang hutan mulai dari Babi Hutan, Kancil,
Monyet burung, hewan pengerat sampai serangga.
Perkembangbiakan
Anak
Macan Tutul lahir dengan jumlah 2-3 ekor, anak macan akan membuka matanya dalam
waktu 10 hari setelah dilahirkan dan selama 3 bulan, anak Macan Tutul akan
mengikuti induknya untuk berburu. Macan Tutul betina cenderung untuk memelihara
anaknya, betina yang sedang hamil akan mencari gua, celah diantara batu, semak
belukar, serta rongga pohon sebagai tempat untuk melahirkan dan merawat
anaknya. Macan Tutul jantan juga ikut membantu pasangannya pada masa
berkembangbiak salah satunya adalah dengan membawakan hasil buruan induk jantan
untuk makanan anak dan induk betina.
JAWA TENGAH
` `
KANTIL
(Michelia
alba DC)
Nama lain : Cempaka Putih, Campaka Puteh, Bunga
Eja Kebo
Suku : Magnoliaceae
Latar Belakang
Bunga
Kantil merupakan bunga yang mempunyai nilai tradisi bagi masyarakat Jawa,
terutama di Jawa Tengah. Pemanfaatan Bunga Kantil pada upacara perkawinan
(hiasan sanggul dan keris) dan pada upacara kematian dan tabur bunga (nyekar).
Kantil dalam bahasa Jawa berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga
Kantil mempunyai makna ritual yaitu 'kemantilkantil' artinya selalu ingat
dimanapun berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya sudah
berbeda. Keadaan inilah yang menjadikan kebangga-an serta kecintaan masyarakat
Jawa Tengah terhadap Bunga Kantil, sehingga Bunga Kantil banyak tertuang pada
karya seni masyarakat Jawa Tengah dalam ukiran, lukisan, batik dan sebagainya.
Pertelaan
Tinggi
pohon Kantil mencapai 25 m, bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya
lebih dari setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, berwarna putih, sangat
harum baunya. Perhiasan bunga panjangnya 3 - 5 cm yang terdalam lebih sempit
dan lebih runcing dari pada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk
tiang, bakal buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang.
Ekologi
Pohon
Kantil dapat tumbuh sampai ketinggian 1.600 m dpl. Penyebaran tumbuhan ini dari
Asia sampai ke pulau-pulau di Pasifik.
Musim Berbunga
Berbunga
sepanjang tahun. Hampir tidak pernah terbentuk buah dan biji.
BURUNG KEPODANG
(Oriolus
chinensis (Linnaeus))
Nama lain : Manuk Podang, Guntijalu, Gulalahe
Suku : Oriolidae
Latar Belakang
Dalam
kepustakaan karya sastra Jawa, burung kepodang sering diungkapkan baik berupa
lagu (lelagon), ungkapan/peribahasa (Wangsalan dan Panyandra) maupun karya
puisi modern. Pengertian Burung Kepodang bagi masyarakat Jawa Tengah adalah
selain sebagai sebutan burung yang berwarna kuning, dapat juga mempunyai arti
generasi muda, anak, keindahan, kekompakan dan keserasian
Pertelaan
Burung
Kepodang memiliki ukuran tubuh (dari ujung paruh sampai ujung ekor) sekitar 25
cm. Burung jantan berwarna kuning yang mengkilap cerah dan sebagian sayap serta
ekor berwarna hitam. Warna hitam terdapat pula pada bagian kepala mulai dari
sekitar kedua matanya melingkar kebelakang dan menyambung di belakang
kepalanya. Paruh dan kaki berwarna merah muda (merah daging), bentuk paruh
meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, panjang paruh sekitar 3 cm. Burung
Kepodang betina juga berwarna kuning, tetapi kurang mengkilap clan agak
kehijauan. Baik burung betina maupun jantan mempunyai selaput pelangi pada
matanya yang berwarna merah serta kaki berwama hitam kelam. Di Jawa Tengah
terdapat sejenis burung berwama kuning dan mempunyai ciri-ciri vang hampir sama
dengan Burung Kepodang tersebut di atas, akan tetapi paruh dan selaput pelangi
matanya berwarna hitam. Burung ini disebut "Kepodang Batu" dan tidak
termasukjenis yang digunakan sebagai identitas Jawa Tengah.
Habitat & Penyebaran
Hidup
di hutan-hutan terutama di daerah tropika dan sedikit di daerah sub tropika.
Umumnya Burung Kepodang hidup berpasangan di hutan-hutan tersebut, namun sering
juga terlihat di daerah-daerah dekat pantai, kebun-kebun buah dan pekarangan
rumah di pedesaan untuk mencari makan. Burung Kepodang berasal dari daratan
Cina dan menyebar ke India serta Asia Tenggara termasuk Indonesia, meliputi
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Di Jawa dan Bali
burung ini umum terdapat di daerah berpohon di dataran rendah.
Makanan
Makanan
burung ini terdiri dari buah-buahan (pisang, pepaya, mangga, jambu, duwet)
serta serangga-serangga kecil (ulet maupun kepompong).
Perkembangbiakan
Burung
ini mempunyai masa bertelur pada awal musim kemarau, yaitu bulan Februari-Juni
atau awal musim hujan, yaitu bulan November. Sarang burung ini menggantung pada
pohon yang tinggi. Sarangnya berbentuk cawan, dijalin dari rumput-rumputan.
Bertelur sebanyak 2 butir dan dierami selama kurang lebih 14 hari oleh burung
betina. Perkembang-biakkan burung kepodang secara alami sangat lambat karena
banyaknya gangguan ataupun predator baik oleh hewan-hewan pemangsa ataupun oleh
manusia. Selain itu berkurangnya lahan hutan-hutan di Jawa Tengah menyebabkan
habitat dan populasinya semakin langka.
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEPEL
(Stelechocarpus
burahol (BL) Hook. f & Th.)
Nama lain :
Burahol
Suku : Annonaceae
Latar Belakang
Kepel
merupakan suatu pohon tradisi yang erat dengan adat Jawa, terutama di Daerah
Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Konon jaman dahulu Pohon Kepel hanya boleh
ditanam para Bangsawan/Pejabat Tinggi Keraton karena mempunyai nilai
kepercayaan yang kuat dalam budaya keraton. Kepercayaan itu menunjukkan
kewibawaan pejabat tinggi tersebut, dalam arti dapat memimpin punggawa keraton
dengan baik. Ada juga yang mengartikan siapa yang memiliki Pohon Kepel ini
adalah bangsawan yang dekat atau kepercayaan raja, berarti sudah ada dalam
"kepelan/genggaman raja" (dalam bahasa Jawa 1 kepelan berarti 1
genggaman tangan). Pohon Kepel ini menjadi terkenal karena buahnya yang
berukuran sebesar kepalan tangan dan apabila telah masak aromanya wangi,
sedikit berair dan manis. Aroma buah inilah yang mengharumkan nama Kepel.
Karena ditanam di halaman keraton maka yang memakan Buah Kepel ini umumnya adalah
puteri-puteri keraton, senyawa yang menghasilkan aroma tersebut tidak terurai
dalam proses pencernakan. Bahkan dikeluarkan kembali bersama air seni ataupun
keringat yang menjadikan aromanya wangi. Jadi disini aroma Buah Kepel dapat
menetralkan/menghilangkan bau air seni dan keringat yang kurang sedap. Pohon
Kepel mempunyai tajuk yang indah serta dapat dimanfaatkan sebagai pohon
penghias taman/pekarangan. Kepel berasal dari Jawa dan Malaya. Di Jawa umumnya
sudah dibudidayakan atau ditanam di pekarangan rumah.
Pertelaan
Kepel
sudah dikenal oleh masyarakat Jawa, nama lainnya adalah Kecindul/Cindul.
Sedangkan di Daerah Pasundan dikenal dengan nama Burahol. Pohon Kepel mencapai
tinggi 15 - 20 m, dengan garis tengah sekitar 60 cm, warna pepagan coklat tua.
Bentuk bunga bundar atau jorong, berbulu, berbau wangi dan menempel pada
batang. Terdapat bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Buah bundar
atau agak jorong juga menempel sepanjang batangnva, warna buah coklat. Daging
buah rasanya manis dan berair. Pada setiap buah terdapat 4 - 6 biji yang kulit
biji tersebut keras dan tebal.
Ekologi
Kepel
tumbuh baik pada tanah yang subur mengandung humus dan lembab. Umumnya pohon
ini dijumpai pada ketinggian 150 - 300 m dpl.
Musim Berbunga
Pohon
Kepel mulai berbunga setelah berumur sekitar 8 tahun, berbunga sekali dalam
setahun serta harum baunya. Buah yang sudah tuo/matang pohon, umumnya terdapat
4- 6 biji. Kulit biji sangat keras sehingga harus ada perlakuan ekanis untuk
perkecambahan/perkembangbiakkan nya. Pertumbuhan Pohon Kepel ini lambat.
Keadaan inilah orang menjadi enggan untuk menanamnya sehingga keberadaan Kepel
terbatas. Bahkan banyak orang yang mengkatagorikan bahwa Pohon Kepel termasuk
tanaman langka.
BURUNG PERKUTUT
(Geopelia
striata (Linnaeus))
Narna lain : Tekukur, Tekuker, Merbok
Suku : Columbidae
Latar
Belakang
Bagi
masyarakat jawa, khususnya Yogyakarta, Burung perkutut merupakan satwa yang
sudah tidak asing lagi, karena burung ini sudah sangat lama dikenal di berbagai
kalangan. Burung perkutut banyak dipelihara masyarakat dengan pertimbangan
tertentu baik suaranya, bentuknya, rupanya sampai kepada daya magis yang
dimilikinya. Bagi masyarakat yang percaya, memelihara perkutut tidak sekedar
dinikmati suaranya tetapi mampu menimbulkan pengaruh kepada pemeliharanya dalam
kehidupan sehari-harinya. Khususnya masyarakat Jawa terdapat ajaran "Hasta
Brata yang salah satunya adalah kukilo atau burung dan dilambangkan dengan
perkutut, karena dianggap memiliki nllai yang sangat luhur. Ajaran tersebut
mengandung nasihat-nasihat dalam hidup rumah tangga yang biasanya diberikan pada
pasangan atau pengantin yang baru melangsungkan pernikahan. Di dalam dunia
kesenian Jawa khususnya karawitan, keindahan burung perkutut dituangkan dalam
lagu "Kutut Manggung", yang artinya perkutut manggung atau bernyanyi
serta sajak-sajak berbahasa Jawa yang bercerita tentang kebesaran perkutut.
Perkutut mempunyai pancaran kharisma yang mengandung daya magis. Pengaruhnya
bagi pemelihara dipercaya bisa membawa keberuntungan dan kesejahteraan rumah
tangga.
Pertelaan
Burung
perkutut termasuk kelompok burung penyanyi. Berukuran sekitar 20 - 25 cm,
berwarna coklat dengan ekor panjang. Kepala berwarna abu-abu, leher dan bagian
sisinya bergaris halus, punggung coklat dengan tepi-tepi bulu hitam. Bulu sisi
terluar ekor kehitam-hitaman dengan ujung putih. Paruh berwarna abu-abu,
sedangkan kaki berwarna merah jambu.
Habitat & Penyebaran
Burung
perkutut pada umumnya hidup berpasangan, kadang-kadang bergerombol, menyukai
tempat terbuka, kebun, tegalan, padang rumput dan halaman rumah yang dekat
dengan hutan. Termasuk burung yang jinak karena mudah didekati sampai jarak
relatif dekat. Burung ini banyak ditemukan di Semenanjung Malaya sampai
Australia, Jawa, Bali dan daerah lain.
Makanan
Burung perkutut
termasuk pemakan biji-bijian dan kadang-kadang juga serangga.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan
antara bulan Januari sampai September. Di Pulau Jawa, perkutut liar
berkembangbiak antara April sampai Juni yang ditandai dengan kegiatan membuat
sarang pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi. Sarangnya datar dan
tipis terbuat dari kumpulan ranting. Pembuatan sarang dilakukan bersama-sama
dengan pasangannya. Dalam satu tahun induk perkutut dapat bertelur sebanyak 2
butir. Telur berwarna putih dan berbentuk oval. Masa pengeraman berlangsung
selama 2 minggu yang dilakukan berganti-ganti oleh tiap pasangannya (induk).
Pada malam hari biasa dierami oleh induk betina. Anak burung yang baru menetas
tidak berbulu dan matanya tertutup. Kepala lebih besar daripada badannya. Anak
perkutut diasuh dan dipelihara oleh induknya sampai anak tersebut dapat
mandiri, artinya telah dapat terbang dan mencari makanan sendiri tanpa bantuan
induknya. Perkutut termasuk golongan burung yang mudah dibudidayakan. Karenanya
dalam perkembangbiakkannya, banyak dilakukan persilangan, karena perkutut
banyak sekali mempunyai varietas. Usaha persilangan ini diharapkan akan
mendapatkan bibit perkutut yang tangguh.
JAWA TIMUR
SEDAP MALAM
(Polianthes
tuberosa L.)
Nama lain :
Truna Malam, Sedap Malam, Rasamalang
Suku : Amaryllidaceae
Latar Belakang
Bunga
Sedap Malam sudah lama dikenal di Indonesia khususnya di Jawa Timur telah ada
dan dikenal sejak masuknya suku bangsa Cina dan Eropa. Mereka menggunakan Sedap
Malam untuk masakan dan keperluan upacara-upacara ritual serta di perdagangkan
di Indonesia. Karena asimilasi budaya, maka merasuklah bunga ini ke dalam
kebudayaan daerah saat itu yang banyak menggunakannya untuk acara-acara adat
dan keagamaan, misalnya Rabu Wage, Jum'at Legi, Maulid Nabi, Hari Raya Idul
Fitri dan sampai saat ini juga digunakan pada hari-hari besar laimya seperti
halnya Bunga Potong lainnya. Sedap Malam dapat digunakan sebagai Bunga Potong
maupun sebagai tanaman taman.
Pertelaan
Sedap
Malam merupakan tanaman berumbi dengan tinggi tanaman 0,5 - 1,4 m, daun
sebagian duduk pada umbi batang dan disepanjang batang yang tegak, bunga
majemuk tak terbatas merupakan rangkaian agak tebal, bunga dalam tandan yang
berbentuk bulir tidak bercabang. Kedudukan bunga hampir duduk, kebanyakan
berpasangan dalam ketiak daun pelindung yang berbentuk bulat telur (lanset).
Tabung bunga panjangnya 2 - 5,5 cm ke arah ujung melebar.
Ekologi
Tanaman
ini tumbuh baik di daerah tropis maupun sub tropis dengan sinar matahari
langsung, pada dataran rendah sampai 1.400 m.
Musim Berbunga
Tanaman
ini berbunga antara umur 6 - 8 bulan setelah tanam, dan berbunga sepanjang
tahun, maksimal umur yang produktif 2,5 - 3 tahun.
AYAM BEKISAR
(Gallusgallus
Linnaeus x Gallus varius (Shaw))
Nama lain : Cukir
Suku : Phasianidae
Latar Belakang
Burung
Cempala Kuneng merupakan salah satu dari burung kebanggaan rakyat Aceh, hal ini
terbukti pada Kerajaan Sultan Iskandarmuda sudah dikenal dan disebut-sebut
dalam hikayat Aceh mengenai keberadaan Cempala Kuneng ini. Oleh karena
ketenarannya maka burung ini juga diambil dan dijadikan Fauna Identitas
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pertelaan
Burung
yang indah ini mudah dikenal karena kekerabatannya dengan murai batu. Keindahan
burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilap dengan
alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan
perut sampai pangkal ekor berwarna kemerahan. Begitu pula bagian belakang
punggung. Ekor berwarna hitam dengan pinggir putih.
Habitat & Penyebaran
Cempala
kuneng menghuni hutan di daerah pamah sampai ketinggian 900 meter di atas
permukaan laut. Burung ini tidak hanya terdapat di Aceh, tetapi juga dapat dijumpai di Sumatera
umumnya, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
Makanan
Seperti
kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya
belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April didapatkan anakan dari
burung ini.
BALI
MAJEGAU
(Dysoxylum
densiflorum Miq.)
Nama lain : -
Suku :
-
Latar Belakang
Majegau
dipilih sebagai flora identitas Propinsi Bali karena pohon berkayu ini banyak
dipakai dalam bangunan suci. Selain itu rakyat Bali banyak menggunakan Majegau
untuk bahan ukiran.
Pertelaan
Pohon
berkayu ini tingginya dapat mencapai 40 m dengan garis tengah 120 cm. Kayu
terasnya agak berat, padat dan cukup halus, berwarna coklat kuning muda hingga
merah muda atau coklat-merah muda, mengkilap. Jumlah perhiasan bunganya adalah
kelipatan 4 atau 5. Rangkaian bunga 2,5 - 10 cm, berbulu halus dengan tangkai
bunga kira-kira 2 mm. Tangkai daun 14,5 - 65,5 cm. Anak daun berbentuk lanset
lonjong, berjumlah 9 - 21. Buahnya bulat telur, 3 - 6,5 cm panjang, terdiri
dari 1 - 4 ruang. Ketahanan kayunya dapat bertambah jika dibenamkan ke dalam
tanah atau dalam air.
Ekologi
Jenis
ini dapat dijumpai di hutan primer atau hutan sekunder campuran yang telah tua.
Tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tersebar di
Sumatera, jawa clan Sulawesi.
Musim Berbunga
Antara bulan
Januari sampai Juli.
BURUNG JALAK BALI
(Leucopsar
rothschildi Stresemann)
Nama lain : Curik putih, Curik bali
Suku : Sturnidae
Latar Belakang
Karena
kekhususan burung ini dan populasinya sangat terancam, maka berdasarkan
Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/om/8/1970 burung ini dinyatakan
sebagai binatang liar yang dilindungi.
Pertelaan
Burung
Jalak Bali berukuran sedang (25 cm). Sembilan puluh persen bulunya berwarna
putih bersih hanya pada ujung-ujung sayap bertvarna hitam. Pelupuk mata
berwarna biru, mengelilingi bola mata. Paruh berwarna kuning keabu-abuan. Memiliki
jambul terdiri dari beberapa helai bulu berwarna kuning muda. Burung ini hid up
berkelompok yang terdiri dari puluhan ekor. Iris berwarna abu-abu, paruh
berwarna abu-abu dan kuning, kaki berwarna abu-abu biru.
Habitat & Penyebaran
Habitat
asli dari burung Jalak Bali adalah satu-satunya di dunia yaitu di hutan kering
dataran rendah, di Taman Nasional Bali Barat.
Makanan
Makanan
utama adalah serangga ulat, cacing, buah-buahan seperti buah bidara laut, buah
kepu dan lain-lain
Perkembangbiakan
Bulan
September - Maret adalah masa perkawiizan burung ini ditandai dengan
berpasang-pasangan. Pada bulan-bulan tersebut mereka bertelur, tidak bersamaan
dan jumlah telur pada umumnya tiga butir. Ukuran telur bulat lonjong panjang 3
cm dan lebar 2 cm dan warnanya hijau kebiru-biruan. Mulai bulan
Desember-Agustus anak burung mulai beterbangan dan kemudian berkumpul dengan
kelompoknya. Perkembangbiakan ini terjadi pada sarang-sarang burung yang
terdapat pada lubang-lubang pohon sedalam 37 cm di atas pohon setinggi 2.5 - 7
m jenis-jenis pohon tempat bersarang adalah kusambi, laban dan lain-lain.
Burung ini sering rnenggunakan sarang bekas burung pelatuk.
NUSA TENGGARA BARAT
AJAN KELICUNG
(Diospyros
macrophylla Bl.)
Nama lain : Kacang, Kilang
Suku : Ebenaceae
Latar Belakang
Jenis
ini dipilih sebagai flora identitas Propinsi Nusa Tenggara Barat karena pohon
ini mempunyai arti ekonomi penting. Kualitas kayunya yang baik menyebabkan
banyak dicari dan populasinya di alam sangat menurun. Diharapkan dengan
dipilihnya sebagai flora identitas propinsi akan mendapat perhatian lebih untuk
dilestarikan.
Pertelaan
Pohon
berkayu ini tingginya 10 - 46 m dengan garis tengah batang rata-rata 60 cm,
bagian bebas cabang 9 - 30 m, dan kadang-kadang pada bagian bawahnya mempunyai
akar papan yang tingginya dapat mencapai 1,50 m. Kulit luar batangnya berwarna
coklat atau merah tua, sedangkan bagian tengahnya berwarna putih. Daunnya
tunggal, berbentuk bulat memanjang atau jorong, berukuran 7 - 35 cm X 3,5 -19
cm. Bunganya dalam rangkaian berwarna putih dan berbau harum. Buahnya agak
bulat, berwarna kemerah-merahan dan berukuran 5 - 6,5 X 5 - 7,5 cm. Kayunya
mempunyai B.J. 0,60, tergolong dalam kelas kekuatan II - III. Kegunaan kayu ini
selain sebagai bahan pembuat perabot rumah tangga juga untuk jembatan, bahan
bangunan rumah, bagian bagian kapal, patung, ukiran, kerajinan tangan dan
finir.
Ekologi
Pohon
ini banyak dijumpai di tepi sungai, di tanah datar yang tidak tergenang air,
tanah liat, tanah pasir maupun tanah berbatu dalam hutan asli. Tersebar di
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya, pada ketinggian 5 - 800 m
dpl. Perbanyakan dapat dilakukan dengan bijinya.
Musim Berbunga
Bulan April
sampai Oktober.
RUSA TIMOR
(Cervus
timorensis Blainville)
Nama lain : Menjangan, Jonga, Nusa
Suku : Cervidae
Latar Belakang
Satwa
liar ini dilindungi berdasarkan peraturan perlindungan Binatang Liar Tahun 1931
No. 134 dan 266. Sejak dahulu satwa ini sudah dimanfaatkan masyarakat untuk
kebutuhan akan daging hewani, kulitnya dimanfaatkan untuk alat duduk/sebagai
tikar, sedangkan tanduknya digunakan sebagai barang pajangan di rumah-rumah
penduduk.
Pertelaan
Rusa
ini mempunyai ukuran tubuh kecil, tungkai pendek, ekor cukup panjang, dahi
cekung, gigi gerigi relatif besar, bulu warna gelap coklat kekuning-kuningan
seperti warna pada punggungnya, tanduknya relatif besar ramping dan panjang,
tanduknya mempunyai cabang yang runcing 6 buah atau 3 buah di masing-masing
tanduk, cabang depan pertama mengarah ke depan, cabang belakang pertama dan hanya
lebih panjang dari cabang depan kedua dan cabang belakang kedua kiri dan kanan
sejajar. Tanduk itu kasar, berkerut-kerut memanjang dari mulai pangkal sampai
ke ujungnya. Tiap tahun, biasanya tanduk tersebut rontok. Rusa betina tidak
memiliki tanduk bercabang.
Habitat & Penyebaran
Rusa
suka tinggal di daerah-daerah yang terbuka dan kering, seperti di padang-padang rumput
atau di bukit-bukit dengan pohon-pohon/belukar yang tersebar. Rusa menggunakan
hutan dengan pohon-pohonan yang cukup rapat sebagai tempat berlindung atau
beristirahat. Biasanya rusa dapat ditemukan sampai ketinggian 2.600 m di atas
permukaan laut. Penyebaran satwa ini hampir di seluruh kepulauan Indonesia
kecuali Sumatera. Di Kalimantan dan Irian Jaya, rusa merupakan binatang
pendatang (introduksi).
Makanan
Makanannya
adalah rumput dan daun-daunan.
Perkembangbiakan
Musim
kawin terjadi pada sekitar Juli dan September. Lamanya kehamilan rusa adalah
sekitar 8 bulan, rata-rata anaknya lahir satu ekor. Anaknya disusui sampai umur
3-4 bulan, bahkan masih ada yang menyusu sampai umur 6-8 bulan. Pada umur
kira-kira 7-9 bulan pada yang jantan mulai tumbuh tanduknya dan kelihatan
sempurna pada 6 bulan kemudian
NUSA TENGGARA TIMUR
CENDANA
(Santalum album L.)
Nama lain : -
Suku : Santalaceae
Latar Belakang
Pohon Cendana tumbuh
secara alami di Nusa Tenggara, oleh karena itu dipilih sebagai flora identitas
Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di samping itu nama pohon ini juga digunakan
sebagai nama Universitas di Timor Timur dan pohon ini merupakan penghasil
minyak bahan pewangi yang penting di Indonesia.
Pertelaan
Pohon berkayu ini dapat
mencapai tinggi 15 m. Kulit batangnya kasar, berwarna coklat tua. Daunnya
bundar telur, kecil (4 - H cm x 2 - 4 cm), tangkai daun 1 - 1,5 cm, kekuningan.
Rangkaian bunga pendek (2 - 5 cm). Bunganya kecil, bertangkai pendek (2 - 3 mm)
mula-mula berwarna putih kecoklatan kemudian menjadi merah darah. Buahnya bulat
berbiji satu, sebesar buah kepundung dan berwarna hitam jika telah masak.
Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika kering, dimanfaatkan
untuk bahan kosmetika. Minyak Cendana juga digunakan sebagai obat gosok
(dicampur dengan minyak kelapa). Minyaknya mengandung santalol. Kayunya (yang
dipelihara sampai berumur 20 - 40 tahun) dijadikan perhiasan, patung, kipas,
kotak cerutu dan alat rumah tangga lainnya. Kayu muda tidak berteras dan tak
berbau.
Ekologi
Jenis ini menyukai
tanah bekas gunung berapi, tanah liat, tanah berbatu, atau tanah kapur yang
longgar di daerah kering. Hidup pada ketinggian 1-1.200 m dpl. Daerah yang
cocok ialah yang mempunyai suhu rata-rata minimum 20,4 C, maksimum 34'C, serta
kelembaban 65 %. Tumbuh pada naungan ringan. Tumbuhan ini berasal dari Asia
Tenggara kemudian menyebar ke Australia, Kepulauan Pasifik dan Hawai. Tumbuhan
ini diperbanyak dengan biji atau tunas akar. Mempunyai sifat Hemiparasit,
sehingga untuk tumbuhnya diperlukan pohon inang di sekitarnya.
Bulan Januari sampai Desember.
BIAWAK
KOMODO
(Varanus komodoensis Ouwens)
Nama lain : Ora, Biawak raksasa
Suku : Varanidae
(Varanus komodoensis Ouwens)
Nama lain : Ora, Biawak raksasa
Suku : Varanidae
Latar Belakang
Biawak Komodo adalah
jenis binatang purba yang sampai sekarang masih hidup di dunia clan merupakan
satwa endemik. Satwa ini dilindungi berdasarkan Ordonasi dan Perlindunggan
Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266..
Pertelaan
Biawak Komodo disebut
juga biawak raksasa, karena termasuk jenis biawak yang paling besar. Panjang
badannya sampai 3 meter dengan berat badannya mencapai 140 kg. Ekornya panjang,
gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. Lidahnya
panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerailh-merahan. Pada
keempat kakinya yang kuat terdapat kuku-kuku runcing. Seluruh tubuhnya berkulit
keras, berwarna hitam keabu-abuan.
Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya
berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan. Ekor binatang ini merupakan
alat yang ampuh untuk merobohkan mangsanya dalam sekali serangan.
Habitat & Penyebaran
Habitat Komodo di Taman
Nasional Komodo adalah areal yang tak banyak jenis pohon yang tumbuh lebat.
Tujuh puluh persen dari Taman Nasional ini ditutupi oleh padang alang-alang
dengan daerah savana disana-sini. Palem lontar menonjol di antara vegetasi yang
ada dan merupakan jenis pohon yang paling khas di Taman Nasional Komodo. Satwa
ini sering berkelana di pantai. Hidup mendiami lubang di daerah berbau cadas di
tengah padang alang-alang yang kering iklimnya. Penyebarannya di Pulau Komodo,
P Padar, P Rinca di sebelah Timur Sumbawa dan di pantai Barat Flores.
Makanan
Karena makanannya,
binatang ini disebut pula binatang pemakan bangkai, kadang-kadang juga menyerang
babi, rusa dan monyet. Daya penciuman binatang ini sangat tajam sehingga dari
jauh sudah mengetahui adanya bangkai. Penciumannya ini dibantu oleh syaraf di
lidah yang selalu dijulur-julurkan keluar.
Perkembangbiakan
Komodo berkembangbiak
dengan bertelur. Telurnya sebesar telur ayam, berkulit agak lunak atau lembek
dan warnanya keputih-putihan. Jumlah telurnya bisa lebih dari sepuluh butir
yang diletakkan di celah batu atau rongga-rongga bawah tanah, sehingga
kelembaban akan tetap terjaga. Telur komodo menetas setelah delapan bulan,
dengan bantuan panas. Anak komodo menggunakan sebagian besar waktunya hidup di
atas pohon; di situ mereka memakan serangga, telur burung dan binatang
pengerat. Dengan hidup di atas pohon mereka akan terhindar dari serangan jantan
dewasa yang biasanya memakan individu yang lebih kecil.
KALIMANTAN
BARAT
ENGGANG GADING
(Rhinoplax vigil (J.R. Foster))
Nama lain: Anggang gudun, Anggang tokok, Tebang mentuak
Suku: Bucerotidae
(Rhinoplax vigil (J.R. Foster))
Nama lain: Anggang gudun, Anggang tokok, Tebang mentuak
Suku: Bucerotidae
Latar Belakang
Sebagai lambang suatu
daerah, memang cocok sekali, karena bentuk dan ukuran Enggang Gading
menunjukkan keagungan. Satwa ini dilindungi berdasarkan Undang-undang
Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134.
Pertelaan
Di antara enggang atau
burung rangkong, Enggang Gading adalah yang terbesar ukurannya. Kepalanya
besar, paruhnya besar, tebal dan kokoh dengan "tanduk" yang menutup
bagian dahinya. Warna "tanduk" ini merah pada bagian yang dekat
dengan kepala, kuning gading pada sisinya. Ciri inilah yang memberikan namanya.
Ekornya sangat panjang sampai dua kali panjang tubuhnya, Seluruhnya dapat
mencapai sampai 1,5 m.
Habitat & Penyebaran
Burung ini tersebar di Kalimantan clan
Sumatera sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan taut. Burung ini
membutuhkan habitat yang berupa hutan dengan pepohonan yang tinggi yaitu di
hutan tropika yang tidak terganggu, yang masih utuh. Pelestarian Enggang Gading
menunjukkan pelestarian hutan tropika. Di dalam hutan ia selalu bertengger pada
pohon-pohon tertinggi, sambil kadang-kadang ia terbang ke pohon-pohon yang
rendah untuk mendapatkan makanan
Makanan
Seperti
kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April
didapatkan anakan dari burung ini.
TENGKAWANG TUNGKUL
(Shorea stenoptera Burck)
Nama lain: Meranti Merah
Suku: Dipterocarpaceae
(Shorea stenoptera Burck)
Nama lain: Meranti Merah
Suku: Dipterocarpaceae
Latar Belakang
Tengkawang Tungkul
adalah sejenis meranti yang bijinya dapat dipakai sebagai sumber penghasil
minyak nabati. Bila dibandingkan dengan biji dari meranti lainnya, biji
Tengkawang Tungkul mempunyai kadar minyak nabati paling tinggi. Tumbuhan ini
sudah lama akrab dengan masyarakat Kalimantan Barat karena sejarah
pemanfaatannya panjang. Pemanfaatamya sudah berjalan turun temurun serta
pembudidayaannya sudah dilakukan sejak lama, kira-kira tahun 1881. Buah
Tengkawang Tungkul kering dieksport ke Singapura dan Jepang. Di negara ini biji
dari buah tersebut diproses untuk diambil minyaknya serta digunakan untuk
pengolahan makanan (coklat), kosmetika (dekoratif, sabun) dan lilin.
Pertelaan
Tlnggi pohon Tengkawang
Tungkul dapat mencapai 30 m dengan garis tengah sekitar 60 cm. Batang tegak,
lurus, tidak berbanir. Permukaan batang berwarna abu-abu serfa
berbercak-bercak. Warna pepagan coklat muda. Tajuk lebat. Daun tunggal, tebal,
kaku, besar, bulat panjang. Per-bungaan bentuk mulai terdapat di ujung ranting
atau di ketiak daun. Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap 5 (3 sayap
besar, 2 sayap kecil). Ditinjau dari segi kayunya, Tengkawang Tungkul dikenal
dengan sebutan Meranti Merah yang kayunya ringan dengan berat jenis 0,49, kelas
kekuatan III dan kelas keawetan IV Pemanfaatan kayu ini umumnya untuk
konstruksi ringan, yaitu kayu lapis, perabot rumah tangga (kursi, meja dan
sebagainya), dinding rumah dan bahan kertas.
Ekologi
Tengkawang
Tungkul/Meranti Merah yaitu pohon yang nampak tumbuh subur di daerah hutan
primer tanah rendah Kalimantan Barat dan Serawak. Di daerah tersebut tanahnya
berpasir serta drainasenya kurang baik atau tumbuh juga di tanah aluvial.
Musim Berbunga
Penanaman Tengkawang
Tungkul oleh rakyat di Kalimantan Barat dilakukan dengan biji dan setelah
berumur 8/9 tahun baru nampak berbunga serta berbuah. Produksi buah bagus pada
umur pohon sekitar 12 tahun lebih. Setelah 4 atau 5 tahun kemudian dari umur
pohon 12 tahun/atau lebih dapat terjadi produksi buah secara maksimal yaitu
dalam 1 hektar dapat mencapai 600 - 9.000 kg buah. Padahal setiap tahunnya
hanya menghasilkan buah sekitar 50 - 200 kg saja dalam panen 1 hektar.
KALIMANTAN TENGAH
BURUNG KUAU MELAYU
(Polyplecton malacense schetermacheri Bruggemann)
Nama lain: Merak kerdil, Merak pongsu, Kuau cermin
(Polyplecton malacense schetermacheri Bruggemann)
Nama lain: Merak kerdil, Merak pongsu, Kuau cermin
Suku : Phasianidae
Latar Belakang
Ketenaran Kuau Melayu di pedalaman Kalimantan Tengah menjamin kemantapan
pemilihan jenis ini menjadi jenis fauna lambang daerah. Habitat Kuau Melayu
terdapat banyak di Kalimantan Tengah. Satwa ini dilindungi sejak tahun 1931.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/ Urn/ 12/1979, Kuau
Melayu termasuk jenis burung yang dilindungi di Indonesia.
Pertelaan
Kuau Melayu hanya sebesar ayam kampung dengan kaki yang lebih panjang. Pada
yang jantan, ekornya juga panjang seperti ekor kuau besar. Bila berjalan, ekor
ini seolah-olah menyapu tanah. Seluruh bulunya, pada umumnya berwarna coklat
tua berbintik-bintik. Yang betina berekor lebih pendek. Burung jantan yang
total panjangnya antara 406 - 533 mm ini memiliki jambul panjang berwarna biru
kehijauan metalik. Dahi dan sisi kepala bergaris-garis abu-abu dan hitam.
Punggung coklat dengan bintik-bintik hitam. Bulu penutup dan ekor berwama biru.
Kerongkongannya keputih-putihan dan kulit muka jingga kemerah-merahan. Burung
betina jambulnya lebih pendek.
Habitat & Penyebaran
Habitatnya hutan tropis yang lebat dan lembab. Hidup berpasangan atau sendiri-sendiri.
Kuau Melayu menghuni hutan pamah tropika basah, sampai mencapai ketinggian
1.000 m di atas permukaan laut. Lingkungan seperti ini terdapat banyak di
Kalimantan Tengah. Penyebaran satwa ini adalah di Kalimantan dan Serawak.
Seperti burung-burung penghuni tanah atau vegetasi lapisan bawah, burung
ini hidup dari biji-bijian dan binatang kecil di tanah, misalnya serangga dan
cacing.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum diketahui.
TENGGARING
(Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh.)
Nama lain : Kapulasan
Suku : Sapindaceae
(Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh.)
Nama lain : Kapulasan
Suku : Sapindaceae
Latar Belakang
Tenggaring mirip dengan
Rambutan, tetapi Rambutan buahnya tebal dan pendek. Tenggaring adalah salah
satu pohon yang termasuk dalam kelompok rambutan hutan serta tumbuh menyebar di
kawasan Kalimantan. Kelompok ini pada umumnya tumbuh secara alami, rasa buahnya
yang sudah matang pohon tidak seenak atau semanis rambutan yang sudah
dibudidayakan, seperti Rambutan Rapiah dan sebagainya. Adapun Tenggaring terpilih
menjadi flora identitas atau tumbuhan andalan Propinsi Kalimantan Tengah karena
adanya keterkaitan antara sejarah tumbuhan tersebut dengan masyarakat di
Kalimantan Tengah yang menyatu dengan budaya setempat. Tenggaring juga termasuk
dalam buah langka yang saat ini sudah mulai sulit ditemukan. Kelangkaan ini
disebabkan karena Tenggaring tumbuh liar di hutan-hutan, pertumbuhan pohonnya
lambat, pemanfaatan buahnya sebagai buah meja pengganti rambutan kurang
mendapat perhatian sehingga masyarakat kurang berminat untuk membudidayakannya.
Akhirnya Pohon Tenggaring ini secara perlahan-lahan akan hilang ditelan masa.
Keadaari inilah yang menekan populasinya sehingga Tenggaring dikatagorikan
sebagai buah langka. Pemanfaatan lain yaitu kayunya cukup keras d an oleh masyarakat
setempat dipakai untuk peralatan rumah tangga. Biji Tenggaring mengandung
minyak nabati lebih banyak dari pada Biji Rambutan. Minyak ini umumnya
digunakan dalam proses pembuatan lilin dan sabun. Tenggaring berasal dari Malaysia kemudian menyebar ke
Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Pertelaan
Pohon Tenggaring hampir sama dengan Pohon Rambutan karena masih dalam 1
marga. Tinggi pohon dapat mencapai 20 m. Bentuk dan percabangan daun sama
dengan daun rambutan, hanya helaian daun tenggaring lebih kecil. Perbungaan
tersusun malai terdapat di setiap ujung ranting. Rambutan buah
tebal, pendek dan tumpul. Kulit buah tebal berwarna kuning sampai merah tua.
Bentuk buah seperti buah rambutan yaitu bundar telur serta daging buahnya manis
yang bercampur sedikit asam. Tetapi untuk masyarakat di Kalimantan Tengah, buah
tenggaring ini cukup manis dan enak, karena jarang atau boleh dikatakan tidak
ada buah rambutan seperti yang ada di Jawa.
Ekologi
Pada umutnnya
Tenggaring ini tumbuh liar di hutan-hutan Kalimatan. Tumbuh baik pada daerah
dengan ketinggian 200 - 350 m dpl. serta mempunyai curah hujan 3.000 mm per
tahun.
Musim Berbunga
Perbanyakan dilakukan
dengan cara mencangkok, sambungan (okulasi) dan biji. Penanaman dengan biji
memerlukan waktu yang lama/ pertumbuhannya lambat yaitu antara 8 - 10 tahun
Tenggaring ini baru mulai berbunga dan berbuah. Musim berbunga pada bulan Juni
sampai Agustus serta musim berbuah pada bulan Oktober sampai Desember.
KALIMANTAN SELATAN
KESTURI
(Mangifera casturi Kosterm.)
Nama lain: -
Suku : Anacardiaceae
(Mangifera casturi Kosterm.)
Nama lain: -
Suku : Anacardiaceae
Latar Belakang
Kesturi dipilih sebagai
flora identitas Propinsi Kalimantan Selatan karena kemungkinan jenis ini tidak
dijumpai di tempat lain selain di Kalimantan Selatan. Tanaman ini meskipun belum umum dibudidayakan tetapi
menarik karena rasa buahnya enak dan harum.
Pertelaan
Pohon Mangga ini dapat
mencapai tinggi 20 m. Batangnya besar dan kekar serta mempunyai banyak cabang.
Daun muda berwarna ungu kecoklatan. Rangkaian buahnya dapat mencapai 10 buah.
Buah Mangga yang unik ini berukuran kecil, bila masak berwarna ungu kecoklatan
dan berdaging kuning, di bagian dalam jingga. Budidaya pohon ini baru dilakukan
secara tradisional. Kegunaan lain dari pohon Kesturi adalah sebagai pencegah
longsor.
Ekologi
Jenis ini tumbuh baik
di dataran rendah pada tanah aluvial dan laterit yang cukup air. Tumbuhan ini
diperbanyak dari bijinya.
BEKANTAN
(Nasalis larvatus (Wurmb))
Nama lain: Kahau, Monyet belanda
Suku : Cercopithcidae
(Nasalis larvatus (Wurmb))
Nama lain: Kahau, Monyet belanda
Suku : Cercopithcidae
Latar Belakang
Pemilihan Bekantan sebagai identias fauna Kalimantan Selatan bukan saja
didasarkan pada popularitas bekantan, tetapi lebih mendasar lagi karena
masyarakat Kalimantan Selatan sangat mengenal dan memahami sepenuhnya mengenai
karakter dan pola kehidupan Bekantan itu dalam kehidupan sehari-hari. Keunikan
dan kelucuan Bekantan banyak mengundang tamu-tamu luar daerah dan mancanegara
untuk datang melihat jenis satwa endemik Kalimantan itu di dalam habitatnya
yang kian hari kian mengecil. Status binatang ini adalah langka sekali karena
menuju kepunahan. Bekantan dilindungi berdasarkan Ordonansi dan Peraturan
Perlindungan Binantang Liar 1931 No. 134 dan 266.
Pertelaan
Yang paling istimewa dari binatang ini, ialah bentuk hidungnya yang
panjang. Pada bekantan yang jantan dewasa hidung itu terkulai seperti hidung
orang Belanda, sehingga menyebabkan sebagian orang Kalimantan menyebutnya
"Orang Belanda". Bekantan betina dan bekantan muda berhidung normal,
tetapi masih lebih menonjol dari pada hidung jenis-jenis kera lainnya. Rambutnya
kuning coklat kemerah-merahan, terutama di kepala dan pungung bagian atas. Di
bagian-bagian tubuh lainnya rambut berwarna coklat pucat dan kelabu putih
terutama di dada, perut dan ekor. Umumnya binatang ini berbadan ramping dan
berekor panjang. Perbedaan antara yang jantan dengan betina dapat dilihat
selain bentuk hidungnya juga ukuran tubuhnya. Bekantan jantan tubuhnya lebih
besar daripada betina. Bekantan jantan yang sudah lewat dewasa berperut buncit.
Habitat & Penyebaran
Habitat yang disukai oleh bekantan ialah hutan bakau dekat muara sungai dan
hutan dataran rendah di pedalaman yang dilalui sungai. Bekantan pandai berenang
dan menyelam, bahkan tampak senang berjalan-jalan di lumpur dalam rawa di hutan
bakau. Kehidupannya di alam masih belum banyak diketahui dan dipelajari orang.
Bekantan merupakan jenis yang hanya terdapat di Kalimantan dan beberapa pulau
kecil di sebelah Timurnya.
Makanan
Bekantan mencari makan di atas pohon yang berupa pucuk-pucuk daun clan
buah-buahan tertentu. Yang paling disukai ialah buah pedada (Sonneratia sp.) di
hutan bakau. Kegiatan mencari makan dilakukan pada siang hari.
Perkembangbiakan
Bekantan betina hanya dapat melahirkan 1 anak setiap kali melahirkan.
Menurut para ahli, usia kehamilan bekantan antara 5 - 6 bulan. Pada usia 4 - 5
tahun Bekantan sudah menjadi dewasa. Dalam usia demikian ia sudah dapat berdiri
sendiri, terutama dalam masalah mencari makan dan memilih pohon yang disenangi
untuk tidur dan beristirahat.
KALIMANTAN TIMUR
PESUT
MAHAKAM
(Orcaella brevirostris (Owen))
Nama lain: --
Suku : Delphinidae
(Orcaella brevirostris (Owen))
Nama lain: --
Suku : Delphinidae
Latar Belakang
Pesut Mahakam termasuk satwa langka di dunia dan mempunyai nilai estetika,
ekologis, dan ilmiah yang tinggi. Binatang ini dilindungi berdasarkan S.K.
Menpan Th. 1975 No. 35/Kpts/Um/I/1975.
Pertelaan
Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan
agak ke belakang. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar. Bagian kepala
(moncong) tidak memanjang sehingga tampak papak dan di bagian tersebut terdapat
lubang pernafasan. Pesut dewasa dapat mencapai ukuran sebesar duyung. Warnanya
kelabu hitam atau agak kebiruan. Pesut bernafas dengan mengambil udara di
permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Sebagai
binatang menyusui yang hidup di air terus menerus Pesut mempunyai lapisan lemak
yang tebal.
Habitat & Penyebaran
Pesut menghendaki perairan yang dalam dan luas. Binatang menyusui ini
dikenal sebagai penghuni sungai Mahakam dan percabangannya, terutama pada
cabang-cabang sungai yang berhubungan dengan tiga danau besar, D. Jempang
(15.000 ha), D. Semayang (13.000 ha), D. Melintang (11.000 ha) di daerah
Mahakam Tengah. Pesut paling sering muncul ke permukaan di S. Pela, cabang
sungai yang menghubungkan S. Mahakam dengan S. Semayang. Kedalaman ke tiga
danau tersebut pada musim pasang naik tinggi berkisar antara 5-11 m. Pada musim
kemarau, semua danau menjadi dangkal dan bahkan di S. Jempang dapat menjadi
kering kerontang. Sehingga di S. Jempang ini sejak tahun 1960-an, pesut sudah
tidak terlihat lagi. Berkumpulnya pesut di sekitar tiga danau tersebut
berkaitan erat terutama dengan ketersediaan makanannya, karena ketiga danau itu
diketahui sebagai kantong-kantong penghasil ikan terbesar di wilayah Mahakam
Tengah. Tetapi danau-danau itu kemungkinan bukan tempat menetapnya, karena pada
waktu pasang surut atau pada waktu kemarau, semua pesut akan berimigrasi ke
alur-alur sungai yang lebih dalam. Di sepanjang pinggir S. Mahakam dan
cabang-cabangnya, tumbuh bermacam-macam vegetasi air, semak belukar, dan hutan
sekunder yang diselingi dengan rumah penduduk dan perladangan. Pinggir-pinggir
danau yang dangkal di dominasi oleh tumbuhan air. Pada waktu pasang naik,
tumbuhan air ini merupakan tempat yang baik bagi berbagai jenis ikan untuk
berpijak, sehingga secara tidak langsung keberadaannya berkaitan dengan
kehidupan pesut. Dilaporkan bahwa
jenis ini terdapat juga di beberapa perairan air tawar di Kalimantan,
diantaranya Teluk Kumai di Kalimantan Tengah. Jenis yang sama juga di beberapa
perairan laut sejak dari Teluk Benggala sampai ke Irian. Daerah penyebarannya
yang pasti belum dapat diteruskan.
Makanan
Pesut di habitat alamnya memakan jenis-jenis ikan dari famili Cyprinidae
yang tidak berduri seperti kendia, selap, jelawat dan lempam.
Perkembangbiakan
Musim perkawinan diperkirakan terjadi antara bulan April - Juni pada waktu
pasang naik yang cukup tinggi. Diperkirakan pesut melahirkan di perairan yang
relatif tenang dan dalam, dengan kedalaman 5 - 6 m. Airnya relatif jernih
dengan pH 6,9, suhu 22 – 29o c,
dan kesadahan 1 - 2 ppm. Seekor anak akan dilahirkan sesudah dikandung sembilan
bulan oleh induknya. Pada waktu lahir bayi pesut akan keluar dari rahim
induknya dengan ekornya lebih dulu. Beberapa saat setelah dilahirkan, bayi
pesut akan segera mengambil nafas di permukaan air, kemudian mencari puting
susu induknya yang terletak di depan lubang dubur.
ANGGREK
HITAM
(Black Orchid) Coelogyne pandurata Lindl
Suku : Orchidaceae
(Black Orchid) Coelogyne pandurata Lindl
Suku : Orchidaceae
Latar Belakang
Dari 70 jenis Anggrek
termasuk di antaranya Anggrek Hitam, banyak tumbuh di hutan Kersik Kuwai,
Kecamatan Boreng Tongkok, Kabupaten Kutai. Lama mekar bunga 4 - 5 hari,
tumbuhan asli Kalimantan dan di tanah Penanjung dan di Sumatera (Padang Darat).
Bunga berbau wangi dengan warna hijau muda mengkilap.
Pada bulan April 1976, bunga ini mendapat hadiah pertama "Piala Ibu Tien
Soeharto" Pameran Anggrek Nasional di Jakarta. Anggrek
ini terkenal dengan nama Anggrek Hitam, walaupun sebenarnya hanya sebagian
kecil dari bibimya yang berwarna hitam.
Pertelaan
Anggrek eppit, Umbi
semu, bundar panjang 12 - 15 cm, lebar 5 - 7 cm. Daun 38 berbentuk lonjong
berlipat-lipat panjang 40 - 50 cm, lebar 2 -10 cm, panjang 15 - 20 cm; jumlah
bunga dalam tiap tandan 14 kuntum atau lebih. Garis tengah tiap bunga 10 cm.
Daun Kelopak berbentuk lanset, melancip, berwama hijau muda, panjang 5 - 6 cm,
lebar 2 -3 cm. Daun mahkota berbentuk lanset melancip berwarna hijau muda bibir
menyerupai biola, tengah-tengahnya terdapat 1 alur, pinggirnya mengeriting,
berwama kelam. Buah berbentuk jorong, panjang 7 cm, lebar 2 - 3 cm; bunga tidak
banyak yang jadi buah.
Ekologi
Menyukai tempat teduh;
umumnya tumbuh didataran rendah pada pohon-pohon tua dekat sungai-sungai di
hutan basah.
Musim Berbunga
Biasanya berbunga pada bulan-bulan Maret
sampai dengan April.
SULAWESI UTARA
TANGKASI
(Tarsius spectrum Pallas)
Nama lain: Singapuar Sulawesi, Wesing, Mimito
Suku : Tarsiidae
(Tarsius spectrum Pallas)
Nama lain: Singapuar Sulawesi, Wesing, Mimito
Suku : Tarsiidae
Latar Belakang
Tangkasi
adalah binatang malam yang mungil. Satwa ini termasuk satwa lang�ka dan
dilindungi berdasarkan Ordonasi Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134 dan
266. Di beberapa daerah, tangkasi dianggap mempunyai kekuatan gaib, hinga di�gunakan
sebagai ramuan obat-obatan. Bagi orang-orang yang masih percaya akan tahyul
sering menghubungkan suara tangkasi dengan suara roh-roh orang yang mati.
Pertelaan
Besar tubuhnya
kira-kira seperti tikus atau tupai, yaitu sepanjang kurang lebih 10 cm dan
ditutupi dengan bulu-bulu tebal dan empuk berwarna coklat keabu�abuan. Sekitar
telapak tangan dan kakinya tidak ditumbuhi bulu-bulu, jemari�nya yang
berbonggol-bonggol. Telapak kakinya agak panjang. Ciri-cirinya yang paling
menyolok adalah "sepasang mata bola"nya yang bulat dan agak besar
untuk ukuran kepalanya. Namun kelopak matanya tidak bisa digerakkan untuk
melirik seperti manusia, sehingga untuk melihat ke kiri atau ke kanan dia harus
memu�tar kepalanya di atas lehernya dengan sudut 180 derajat. Telinga�nya juga besar
agak membulat, namun tipis seperti kertas dan dapat digerakkan kalau mendengar
se�suatu yang menarik perhatiannya. Ekornya kira-kira hampir sepanjang dua
kali panjang tubuhnya dan ber�wama coklat kehitam-hitaman.
Habitat & Penyebaran
Habitatnya di
hutan dataran rendah, sering ditemukan di hutan sekun�der. Satwa ini
adalah binatang pohon dan binatang malam, artinya tidur siang hari dan bangun
malam hari untuk mencari makanannya. Penyebarannya di Sulawesi, Kep. Sangir dan
Kep. Banggai. Selain di Indonesia terdapat juga di Philipina.
Makanan
Tangkasi gemar
memangsa cengkerik, kecoa dan serangga-serangga lain. Se�bagian besar
korbannya mereka sergap di pohon-pohon, tetapi mereka juga bisa melompat untuk
menangkap mangsa yang berkeliaran di tanah. Dalam satu malam, Tangkasi mampu
menghabiskan makanan sebanyak kira-kira se�persepuluh
dari bobot tubuhnya. Selain serangga, tangkasi juga memakan rep�tilia dan
burung-burung yang kecil, bahkan kalong. Akan tetapi mereka tidak menyukai
tumbuh-tumbuhan sama sekali.
Perkembangbiakan
CaraTangkasi
kawin adalah biasanya si jantan memegang betinanya dan meng�gosok-gosokkan
mukanya ke tubuh si betina untuk menandainya, sebelum rnenaikinya untuk
beberapa saat dari belakang. Pada saat anakTangkasi dilahirkan, bayi Tangkasi
telah mempunyai gigi, mata yang terbuka, dan tubuh yang seluruhnya tertutup
rambut. Induknya begitu erat mendekap anaknya. Bila ada hewan-hewan lain
mendekat, padahal ia tak ingin diganggu, si induk "menjinjing"
anaknya di mulutnya (seperti pada ku�cing) dan menghilang ke tempat yang lebih aman. Tangkasi
berkembangbiak hampir sepanjang tahun, dan kebanyakan betina melahirkan lebih
dari seekor anak setiap tahunnya.
LANGUSEI
(Ficus rninallassae Miq.)
Nama lain: Mahangkusei, Tulupow+, Tambing-tambing, Werenkusei
Suku : Moraceae
(Ficus rninallassae Miq.)
Nama lain: Mahangkusei, Tulupow+, Tambing-tambing, Werenkusei
Suku : Moraceae
Latar Belakang
Pohon l.angusei biasanya tumbuh di hutan
primer Sulawesi Utara. Secara geografis memangjenis ini di Indonesia hanva
ditemukan di Sulawesi bagian Utara. Kepulauan Sangir clan Talaud. Penyebarannya
tercatat sampai juga di Filipina clan Irian Jaya. Dalam kehidupan tradisional
suku-suku yang meng�huni kawasan ini,
Langusei merupakan tumbuhan vang erat kaitamya dengan kehidupan masyarakat
karena manfaatnva. Nenek moyang suku-suku disini dahulu memanfaatkan kulit kayu
Langusei sebagai bahan sandangnya. Kulit kayunya memang mempunyai serat yang
kuat, lembut dan halus dan merupa�kan bahan pakaian atau
sandang saat itu. Dengan tercukupinya sandang saat ini dari bahan lain, bahan
ini tidak dipakai lagi namun penduduk masih me�makainya
sebagai tali dan tambang untuk berbagai ukuran. Daunnya dipakai dalam ramuan
obat tradisional setempat dan buahnya sebagai campuran mi�numan
tradisiohal. Kayunya banyak digunakan sebagai kayu bakar.
Pertelaan
Jenis ini tergolong pohon yang ber�ukuran
sedang, tingginya sekitar 15 m. Percabangannya cukup banyak dan lebat, sehingga
tampak rindang. Permukaan kulit batangnya halus dan kulit tersebut mudah
terkelupas yang bila kering akar, tampak serat�seratnya
yang halus. Daunnya kecil�kecil berbentuk bulat
telur dengan ujung lancip. Perbungaannya muncul dari batang�nya,
sering dimulai dari dekat tanah sampai pada cabang-cabang utama�nya.
Perbungaan itu tersusun men�juntai ke bawah
panjangnya bisa le�bih dari 1 m.
Bunga-bunganya mem�bentuk bongkol, tampak
seperti buahn,ya. Bunganya sebenarnya ada di dalam dan bisa tampak bila dipo�tong
secara melintang. Setelah terjadi pembuahan bongkol itu berubah menjadi buah
dan tidak akan gugur sampai buah tersebut masak. Di dalam buah tersebut
terdapat bijinya yang kecil-kecil.
Ekologi
Langusei tumbuh di hutan campuran
dataran rendah 50 - 700 m dpl. Pertum�buhannya cukup baik
meskipun di tempat-tempat yang curah hujannya rendah seperti di beberapa tempat
di daerah Gorontalo sebelah Barat. Tumbuh baik pada tanah-tanah yang kurus dan
berkapur.
Musim Berbunga
Seperti kerabat dekatnya yang lain yang
dikenal dengan Beringin (Ficus), jenis ini tergolong bisa menghasilkan bunga
sepanjang tahun. Namun demikian, bunga/buahnya yang banyak terjadi pada bulan
November - Januari. Buah�buah tersebut dimakan
burung dan jenis-jenis hewan liar pemakan buah. Dari bijinya, jenis ini
memencar karena terbawa oleh binatang.
SULAWESI TENGGARA
MALEO
(Macrocephalon maleo S. Muller)
Nama lain: ---
Suku : Megapodidae
(Macrocephalon maleo S. Muller)
Nama lain: ---
Suku : Megapodidae
Latar Belakang
Pemburuan telur
Maleo makin hari makin meningkat karena kebutuhan akan protein hewani dan akan
adat istiadat menyerahkan telur Maleo kepada orang yang dihormati. Berkurangnya
telur tentu saja menghambat per�kembangan populasi burung ini. Di samping itu, perusakan
hutan yang mengurangi peluang Maleo untuk mengembangkan populasinya adalah
ancaman utama terhadap menurunnya populasi burung ini. Itikad masyarakat
Sulawesi Tengah untuk menentukan burung ini sebagai jatidiri propinsinya sangat
disambut baik. Harapannya adalah dengan penetapan ini masyarakat Sulawesi
Tengah akan mempertahankan keberadaan Maleo. Maleo adalah burung yang mandiri.
Disebut mandiri, karena Maleo adalah salah satu jenis burung yang setelah
menetas dari telur, si anak akan langsung dapat terbang dan mencari makan
sendiri. Perangai burung yang mandiri itu kiranya dapat pula dijadikan dorongan
bagi Sulawesi Tengah bersama masya�rakatnya agar selalu mandiri dalam kehidupannya. Maleo
dilindungi sejak ta�hun 1931. Dan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 5/Kpts/ Um/ 1 / 1975, burung
Maleo termasuk salah satu jenis burung yang dilindungi di Indonesia.
Pertelaan
Maleo berukuran sedikit lebih besar dari
pada ayam, tetapi kakinya lebih pan�jang sehingga kelihatan
lebih ramping. Panjang burung Maleo
kira-kira 55 cm, bila diukur dari ujung paruh sampai ke ujung ekor. Kalau
diperhatikan, Maleo mempunyai kaki yang besar. Oleh karena itu ia dimasukkan ke
dalam suku Megapodidae, suku burung yang berkaki besar. Di bagian kepalanya
terdapat bendolan berwarna hitam seperti gelung wanita, sekeliling matanya
putih berlapis kemerahan. Paruhnya hitam. Punggung, ekor dan sayapnya hitam,
bagian bawah tubuh putih, tetapi berubah keabu-abuan pada pangkal kaki. Kakinya
berwarna abu-abu tua. Secara keseluruhan burung ini tampak ramping. Pada
umumnya, Maleo adalah burung pemalu, yang sedapat mungkin menghindarkan diri
dari pengamatan manusia. Suka bersembunyi di rerimbunan pohon, sehingga tidak
langsung dapat terlihat. Antara burung jantan dan betina tidak terdapat perbedaan
yang mencolok. Namun burung betina berbadan lebih kecil dari jantan.
Habitat & Penyebaran
Pernyebarannya
terbatas, yaitu hanya meliputi Sulawesi. Maleo menyenangi bagian hutan yang
rimbun sebagai tempat beristirahat dan berlindung.
Makanan
Seperti
kerabatnya, burung ini makan biji-bijian. Buah-buahan kecil, biji-bijian, serangga hutan, binatang
kecil di pantai seperti siput, kepiting.
Perkembangbiakan
Jika masa
bertelur tiba, terlihat burung ini berpasang-pasangan turun dari bu�kit-bukit pedalaman
menuju pantai. Salah satu keistimewaan burung Maleo adalah tidak pernah
mengerami telurnya sendiri. Burung ini, menetaskan telur dengan cara
menyimpannya di tempat-tempat yang hangat. Ada yang disim�pan di dalam
pasir, di pantai yang panas, dan adapula yang memanfaatkan panasnya pasir
gunung berapi. Maleo jantan dan betina bekerja bersama-sama mencakar-cakar
pasir, membuat lobang secara bergantian, kedalaman lobang yang dibuat itu bisa
mencapai satu meter. Setelah si betina bertelur, lubang tersebut segera
ditimbuni kembali dengan pasir. Telur Maleo isinya kira-kira lima kali telur
ayam kampung. Warnanya putih kemerah-merahan. Sesudah bertelur, si betina lemah
sekali. la baru dapat aktif kembali setelah 10 -14 hari kemudian.
Anak Maleo yang baru menetas sangat istimewa. Timbunan pasir yang menghimpitnya
seteba130 sam�pai 50 cm tidak melemahkan semangatnya. Sesudah
ditetaskan 2 -12 jam anak ini baru akan berhasil keluar dari timbunan pasir dan
segera berlari mencari perlindungan di huta
EBONI
(Diospyros celebica Bakh.)
Nama lain: Kayu Hitam, Eben
Suku : Ebenaceae
(Diospyros celebica Bakh.)
Nama lain: Kayu Hitam, Eben
Suku : Ebenaceae
Latar Belakang
Kayu Eboni mcmpunyai nilai perdagangan
yang tinggi, akan tet api keberada�annya di habitat
aslinya sudah terancam. Dengan dipilihnya jenis ini sebagai flora identitas
Propinsi Sulawesi Tengah diharapkan pelestariannya dapat di�prioritaskan.
Pertelaan
Pohon vang lurus batangnya ini dapat
mencapai tinggi 40 m dengan garis te�ngah batang 100 cm dan
sering berbanir besar. Kulit batangnya beralur dan mengelupas kecil-kecil,
berwarna coklat-hitam. Daunnva tunl;gal berseling, berbentuk jorong memanjang,
permukaan bawahnya berbulu dan berwarna hijau abu-abu. Permukaan atas daun
tidak berbulu dan berwarna hijau tua. Bunganya mengelompok pada ketiak daun,
berwarna putih. E3uahnya bulat telur, berbulu dan berwarna merah kuning sampai
coklat bila tua. Kayu Eboni terdiri atas kayu gubal yang berwarna putih sampai
merah muda dan kayu teras yang berwarna hitam atau coklat vang berbaris-baris
hitam. Kayu ini sangat
berat, dengan B.J. 0,76; ke-las keawetan dan kekuatannya di�golongkan
dalam kelas satu. Karena kualitasnya yang baik, kayu ini
ter�masuk
kayu ekspor yang sangat ma�hal dan mempunvai
banyak keguna�an termasuk di antaranya untuk ti�ang
jembatan, Einir mewah, mebel, patung, ukiran dan hiasan rumah.
Ekologi
Jenis ini dapat dijumpai di hutan pri�mer
pada tanah liat, pasir atau tanah berbatu-batu yang mempunyai drai�nase
baik, pada ketWggian kurang dari 400 m dpl. Tersebar di Sulawesi dan Maluku. Perbanyakannya
dila�kukan
dengan bijinya.
Musim Berbunga
Di bulan Januari, Juni, Agustus dan
September (data herbarium).
SULAWESI SELATAN
BURUNG RANGKONG
(Aceros cassidix (Temminek))
Nama lain: Alo, Kangkareng
Suku : Bucerotidae
(Aceros cassidix (Temminek))
Nama lain: Alo, Kangkareng
Suku : Bucerotidae
Latar Belakang
Burung
Rangkong dipilih sebagai fauna identitas karena memang merupakan burung endemik
Sulawesi. Tingkat kelangkaannya tinggi. Burung Rangkong termasuk jenis liar
yang dilindungi menurut perundang-undangan binatang liar. Menurut kepercayaan
orang-orang tua kampung, kepala burung rangkong (yang telah dikeringkan) dapat
dijadikan penangkal bahaya atau tolak bala. Cara yang sering dilakukan adalah
meletakkannya pada bagian tertentu, misal�nya di atas pintu masuk rumah
atau dipajang di kepala perahu layar. Rangkong ini sangat dikenal dikalangan
masyarakat Sulawesi, karena burung ini ternyata menjadi bagian sejarah mereka
sejak dulu dengan digunakannya burung ini sebagai lambang kejantanan, kebesaran
dan keindahan dalam se�buah tarian perang, yaitu kesenian Cakalele. Ranekong ini
memang memiliki variasi warna yang sangat indah dan bahkan terindah
diantarajenis-jenis rang�kong lain di dunia.
Pertelaan
Burung
rangkong adalah burung yang sangat khas dilihat dari bentuk tubuh, warna,
perilaku bersarang dan suaranya. Kekhasan itu membuat burung ini mudah untuk
dikenali terutama dengan adanya tonjolan di atas kepalanya atau disebut juga casque.
Salah satu jenis ini adalah Rangkong Sulawesi. Dari sekian banyak jenis burung
Rangkong yang ada di Indonesia, Rangkong Sula�wesi termasuk
jenis berpostur besar dengan penampilan burung yang jantan sangat menarik. Ciri
yang mudah untuk membedakan Rangkong Sulawesi dengan jenis lainnya adalah
berdasarkan variasi bentuk dan ukuran casque. Bentuk umum
casque adalah berbentuk balok. Keadaan permukaan casqm bergaris. Panjang paruh kurang dari 15 cm.
Habitat & Penyebaran
Burung
Rangkong Sulawesi terdapat di hutan-hutan primer sampai ketinggian 1.800 m di
atas permukaan laut. Pada umumnya berkembang biak dan menye�nangi pohon
yang besar dan tinggi. Daerah penyebarannya terdapat di Sula�wesi dan
beberapa pulau di sekitarnya.
Makanan
Secara umum
Rangkong dapat dikatakan sebagai hewan pemakan buah (frugi�vorous), tapi dapat juga menjadi hewan pemakan segala (ontnivorous).
Makanan kesukaan rangkong adalah Ficus, dimana banyak dijumpai pada kawasan hu�tan tropik.
Perkembangbiakan
Musim
bersarang rangkong Sulawesi dimulai pada awal Juli dan berakhir pada
pertengahan Januari. Masa bersarang dari 2 pasang rangkong yang dia�mati mulai
dari penutupan sarang sampai keluar sarang adalah 133 hari. Bu�rung betina
memilih bersarang di lubang-lubang kayu. Pohon sarang mempu�nyai ketinggian
berkisar 10-42 m. Selama musim mengeram, betina terkung�kung dalam
lubang kayu dan sama sekali tak pernah keluar hingga telurnya menetas.
Persiapan mengeram cukup unik. Setelah telur siap dierami, betina berusaha
menutup lubang sarang dengan menutup lubang sarang dengan menggunakan kotoran,
lumpur, ranting, dan serbuk kayu yang dioleskannya dengan paruh pada lubang
sarang; mirip dengan tukang memplester tembok. Sedikit demi sedikit lubang
sarang tertutup; akhirnya yang disisakan tinggal lubang kecil berukuran sekitar
5 - 7,5 cm. Kegiatan menutup lubang sarang dimulai ketika betina sudah 2 - 3
hari berada di sarang. Selama masa mengeram betina terkungkung dalam lubang.
Suplai makanan diberikan oleh sang suami, si jantan, yang dengan setia
melakukannya selama betina mengeram. Jumlah telur biasanya 2 butir, meskipun
demikian biasanya hanya satu ekor anak yang akhirnya hidup. Jika telur telah
menetas dan anak burung agak besar, dinding penutup lubang dirusakkan oleh
induk dengan cara mematuknya.
L O N T A R
(Borassus flabellifer L.)
Nama lain: Rontal, Sekar Siwulan, Taal, Ental, Talu
Suku : Arecaceae
(Borassus flabellifer L.)
Nama lain: Rontal, Sekar Siwulan, Taal, Ental, Talu
Suku : Arecaceae
Latar Belakang
Lontar mempunyai nilai khas dari segi
budaya Sulawesi Selatan. Daun Lontar mempunyai nilai penting dalam merekam
sejarah/budaya masyarakat Asia sel;elum kertas ditemukan (sebagai kertas).Sejak
lama pohon ini dipakai sebagai lambang dari Unhas (Universitas Hasanuddin) dan
Kodam X1V Hasanuddin. Dalam legenda Lontar juga merupakan tanda kehadiran
Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Di samping itu Lontar juga sebagai tanda bahwa daerah
yang pernah dikunjungi Laskar Bugis/Makasar ditanami pohon ini.
Pertelaan
Palem yang mempunyai batang utama dapat
mencapai tinggi 30 m ini ber�batang kasap, agak kehitam-hitaman,
dengan penebalan sisa pelepah daun di bagian bawah. Tajuknya rimbun dan
membulat, daun-daun tuanya tidak lurus tetapi tetap melekat di ujung batang.
Pelepah pendek, agak jingga, bercelah dipangkal, berijuk. Pelepah dan tangkai
daun tepinya berduri hitam tidak teratur. Daun seperti kipas, bundar, kaku,
bercangap, hijau ke�abu-abuan. Anak daun
bercanggah, kaku. Perbungaan berumah dua, menerobos celah pelepah, menggan�tung.
Bunga betinanya kadang-ka�dang bercabang sedang
bunga jan�tan bercabang banyak. Bunga ber�wama
putih susu, berkelompok, ter�tanam pada tongkolnya.
Buah agak bulat, bergaris tengah 7 - 20 cm, cok�lat
kehitaman, pucuknya kekuning�an. Buah berisi 3 bakal
biji. Ketika masih muda daging bijinya masih lembut dan dapat dimakan. Pohon
Lontar juga merupakan sumber kar�bohidrat. Sedangkan
daun maupun bagian lain dari pohon ini dimanfa�atkan
masyarakat untuk keperluan sehari-hari.
Ekologi
Jenis ini tumbuh dengan baik di dataran
rendah yang kering, juga di pantai yang berpasir dan di lahan kritis pada
ketinggian sampai 500 m dpl. Penyebarannya mulai dari India sampai Kepulauan
Pasifik. Lontar diperbanyak dengan bijinya.
Musim Berbunga
Sepanjang tahun.
SULAWESI UTARA
A N O A
(Bubalus depressicornis (H. Smith))
Nama lain: Dangko, Bulu tutu, Soko
Suku : Bovidae
(Bubalus depressicornis (H. Smith))
Nama lain: Dangko, Bulu tutu, Soko
Suku : Bovidae
Latar Belakang
Anoa dipilih
sebagai hewan penjatidiri prop insi Sulawesi Tenggara bukan ka�rena
kebetulan. Sudah beberapa puluh tahun yang lalu ada keinginan dari para
petinggi Sulawesi Tenggara untuk menjadikan hewan ini sebagai lambang daerah
Sulawesi Tenggara. Anoa adalah jenis yang khas Sulawesi dan terdapat umum di
Sulawesi Tenggara. Anoa dilindungi berdasarkan Ordonansi dan Peraturan
Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266.
Pertelaan
Anoa mirip
kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira sebesar kambing.
Warnanyapun mirip kerbau. Ukuran Anoa, panjang badannya kurang lebih 175 cm
dengan tinggi 80 cm, dan beratnya kira-kira 200 kg. Anoa binatang berkuku
genap, di setiap kakinya terdapat 4 buah kuku. Dua buah kuku belakang lebih
kecil dan tidak memecah tanah. Rambut badannya halus. warnanya bervariasi dari
coklat biasa sampai coklat tua kehitam-hitaman. Kadang-kadang pada bagian
kepala, leher dan bagian bawah badannya warna putih dan coklat muda. Umumnya
yang jantan berwarna lebih gelap dari pada yang betina. Anak-anak Anoa
mempunyai bulu halus yang tebal berwarna coklat keemasan. Kepalanya bertanduk
pendek dua buah. Tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih
serta berlubang ditengah. Tanduk ini merupakan senjata untuk mempertahankan
diri.
Habitat & Penyebaran
Habitat
binatang ini adalah di hutan dataran rendah dan hutan berawa-rawa. Anoa suka
berkubang di lumpur dan merendam diri di air di waktu pagi dan sore hari. Penyebarannya
hanya di Sulawesi.
Makanan
Makanannya
berupa rumput-rumputan, pucuk rotan muda, dan beberapa jenis tumbuh-tumbuhan air. la menyukai tempat air minum yang terdapat di sumber air
panas atau mengandung sedikit garam.
Perkembangbiakan
Anoa
melahirkan seekor anak setelah hamil selama kurang lebih 300 hari. Anak�nya
kemudian disusui sampai saatnya disapih
ANGGREK SERAT
(Diplocaulobium utile Krzl.)
Nama lain: -
Suku : Orchidaceae
(Diplocaulobium utile Krzl.)
Nama lain: -
Suku : Orchidaceae
Latar Belakang
Kerabat-kerabat dekat Diplocaulobium
uatile tersebar Sulawesi dan Irian Jaya. Anggrek Serat ini belum dibudidayakan
karena bunganya tidak tahan lama. Akan tetapi Anggrek Serat dicari clan
dimanfaatkan untuk bahan dasar anyaman tradisional yang khas, dibentuk untuk
kotak perhiasan, tas tangan, pada gelar atau tikar umumnya untuk hiasan di
bagian tepi. Karena bahan bakunya akhir-akhir ini makin sukar diperoleh di
lapangan, maka hasil kerajinan dari bahan Anggrek Serat tersebut menjadi mahal.
Cara pengolahan�nya ialah, umbi semu
nya dikumpulkan untuk dibelah-belah memanjang dan dipipihkan. Pita-pita yang
diperoleh sewaktu masih basah dililitkan pada sebatang balok bulat, sesudah
kering akan terbentuk bahan anyaman yang halus, mengkilap dan kuning keemasan
serta dapat diwamai. Anggrek Serat ini juga dikenal dengan nama marga berbeda
yaitu Dendrobium utile J.S.S. (sinonim).
Pertelaan
Anggrek simpodial epifit. Umbi semu nya
tumbuh merumpun dengan rimpang berruas pendek sehingga membentuk roset seperti
paku sarang burung (kadaka) dan menarik untuk dipelihara dalam pot sebagai
tanaman hias. Umbi semu yang langsing dan memanjang agak pipih serta mengeras
dan menyempit keujungnya, berwarna hijau kekuning-kuningan. Daun di ujungnya
daun tunggal yang berbentuk lanset. Bunga
keluar dari lipatan pangkal daun, ber�kelopak dan daun mahkota yang
sempit memanjang berwarna kekuningan. Diplocaulobium utile
dapat dikembang biakkan dengan membelah-belah rumpunnya. Juga dapat dikembang
biakkan melalui bijinya.
Ekologi
Tumbuh baik di daerah panas, pada
ketinggian antara 0 - 150 m dpl.
Musim Berbunga
Bunga muncul setelah penurunan suhu
malam hari yang cukup rendah. Dalam setahun dapat berbunga 3 kali atau lebih.
MALUKU
BURUNG NURI RAJA
(Amboinaking Parrot)
Nama lain: --
Suku: Psittacidae
(Amboinaking Parrot)
Nama lain: --
Suku: Psittacidae
Latar Belakang
Dilihat dari segi keadaan fauna burungnya, pilihan jenis ini untuk
Maluku beralasan, karena untuk Indonesia, daerah Maluku adalah pusat
keanekaragaman burung-burung berparuh bengkok.
Pertelaan
Panjang badan 35 cm. Seperti jenis-jenis nuri lainnya, Nuri Raja dikenal
dengan bentuk paruhnya yang bengkok. Warnanya sangat mencolok, seperti jenis-�jenis nuri lainnya, yang
kebanyakan kombinasi merah dan hijau. Kepala dan leher Nuri Raja merah cerah,
sayap serta bagian belakang tubuhnya hijau. Ekor�nya hitam kebiru-biruan.
Habitat & Penyebaran
Nuri Raja hidup di hutan pamah sampai ketinggian 1.400 m di atas
permukaan laut. Di alam, hidupnya bergerombol, menempati pepohonan yang tinggi,
tidak jarang gerombolan burung ini membuat gaduh. Penyebarannya : Pulau Ambon,
Pulau Seram dan wilayah Maluku Tengah lainnya serta wilayah Maluku Utara (Pulau
Halmahera).
Makanan
Buah-buahan, biji-bijian, nektar, pucuk-pucuk tanaman.
Perkembangbiakan
Burung ini bersarang dalam lubang pohon yang besar dengan jumlah telur
adalah 2 butir. Hanya burung betina yang mengerami telur. Lamanya penge�raman telur adalah 19 hari,
dan anak burung mulai bisa terbang pada umur 9 minggu setelah menetas. Ukuran telur rata-rata adalah 33,4 x 26,1 mm.
ANGGREK LARAT
(Dendrobium phalaenopsis Fitzg.)
Nama lain: -
Suku: Orchidaceae
(Dendrobium phalaenopsis Fitzg.)
Nama lain: -
Suku: Orchidaceae
Latar Belakang
Jenis Anggrek yang sangat terkenal ini
dibudidayakan pertama kalinya oleh Kaptein Broon field of Balmain di Queensland
yang memperoleh tumbuhan tersebut dari dekat Cape Town di Semenanjung Cape
York. Jenis ini didiskripsikan dalam Gardener's Chronicle pada tahun 1880. Asalnya dari Maluku, Irian Jaya sampai Queensland,
Australia. Lama bunga mekar dapat mencapai 27 hari. Warna
bunga berkisar dari ungu pucat sampai ungu tua. Di alam, jarang dijumpai
tanaman berbunga putih. Pertama kali ditemukan di Pulau Larat, Indonesia Bagian
Timur, oleh karenanya dinamakan Anggrek Larat. Anggrek Larat demikian terkenalnya sehingga banyak
silangannya dikenal dengan nama Larat saja. Adapun persilangan Dendrobium
phalaenopsis (Anggrek Larat) sangat dikenal sebagai induk silangan yang telah
dibuat orang. Hampir semua bunga potong Dendrobium adalah
keturunan Dendrobium phalaenopsis dan sampai tahun 1993 telah dibuat lk. 241
silangan. Salah satu silangan
Anggrek Larat bernama Den�drobium Indonesia (Dendrobium phalaenopsis X Dendrobium
violaceoflarens). Semua jenis Anggrek ini daya tahannya
lama. Pada Tahun 1857 telah dibawa orang ke Kebun Raya Kew Garden di London.
Pertelaan
Anggrek ini, Batang : berbentuk ganda, di pangkal kecil, di tengah
membesar, ke ujung mengecil lagi. Daun : berbentuk lanset, ujung tidak simetris, panjang lk. 12 cm, lebar
lk. 2 cm. Bunga : tersusun dalam rangkaian yang berbentuk tandan, yang tumbuh
pada buku batangnya, agak menggantung, panjang lk. 60 cm; jumlah bunga tiap
tandan 6 - 24 kuntum. Masing-masing bunga bergaris tengah lk. 6 cm. Daun
Kelopak : berbentuk lanset, berwarna keunguan. Daun Mahkota : lebih pendek,
tetapi lebih lebar dari pada kelopaknya; pangkalnya sempit; ujungnya runcing
dan berwarna keunguan. Bibir : bertajuk tiga tajuk�nya
membentuk corong; tajuk tengahnya lebar, runcing atau meruncing, ber�warna
keunguan. Buah : berbentuk jorong, panjang 3,2 cm; bunga jarang men�jadi
buah.
Ekologi
Tumbuh baik
di daerah panas, pada ketinggian antara 0 - 150 m dpl. Di pulau Larat,
tumbuhnya pada pohon-pohonan dan karang-karangan kapur yang cukup mendapat
sinar matahari. Di pegunungan, tumbuhnya tidak begitu baik.
Musim Berbunga
Di Maluku,
umumnya berbunga setelah musim hujan.
IRIAN JAYA
BURUNG CENDRAWASIH 12 KAWAT
(Seleucidis melanoleuca (Daudin))
Nama lain: Warju, Waygue
Suku: Paradisaeidae
(Seleucidis melanoleuca (Daudin))
Nama lain: Warju, Waygue
Suku: Paradisaeidae
Latar Belakang
Burung
cendrawasih 12 kawat adalah bunmg yang sangat mempesona. Tidak heran kalau dijuluki
burung dewata, burung yang seindah burung surga. Burung ini mempunyai nilai
budaya yang tinggi, karena selalu digunakan dalam upacara-upacara adat.
Pertelaan
Burung ini
mempunyai ciri yang khas yaitu berupa bulu panjang sebanyak 12 jumlahnya yang
keluar dari punggungnya, panjangnya 30 cm. Bulu yang seper�ti kawat
ini berwama coklat keabu-abuan. Wamanya memang elok, satu pola dengan
Cendrawasih Kuning besar atau Merah dengan sayap dan punggung berwarna coklat
cerah. Akan tetapi rincian pola warna Cendrawasih 12 kawat nyata berbeda dengan
jenis-jenis lainnya. Betina dan jantan berbeda pola warnanya. Yang jantan
mempunyai bulu hias di lehernya yang dapat dimekarkan. Bulu ini berwarna hitam
mengkilat ber�lapis hijau dan pinggiran berwarna hijau mengkilat. Bila dimekarkan,
yaitu bila sedang mencumbu si betinanya, bulu ini akan menutupi sebagian ke�palanya. Bulu samping tebal
menutupi juga perutnya, memanjang ke belakang, berwarna kuning emas. Yang
betina berwarna coklat pada punggungnya dengan warna merah pada tepi sayap,
sedangkan dadanya coklat berbintik. Karena keindahannya inilah kebanyakan
burung dalam suku Paradisaeidae, terutama yang jantan, diburu untuk dijadikan
binatang hias, baik dalam keadaan hidup maupun mati.
Habitat & Penyebaran
Habitatnya adalah hutan hujan dataran rendah dekat pesisir dan hutan
sepan�jang sungai-sungai di dataran
rendah, terutama di hutan sagu dan pandanus. Pada umumnya hidup di dalam hutan
pamah di Irian Jaya. Pada waktu tidak terbang, burung-burung ini bertengger
pada dahan pepohonan. Penyebaran burung ini adalah di Salawati, Irian dan Papua
New Guinea.
Makanan
Makanan terdiri dari serangga, larva serangga, buah-buahan, biji-bijian
dan madu.
Perkembangbiakan
Sarangnya dibuat pada cabang-cabang pohon. Sarangnya berbentuk mangkuk
yang dangkal, yang dibuat dari daun Pandanus, kulit kayu, dengan bagian
dalamnya dilapisi akar-akar halus dan serat tumbuhan. Di dalamnya hanya
terdapat sebutir telur berwarna krem berjalur-jalur warna sawo matang dan
keabu-abuan. Telur berukuran 40,7 x
26,5 mm.
MATOA
(Pometia pinnata j.R. & J.G. Forst.)
Nama lain: --
Suku: Sapindaceae
(Pometia pinnata j.R. & J.G. Forst.)
Nama lain: --
Suku: Sapindaceae
Latar Belakang
Meskipun Matoa juga dijumpai di tempat lain di Indonesia, di Irian Jaya
jenis ini tidak hanya dikenal sebagai pohon berkayu tetapi terkenal sebagai
pohon buah-buahan, bahkan dibudidayakan. Keragaman Buah Matoa juga dapat di,
jumpai di Irian Jaya.
Pertelaan
Pohon Matoa
dapat mencapai tinggi 47 m, dengan garis tengah batang 140 cm, berbanir besar
sampai 5,50 m tingginya. Daunnya bersirip dengan 3 - 13 pasang anak daun. Daun
terbawah seringkali menyerupai stipula (daun pe�numpu). Bagian-bagian yang muda kadang-kadang
berbulu halus. Bunga jan�tan dan betina. Buah berbentuk elips, ukurannya
mencapai 3,5 X 3 cm, dengan berbagai warna kulit, mulai dari kuning, merah tua,
ungu atau coklat. Daging buahnya tipis dan manis. Ditempat lain tumbuhan ini
lebih dikenai sebagai penghasil papan yang cukup baik untukbangunan (jendela,
pintu, lantai dan lain-lain) juga untuk peralatan pertanian dan peralatan olah
raga serta bahan pembuat arang. Kulit kayunya juga dimanfaatkan sebagai bahan
obat tradisional.
Ekologi
Tumbuhan ini
dapat dijumpai di hutan primer maupun sekunder, sampai ke�tinggian
1.700 m dpi. Tersebar mulai dari Sri Lanka dan Kepulauan Andaman, melalui Asia
Tenggara sampai Fiji dan Samoa. Diperbanyak dengan biji maupun setek batang.
Musim Berbunga
Januari sampai Desember.
BANGKA BELITUNG
Kakap Merah (Lunjanus
argentimaculatus)
Nama Lain : Bambangan, Ikan merah, Jarang Gigi , Kakap.
Famili : Lutjanidae
Deskripsi
:
Badan memanjang, melebar, dan gepeng. Profil kepala
lurus atau sedikit cekung. Bagian belakang dan bawah pra-penutup insang
bergerigi. Jari-jari keras sirip punggung 11, dan 14 lemah. Sirip dubur
berjari-jari keras 3, dan 8-9 lemah. Sisik-sisik pada kepala mulai di belakang
mata. Deretan sisik diatas gurat sisi serong keatas. Termasuk ikan buas,
makanannya ikan-ikan kecil dan invertebrata dasar. Hidup menyendiri. Dapat
mencapai panjang 90 cm, umumnya 35-50 cm. Warna : bagian atas untuk jenis
dewasa benar-benar merah (merah darah), putih kemerahan bagian bawah. Suatu
totol hitam terdapat dibagian atas batang sirip ekor.
Habitat
:
Hidup di perairan pantai sampai kedalaman 100 m.
Jambu Bandar ( Syzygium
aquaeum)
Nama lain:
Jambu air
Famili:
Myrtaceae
Sinonim: Eugenia
aquea
Deskripsi:
Tanaman pohon
ini dapat tumbuh dengan ketinggian 3-10 m, dengan batang yang pendek dan
bengkok, berdiameter 30-50 cm, seringkali bercabang-cabang dari pangkal
batangnya, dan kanopi tidak beraturan. Daunnya berhadapan, berbentuk
jantung-jorong sampai bundar telur, berukuran 7-25 cm X 2,5-16 cm, dengan
tangkai daun yang berukuran panjang 0,5-1,5 mm. Bunga terminal dan muncul dari
ketiak daun yang berisi 3-7 kuntum, dengan diameter 2,5-3,5 cm, berwarna
kuning-putih, dengan benang sari yang berjumlah banyak. Buahnya bertipe buah
buni, berbentuk gasing, dengan ukuran 1,5-2 cm X 2,5-3,5 cm, bermahkotakan
segmen-segmen kelopak yang berdaging, berwarna putih smapai merah, berkilap.
Daging buahnya berisi banyak sari buah, hampir tidak beraroma. Bijinya 1-6
butir, berbentuk membulat dan berukuran kecil. Tanaman ini dapat
berkembang biak dengan biji atau stek.
Ekologi:
Tanaman ini
diduga berasal dari India Selatan yang saat ini telah menyebar ke Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Tanaman jambu air hanya cocok untuk daerah rendah tropis,
dan memerlukan curah hujan sepanjang tahun. Tanaman jambu air akan tumbuh baik
di daerah yang curah hujannya rendah/kering sekitar 500�3.000 mm/tahun
dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air
akan memberikan kualitas buah yang baik dengan rasa lebih manis. Cahaya
matahari berpengaruh terhadap kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas
cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40�80%. Suhu yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 �C. Kelembaban
udara antara 50-80 %.
Kegunaan:
Buah jambu
dapat dikonsumsi langsung, karena jika matang rasanya sangat manis dan banyak
mengandung air. Kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
KEPULAUAN RIAU
Keong
Gonggong (Strombus canarium)
Nama lain : Gonggong kuning.
Dog conch.
Famili : Strombidae.
Deskripsi
:
Tutup cangkang menyerupai gasing, mulut cangkang
(aperture) melebar ke arah luar. Lekukan stromboid di sisi kanan anterior
cangkang, tepi cangkang bagian luar menebal. Permukaan cangkang rata tanpa
tonjolan, tutup cangkang seperti sabit dengan 7-8 buah gerigi di salah satu
sisinya. Lapisan luar cangkang dihiasi dengan garis-garis seperti jala yang
bewarna kuning tua. Tepi cangkang bagian luar sangat tipis. Ukuran : Umumnya
berukuran kecil, 2 - 3 cm.
Habitat
:
Hidup diperairan pantai dengan substrat perpasir yang
banyak ditumbuhi oleh lamun dan makro alga, mulai dari surut terendah sampai
kedalaman 6 m.
Penyebaran
:
Banyak dijumpai di Kepulauan Riau, Teluk Jakarta, dan
Kepulauan Seribu.
Bakau (Rhizophora
apiculata)
Nama lain:
Bakau minyak, bakau tandok, bakau akik, bakau puteh, bakau kacang, bakau
leutik, akik, bangka minyak, donggo akit, jankar, abat, parai, mangi-mangi,
slengkreng, tinjang, wako.
Famili:
Rhizophoraceae
Deskripsi :
Pohon dengan
ketinggian mencapai 30 meter dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki
perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang
memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua
dan berubah-ubah. Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian
tengah dan kemerahan di abgian bawah. Tangkai daun panjangnya 17-35 mm dan
warnanya kemerahan. Unit dan letak: sederhana dan berlawanan. Bentuk: elips
menyempit. Ujung: meruncing. Ukuran: 7-19 x 3.5-8 cm. Biseksual, kepala bunga
kekuningan yang terletak pada tangkai berukuran < 14 mm. Letak: di ketiak
daun. Formasi: Kelompok (2 bunga per kelompok). Daun Mahkota: 4; kuning putih,
tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga: 4; kuning kecoklatan,
melengkung. Benang sari: 11-12; tak bertangkai. Buah kasar berbentuk bulat
memanjang hingga seperti buah pir, warna colklat, panjang 2-3.5 cm, berisi satu
biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher
kotilodon berwarna merah jika sudah matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-38 cm
dan diameter 1-2 cm.
Ekologi :
Tumbuh pada
tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak
menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat
dominasi dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tubuh di suatu lokasi. Menyukai
perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara
permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara abnormal karena gangguan
kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting dapat juga menghambat pertumbuhan
mereka karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tetapi perbungaan
terdapat sepanjang tahun. Sri Langka, seluruh Malaysia dan Indonesia hingga
Australia Tropis dan Kepulauan Pasifik.
Kegunaan :
Kayu
dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit kayu berisi
hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar dapat digunakan sebagai
jangkar dengan diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam di pinggiran tambak
untuk melindungi pematang. Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.
GORONTALO
Kipasan
Sulawesi (Rhidipura teysmanii)
Nama lain : Kipasan Sulawesi,
Rusty-bellied Fantail
Famili : Muscicapidae.
Deskripsi:
Berukuran 14 cm. Tunggir dan pangkal pada ekor
merah-karat. Tenggorokan putih, pita leher depan hitam. Dada
bernuansa abu-abu terang.
Penyebaran
:
Endemik di Sulawesi dan Kepulauan Sula.
Tiga subjenis : 1. (R. toradja)
Sulawesi Utara, Tengah dan Tenggara.
2. (R. teysmanii) Sulawesi Selatan.
3. (R. sulaensis) Kep. Sula
(Taliabu).
Status
dan Habitat :
Cukup umum. Menghuni hutan; 860-2300 m dpl, di Minahasa kadang di dataran rendah sampai
600 m dpl. Di Taliabu, kadang dataran rendah sampai sekitar 200 m dpl di hutan
yang ditebang pilih.
Anggrek Jambrut (Dendrobium
macrophyllum )
Nama lain:
Famili: Orchidaceae
Sinonim :
Deskripsi:
Tanaman ini termasuk tumbuhan epifit yang membentuk umbi
semu dengan panjang hingga mencapai 20-30 cm, dan berbentuk agak gepeng. Daun
anggrek ini berbentuk oval berwarna hijau tua. Pada setiap rusa batang akan
tumbuh 2-3 daun. Panjang setiap daun umumnya 20-30 cm, dengan lebar sekitar
7-12 cm. Pada bagian ujung daun terlihat meruncing. Bunga yang terbentuk
tersusun dalam tandan yang muncul dari ruas ke dua dari atas. Panjang tandan
bunga dapat mencapai 52 cm. Pada setiap tandan, terdapat 4 sampai 40 kuntum
bunga. Setiap bunga bergaris tengah 4,5 hingga 6 cm. Bunga yang dihasilkan akan
mekar selama lebih dari 10 hari. Kelopak daun berwarna hijau kekuningan,
berambut pada sisi yang luar, dan meruncing pada ujungnya. Mahkota daun akan
berwarna hijau kuning terang, terkadang akan memiliki warna ungu. Bibir
berdaging dan berwarna hijau terang kekuningan serta memiliki garis-garis yang
berwarna ungu. Buah yang terbentuk memiliki pola oval dengan panjang sekitar
6-8 cm.
Ekologi:
Anggrek ini menyukai tempat yang teduh dan terlindung,
umumnya banyak ditemukan pada ketinggian 1000 m dpl.
SULAWESI BARAT
Penyu
Sisik (Erythrochelys imbricata)
Nama
lain : Penyu sisik.
Famili
: Cheloniidae.
Deskripsi :
Penyu
sisik berukuran lebih kecil daripada penyu hijau, juga telur-telurnya. Panjang
karapasnya tidak lebih dari 90 cm. Kepala dan moncongnya seperti paruh elang.
Sisik di bagian kepala depannya berjumlah dua pasang, sehingga membedakannya
dengan penyu hijau. Kaki depannya yang seperti dayung, mempunyai dua kuku, pada
yang sudah sangat tua hanya terdapat satu kuku. Karapasnya berwarna mencolok,
biasanya kuning sawo dengan coretan-coretan dan tanda cokelat kemerahan,
kehitaman atau kuning. Sisik karapasnya bertumpang tindih dan tersusun seperti
genteng. Plastronnya berwarna keputihan, kadang-kadang dengan bercak hitam.
Penyu sisik (termasuk telurnya), tidak sebanyak penyu hijau, tetapi banyak
ditangkap orang.
Habitat :
Banyak
terdapat di terumbu karang.
Penyebaran :
Di
Indonesia, penyebarannya meliputi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Belitung,
Sumba, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil dan Perairan Kalimantan Timur.
Pisang
Pere (Musa paradisiaca)
Nama lain: Pisang Tundong
Famili: Musaceae
Deskripsi:
Nama spesies ini sebenarnya bukan menunjuk pada nama
jenis dalam arti botanis, tetapi merupakan gabungan dari berbagai kultivar yang
banyak, dan merupakan pisang yang dapat dimakan. Pisang pere (Musa acuminata
x Musa balbisiana ). Tanaman pisang ini hidup merumpun, tingginya 3-5 m,
berbatang semu, licin, dan banyak mengandung air. Daunnya tersusun
memutar. Bunga akan meundcul dari ujung batang. Saat akan berbunga dapat
terlihat dengan makin kecilnya daun yang tumbuh dekat pucuk. Perbungaannya
tersusun seperti sisir dalam suatu tandan. Ujung tandannya merupakan
kumpulan bunga-bunga jantan mandul yang umum disebut jantung. Buahnya tersusun
dalam bentuk sisir. Setelah berbuah tanaman akan mati. Pisang mulai berbunga
pada umur 7-9 bulan. Tanaman ini berkembangbiak melalui tunas akar.
Ekologi:
Tanaman pisang sudah menyebar luas di Asia Tenggara.
Pisang dapat hidup dengan baik di dataran rendah yang berudara lembab. Pada
ketinggian 1000 m dpl atau di daerah sub tropis, pertumbuhan pisang akan lebih
lambat. Tanaman pisang juga memerlukan cahaya matahari yang cukup tinggi.
Kegunaan:
Buah pisang dapat dikonsumsi langsung atau diolah menjadi
berbagai macam masakan. Batang pisang bisa digunakan untuk berbagai
keperlukan, misalnya untuk dekorasi, dan untuk pembungkus, demikian juga
daunnya.
MALUKU UTARA
Kepodang
Halmahera (Oriolus phaeochromus)
Nama
lain : Kepudang Halmahera.
Dusky
Oriole
Famili
: Oriolidae.
Deskripsi
:
Berukuran
25-26 cm. Coklat seragam, bagian bawah lebih pucat dan lebih abu-abu, paruh
hitam. Sangat sulit dibedakan dengan cikukua hitam Philemon fuscicapillus, Cikukua
lebih besar, berparuh lebih tajam, kulit di sekeliling mata merah jambu dan
bagian bawah agak lebih pucat.
Persebaran :
ENDEMIK
di Halmahera, Maluku Utara.
Status dan Habitat
:
Cukup
umum. Menghuni
hutan primer dan sekunder yang tinggi; juga lahan budidaya. Dari permukaan laut
sampai ketinggian 450+ meter.
Catatan :
Kemiripan
jenis ini dengan cikukua, dan juga dengan Kepudang seram Oriolus forsteni
dan Kepudang muka-hitam Oriolus bouroensis, lebih nyata pada
burung yang hidup daripada spesimen awetan yang menjadi sumber untuk
identifikasi dan membuat gambar.
IRIAN JAYA BARAT
Kelubu Nambabsop (Echymipera
rufescens)
Nama lain: Kelubu hidung panjang
Terdapat tiga spesies dari genus Echymipera, Ecymipera
clara, Ecymipera calubu, dan Ecymipera rufescens yang ketiganya sulit
dibedakan karena memiliki ukuran dan penampilan yang sama.
Deskripsi:
Echymipera
rufescens merupakan mamalia kecil yang mirip sekali dengan tikus
tetapi dengan bentuk hewan marsupial. Spesies ini paling tersebar dibandingkan
dua spesies lainnya. Panjang tubuh termasuk kepala sekitar 225 mm hingga 380
mm, dan panjang ekornya sekitar 75 mm. Memiliki moncong yang
panjang. Pada bagian punggungnya tubuhnya memiliki warna sangat
bervariasi, diantaranya coklat merah terang, coklat gelap, campuran antara
warna hitam dan kuning, atau hitam dengan corak kekuningan. Pada bagian
anterior, biasanya berwarna kecoklatan. Hewan ini mampu hidup hingga 3,1
tahun. Kelubu dewasa beratnya sekitar 1,25 g, tetapi jantan dapat
mencapai berat 3,4 kg, dan betina 2,5 kg. Spesies ini soliter, dan aktif
pada malam hari. Dikenal sebagai omnivora dengan memakan serangga, buah,
pisang, dan hewan kecil lain.
Ekologi
dan Habitat:
Echymipera
rufescens umumnya ditemukan di Pulau Irian, pada habitat yang
beragam. Umumnya hewan ini berdiam di hutan, hutan kayu yang berumput
Hewan ini hidup hingga pada ketinggian 1200 m.
Pala (Myristica fragrans)
Nama
lain:
Famili
: Myristicaceae
Deskripsi:
Tumbuhan
ini termasuk pohon, dengan tinggi 16-18 m dan gemang 30-45 cm, berasal dari
Maluku. Tanaman ini memiliki cabang yang cukup banyak. Bentuk tajuk pohonnya
yang menyerupai kerucut memudahkan pengenalan pohon ini.
Daunnya berseling, helai daunnya bulat telur atau oval sampai lanset dan jika
diremas barbau sangat harum. Pohon umumnya hanya berbunga jantan atau betina,
meskipun demikian ada pula pohon yang mempunyai bunga jantan dan betina
sekaligus pada satu pohon. Bunga-bunga ini tersusun dalam payung yang
menggarpu. Buah yang terbentuk merupakan buah batu, berdaging kuning muda
kehijauan, berbentuk bulat lonjong dan beralur memanjang ditengahnya. Bijinya
dikelilingi oleh aril merah yang merekat di bagian pangkal biji. Biji
berwarna coklat tua, berpola, dan berbentuk bulat telur. Daging buah, biji dan
arilnya berbau harum. Benih yang ditanam akan berkecambah kurang lebih 30-40
hari setelah penyemaian. Mulai berbuah pada umur 5-7 tahun.
Ekologi:
Tanaman
ini memerlukan tanah gembur, subur, atau tanah vulkanis serta memiliki drainase
yang baik untuk bisa tumbuh dengan baik. Tanaman Pala sangat peka terhadap
tanah bawah yang lembab. Kisaran suhu yang diperlukan untuk tumbuh yaitu antara
20-30oC dan curah hujan yang teratur sepanjang tahun. Tumbuh
dengan baik di wilayah pengunungan rendah dibawah 1000 kaki.
Kegunaan:
Di
Jawa, kayu dari pohon ini digunakan untuk bahan bangunan karena warnanya yang
bagus. Kulit kayu dapat dipakai sebagai bahan cat. Daging buahnya juga dapat
dimanfaatkan sebagai manisan dan arilnya digunakan untuk rempah-rempah dan
obat. Daunnya bisa juga dapat digunakan untuk obat tradisional. .
SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
ReplyDeleteDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<