KELOMPOK 3
SUMBER DAYA ALAM PULAU JAWA DAN BALI
A. PULAU JAWA
Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia
dengan penduduk sekitar 136 juta. Pulau ini berpenduduk
terbanyak di
dunia dan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Jawa dihuni oleh 60%
penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta,
terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di pulau
ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha,
kesultanan Islam,
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan
kemerdekaan Indonesia.
Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi
Indonesia.
Pulau
ini secara administratif terbagi menjadi empat provinsi, yaitu Jawa Barat,
Jawa Tengah,
Jawa Timur,
dan Banten;
serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta
dan DI Yogyakarta.
Sumber daya alam tersebar
diseluruh wilayah Indonesia.Umumnya di setiap daerah selalu tersedia sumber
daya alam yang dapat diperbarui tetapi ada daerah yang terbatas memiliki sumber
daya alam yang tak dapat diperbarui.
Berikut beberapa daerah yang
menonjol miliki sumber daya alam yang dapat diperbarui:
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBARUI:
1. Daerah penghasil beras utama
terdapat dipulau Jawa.
2. Daerah penghasil jagung terdapat
di pulau Jawa, madura, sumatera, Kalimantan, sulawesi, dan flores.
3. Daerah peternakan sapi terdapat
di Lembang (Jawa Barat) serta Malang dan Grati (Jawa Timur).
Berikut beberapa daerah yang
menonjol memiliki sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui:
SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK DAPAT DIPERBARUI:
1. Di Jawa barat terdapat batu bara,
belerang, bijih besi, emas, perak, fosfat, mangan, tembaga, semen, dan teras.
2. Di banten terdapat bijih besi
dengan pengolahan di cilegon.
3. Di jawa tengah terdapat belerang,
bijih besi, fosfat, mangan, minyak bumi, pasir kuarsa, tembaga, teras, dan
yodium.
4. Di jawa timur terdapat yodium,
semen, pasir kuarsa, minyak bumi, marmer, garam, belerang, dan aspal.
5. Di daerah istimewa Yogyakarta
terdapat mangan, granit, dan marmer.
Sumber Daya Alam
Provinsi Jawa Tengah
Sumber daya alam Jawa Tengah
cukup kaya. Provinsi ini memiliki lahan sawah beririgasi teknis seluas
387.742,8 ha, sementara sawah yang beririgasi setengah teknis 220,116 ha. Total
saluran irigasinya mencapai 3.248.369 ha, Sawah sawah inilah yang pada 2006
menghasilkan 8,68 juta ton padi, terdiri dari 8.487.112 ton padi sawah dan
192.888 ton padi ladang, Produksi padi meningkat 1,94% dari 8,51 juta ton pada
2005 menjadi 8,68 juta ton pada 2006, Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya
areal panen sebesar 3,22% atau sekitar 52.000 ha.
Jawa Tengah memiliki hutan seluas
650 ribu ha atau 19,97% dari total luas daratannya, Pembangunan, sektor
kehutanan antara lain dilakukan melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi
Hutan dan Lahan untuk memperkaya hutab rakyat seluas 8.600 ha dan dengan
memberikan bantuan 5,1 juta bibit berbagai jenis tanaman dan buah-buahan kepada
masyarakat. Reboisasi hutan mangrove seluas 2.625 ha mengurangi degradasi
lingkungan pantai di pantai utara juga digalakkan mulai dari Kabupaten Rembang
hingga Kabupaten Brebes.
Di sektor kelautan dan perikanan,
sampai Desember 2006 nilai ekspornya mencapai 17,06 ribu ton atau setara dengan
US$ 70,54 juta.Jumlah meningkat dibanding ekspor 2005, yang hanya mencapai
setara dengan US$ 69,21 juta.
Produk ekspor tanaman perkebunan
provinsi ini mencakup kopi, teh, tembakau, dan nilam.Dalam dua tahun terakhir
nilai terus meningkat pada 2006, nilai ekspor produk perkebunan ini mencapai
US$ 35 juta dengan tingkat produksi 105 ribu ton.
Dari hasil ekspor sumber daya
mineralnya, terutama bahan baku semen, teridentifikasi bahwa kandungan bahan
baku antara lain terdapat di Kabupaten Wonogiri, Blora, Grobogan, Kebumen, Pati
dan Rembang. Ini semua belum termasuk potensi geothermal yang terdapat di
Kabupaten Semarang.
Sumber Daya Alam
Provinsi Jawa Timur
Potensi
sumber daya alam sangat bervariasi, seperti pertanian, kehutanan, kelautan dan
perikanan, peternakan serta perkebunan. Luas lahan sawah adalah 1.178.283 ha.
Luas lahan palawija, hortikultura dan sayur mayur seluas 4.046.971 ha.
Luas
kawasan hutan sekitar 1.357.206,36 ha atau 28% dari luas dararan Provinsi Jawa
Timur, terdiri atas beberapa jenis hutan. Hutan hutan yang ada menurut jenisnya
antara lain hutan produksi seluas 811.452,70 ha (59,79%), hutan lindung seluas
312.636,50 ha (23,04%), hutan konservasi seluas 233.117,16 ha (17,18%).
Kegiatan perikanan dapat
dibedakan atas sektor perikanan laut dan perikanan darat. Pada sektor perikanan
laut. Jumlah produksi ikan yang dihasilkan setiap tahunnya berkisar 334.162,50
ton. Sektor peternakan dengan produksi utama unggas adalah peternakan ayam
buras dengan jumlah populasi 39.673.982 ekor dapat memproduksi 13.734 ton per
tahun.
Luas seluruh perkebunan di
Provinsi Jawa Timur seluas 952.933 ha dengan jumlah total seluruh produksi
perkebunan sebanyak 1.658.528,71 ton per tahun. Jenis-jenis perkebunan yang ada
antara lain adalah: perkebunan teh
dapat memproduksi sebanyak 16.695,46 ton per tahun, perkebunan tembakau dapat memproduksi sebanyak 77.421 ton per
tahun, perkebunan kakao dapat
memproduksi sebanyak 19.880,81 ton per tahun, perkebunan vanili dapat memproduksi sebanyak 15,50 ton per tahun, perkebunan tebu dapat memproduksi
sebanyak 1.048.734,83 ton per tahun, perkebuanan
jambu mete dapat memproduksi sebanyak 12.213 ton per tahun, dan perkebunan kelapa dengan dapat
memproduksi sebanyak 265.452,56 ton per tahun.
Salah
satu potensi sumber daya alam yang dimiliki adalah sektor pertambangan.Dengan
luas area pertambangan mencapai 10.992,86 ha, jumlah produksi yang dihasilkan
adalah sebanyak 29.458.718,76 ton per tahum. Jenis produksi yang dihasilkan
dari sektor pertambangan antar lain: batu gunung/anderit dengan produksi
sebanyak 55.255,00 ton per tahun, pasir degnan produksi sebanyak 2.003.432,92
ton per tahun; batu kapur denganproduksi sebanyak 16.311.268,00 ton per tahun;
Felspart dengan produksi sebanyak 198.094,18 ton per tahun; tanah liat dengan
produksi sebanyak 1.868.683,00 ton per tahun; dolomit dengan produksi sebanyak
456.681,52 ton per tahun; marmer dengan produksi sebanyak 1.177.864,00 ton per
tahun; pasir kwarsa dengan produksi sebanyak 62.973,40 ton per tahun; bantonit
dengan produksi sebanyak 16.600,00 ton per tahun; tanah urug dengan produksi
sebanyak 74.141,00 ton per tahun; trass dengan produksi sebanyak 80.225,10 ton
per tahun; pasir/krikil batu (sirtu) dengan produksi sebanyak 7.075.176,87 ton.
Sumber Daya Alam
Jawa Barat
Sumber daya alam Jawa Barat cukup
melimpah. Di antara tanaman palawija, pada 2006 ketela pohon menempati urutan
pertama.produksi palawija, mencapai 2.044.674 ton dengan produktivitas 179,28
kuintal per ha, Kendati demikian, luas tanam terluas adalah untuk komoditas
jagung yang mencapai 148.505 ha.
Di sektor perikanan, komoditas
unggulan adalah ikan mas, nila, bandeng, lele, udang windu, kerang hijau,
gurame, patin, rumput laut dan udang vaname. Di tahun 2006, provinsi ini
memanen 560,000 ton ikan hasil budidaya perikanan dan payau, atau 63,63% dari
total produksi perikanan Jawa Barat.
Di bidang peternakan, sapi perah,
domba, ayam buras, dan itik adalah komoditas unggulan di Jawa Barat. Provinsi
ini memiliki banyak objek unggulan di bidang perkebunan, antara lain teh,
cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, kopi, tebu, dan akar wangi. Dari semua
jenis komoditas itu, cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, dan kopi
merupakan komoditas unggulan nasional asal Jawa Barat.
Jawa Barat juga menghasilkan
produksi tambang unggulan. Pada 2006, berhasil dieksplorasi 5.284 ton zeolit,
47.978 ton bentonit, serta pasir besi, semen pozolan, felspar dan barn
permata/gemstone. Potensi pertambangan batu mulia umumnya banyak terdapat di
daerah Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Kuningan, dan Sukabumi.
Sumber Daya Alam
Provinsi Jawa Timur
Bumi Jawa Timur dengan Luas Wilayah Daerah 157.922
Km2 merupakan bumi yang kaya akan sumber daya, potensi sumber daya
alam meliputi berbagai sektor, perindustrian, pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan, kehutanan, dan kelautan serta pariwisata.
Pada sektor pertanian Jawa Timur, memiliki potensi
berupa lahan yang cukup luas dan iklim yang mendukung, untuk dikembangkannya
produk pangan. Selain menghasilkan beras, Jawa Timur memiliki potensi untuk
mengembangkan sumber daya lainnya melalui proses Industrialisasi dalam rangka
meningkatkan nilai tambah. Misalnya lahan jagung dengan areal produksi mencapai
1.144.349 ha, dapat memproduksi sebanyak 4.240.308 ton namun selama ini
pemanfaatan jagung hingga produk turunannya seperti minyak jagung dan tepung
maizena masih belum dapat kita olah secara mandiri dalam skala industri.
Pada sektor kehutanan, Provinsi Jawa Timur
memiliki potensi untuk memanfaatkan sumber daya kehutanan yang dimiliki,
seperti pemanfaatan kayu jati untuk produk kerajinan dan lainnya. Saat ini luas
hutan di Provinsi Jawa Timur mencapai 28% dari luas total dimana produk utama
dari hutan ialah produk kayu seperti kayi bulat, katu gergagian, kayu jati dan
berbagai jenis kayu lainnya.
Provinsi Jawa Timur memiliki
potensi untuk mengembangkan dua sektor perikanan yaitu laut dan darat (tawar),
pada sektor perikanan laut dengan garis pantai yang cukup panjang dan laut yang
cukup kondusif untuk nelayan, maka potensi perikanan selain tangkapan, yang
pelru dikembangkan adalah industri turunan dari sektor perikanan laut, seperti
minyak ikan, tepung ikan, ikan kaleng dan lainnya.
Pada sektor perikanan darat, terdapat beberapa
metode yang dapat dikembangkan seperti tambak, kolam, keranmba, mina padi, sawa
tambak.Produk unggulan yang dapat dikembangkan di Jawa Timur selain ikan ialah
Lobster Air Tawar.
Jawa Timur dengan luas area pertambangan mencapai
10.992,86 ha, jbarang-barang komoditi tambangnya antara lain: batu kapur
denganproduksi sebanyak 16.311.268,00 ton; tanah liat dengan produksi sebanyak
1.868.683,00 ton per tahun; dolomit dengan produksi sebanyak 456.681,52 ton per
tahun; marmer dengan produksi sebanyak 1.177.864,00 ton per tahun; pasir kwarsa
dengan produksi sebanyak 62.973,40 ton per tahun; bantonit dengan produksi
sebanyak 16.600,00 ton per tahun; tanah urug dengan produksi sebanyak 74.141,00
ton per tahun; trass dengan produksi sebanyak 80.225,10 ton per tahun;
pasir/krikil batu (sirtu) dengan produksi sebanyak 7.075.176,87 ton.
Jawa
Timur adalah salah satu dari sedikit propinsi Indonesia yang dikaruniai potensi
sumber daya energi dan mineral yang beragam dan melimpah. Jika ditelusuri
dari arah Utara ke Selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa
sampai dengan pesisir Lautan Hindia) dan dari arah Barat ke Timur (mulai
perbatasan Jawa Timur – Jawa Tengah sampai dengan pesisir Selat Bali,
ditemui sumber dan pusat-pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan
menjadi dua sumber daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta
panas bumi) dan mineral bahan galian logam/non-logam/industri (pasir
timah, sulfur, fosfat, mika, belerang, fluorit, felspar, ziolit dan
diatomea). Ditengah isu dan diskursus tentang krisis energi
serta menipisnya jumlah cadangan migas di Indonesia, potensi sumber daya
mineral energi di Jawa Timur merupakan angin segar yang membawa optimismus
masa depan sumber daya energi di Indonesia.
Potensi
sumber mineral bahan galian sudah cukup banyak dikenal dengan
berdomisilinya salah satu pabrik semen terbesar di Indonesia bahkan di
Asia Tenggara. Potensi yang dimiliki Jawa Timur untuk jenis bahan galian
ini sedemikian besarnya, sehingga disepanjang sisi utara Jawa Timur (mulai
dari Tuban sampai dengan Madura) bahan baku untuk industri semen
bisa ditemukan.
BALI
Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok
yang memiliki perbatasan dengan Laut Bali di sebelah utara, Selat Lombok di
sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan dan Selat bali di sebelah
barat. Luas wilayah Provinsi Bali mencapai 5.634,40 ha dengan dipimpin oleh
Gubernur Drs. Made Mangku Pastika, MM dengan Wakil Gubernur
A.A.G.N. Puspayoga.
Pulau Bali tidak hanya menarik dari sisi pariwisata dan
budaya belaka. Beragam sumber alam di Pulau Bali pun memiliki potensi
prospektif untuk dikembangkan. Bahkan sumber alam Pulau Dewata diharapkan mampu
menjadi bagian dari dunia pariwisata. Apa saja sumber daya alam di Bali yang
dianggap potensial?
1.
Pertanian, Perkebunan dan
Perikanan
Luas lahan persawahan sebesar 82 ribu ha yang terdiri dari
sawah teririgasi, sawh tadah hujan, sawah pasang surut dan sawah lainnya dan
terletak di Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar. Selain
dimanfaatkan sebagai lahan persawahan, lahan sisanya adalah lahan kering.
2.
Kehutanan
Luas kawasan hutan mencapai 131 ribu ha (23,2 persen)
terdiri dari hutan lindung seluas 96 ribu ha, hutan wisata alam 4 ribu ha,
hutan produksi tetap 2 ribu ha, hutan produksi terbatas 7 ribu ha, taman
nasional 19 ribu ha, taman hutan raya 2 ribu ha dan hutan bakau 3 ribu ha.
Lahan kritis seluas 49 ribu ha dengan lahan reboisasi seluas 100 ha. Adanya
kebakaran menghilangkan areal hutan seluas 138 ha yang terjadi di empat
kabupaten, sedangkan volume pencurian kayu (illegal logging) mencapai 228 m3
dalam 29 kasus di 3 kabupaten.
3.
Pertambangan
Potensi pertambangan di Provinsi Bali meliputi batu kapur,
batu andesit, batu tabas, sirtu, tanah urug, batu padas, batu pilah, batu
lahar, batu permata, batu apung dan tanah liat dengan perkiraan sisa potensi.
Bahan Galian Golongan C sebesar 13,94 miliar m3.
Potensi Bahan Galian Golongan C
No.
|
Jenis Tambang
|
Daerah
|
Potensi
|
Luas Areal
|
1.
|
Batu Padas/Trass
|
Kabupaten Badung, Gianyar,
Bangli, Jembrana dan Tabanan
|
711,40 juta m3
|
14,98 juta ha
|
2.
|
Pasir dan Batu (sirtu)
|
Alur / daerah aliran
sungai atau daerah dekat pantai
|
15,92 juta m3
|
3,53 juta ha
|
3.
|
Batu Tabas
|
Kabupaten Karangasem
|
182.510 m3
|
-
|
4.
|
Batu Andesit
|
Hampir semua kabupaten di
Provinsi Bali
|
988,73 juta m3
|
5,84 juta ha
|
Sekilas Kondisi Pertambangan di Bali
Sumber energi dan pertambangan Provinsi Bali tidak terdapat
kegiatan dalam skala besar, penanganan pada sektor energi dilakukan terhadap
museum vulkanologi, sumur pantau, air bawah tanah dan pengembangan sumber
energi kelistrikan dengan tenaga surya dan tenaga angin/bayu.
Sedangkan sektor pertambangan terdapat bahan tambang galian
C dalam skala kecil dan pertambangan pasir oleh masyarakat (pertambangan
rakyat). Di Bali, pertambangan banyak yang masih swa kelola, berskala kecil,
dan hanya beberapa yang berskala besar seperti: Bumi Pasir Mandiri. Namun
pemanfaatan sumber daya alam melalui kegiatan pertambangan masih harus di kaji
dan di kendalikan untuk menghindari dampak sosial maupun kerusakan alam. Sedangkan aparat pemda yang berhubungan dengan bidang ini
ialah Bidang Pertambangan dan Energi
Batubara
Batubara
- bahan bakar fosil - adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan
listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen.
Namun demikian, batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai
sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan
karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas
alam, memiliki tingkat polusi yang lebih
sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan
demikian, semakin banyak industri di dunia mulai mengalihkan fokus energi ke
batubara.
Dengan
tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan
batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan
batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Cina dan India.
Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2012¹ ²
1. Cina
|
1825.0 Mt
|
6. Rusia
|
168.1 Mt
|
2. USA
|
515.9
Mt
|
7. Afrika Selatan
|
146.6
Mt
|
3. Australia
|
241.1
Mt
|
8. Kazakhstan
|
58.8 Mt
|
4. Indonesia
|
237.4
Mt
|
8. Polandia
|
58.8 Mt
|
5. India
|
228.8
Mt
|
10. Kolombia
|
58.0 Mt
|
Batubara di Indonesia
Produksi
dan Ekspor Batubara Indonesia
Indonesia
adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak
tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia saat ini adalah
eksportir terdepan batubara thermal. Sebagian besar batubara thermal yang
diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram)
jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) di mana sebagian besar
permintaan berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan
oleh Kementerian Energi Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan
habis sekitar 83 tahun apabila tingkat produksi saat ini diteruskan. Berkaitan
dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-13
dengan sekitar 0.6 persen dari total cadangan batubara global terbukti
berdasarkan Tinjauan Statistik BP tentang Energi Dunia. Sekitar 60 persen dari
cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang
lebih murah (sub-bituminous) yang mengandung kurang dari 6100
cal/gram.
Sejumlah
kantung cadangan batubara yang lebih kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah terbesar sumberdaya
batubara Indonesia adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur
Industri
batubara Indonesia agaknya hanya dikuasai oleh produsen besar dan banyak pelaku
skala kecil yang memiliki tambang batubara kecil dan konsesi tambang batubara
(terutama di Sumatra dan Kalimantan).
Sejak
awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk
investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan
penjualan batubara dalam negeri. Penggunaan batubara dalam negeri secara
relatif masih rendah. Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80
persen dari produksi batubara total, sisanya dijual di pasar domestik.
Produksi, ekspor dan penjualan dalam negeri diperkirakan meningkat paling
sedikit sepuluh persen setiap tahun selama lima tahun ke depan.
Produksi, Ekspor dan Konsumsi Domestik Batubara di Indonesia:
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Produksi
|
194
|
217
|
240
|
256
|
275
|
353
|
383
|
421
|
Eksport
|
144
|
163
|
191
|
198
|
208
|
272
|
304
|
349
|
Konsumsi
|
49
|
61
|
49
|
56
|
67
|
80
|
79
|
72
|
dalam juta ton
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Apa
yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia?
- Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan
listrik. Paling sedikit 27 persen dari output energi total dunia dan lebih
dari 39 persen seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga
batubara karena kelimpahan batubara, perolehan batubara yang relatif mudah
dan murah, termasuk murahnya kebutuhan infrastruktur dibandingkan dengan
sumberdaya energi lain.
- Indonesia memiliki cadangan berlimpah untuk batubara
kualitas menengah dan rendah. Jenis batubara ini dijual dengan harga
kompetitif di pasar internasional (sebagian karena upah tenaga kerja
Indonesia yang rendah).
- Indonesia memiliki posisi strategis untuk pasar raksasa
China dan Indonesia. Permintaan batubara kualitas rendah dari kedua negara
ini naik tajam karena kedua negara ini membuka beberapa pembangkit listrik
tenaga batubara baru suplai kebutuhan listrik penduduk yang besar.
Permintaan batubara global pada kenyataannya diperkirakan melampaui
produksi batubara untuk lima tahun ke depan sehingga berimplikasi pada
naiknya harga batubara.
- Konsumsi batubara dalam negeri di Indonesia masih cukup
rendah. Meningkatnya produksi nasional dan permintaan internasional
menghasilkan ekspor yang lebih tinggi.
Negara tujuan utama ekspor untuk
batubara Indonesia adalah China, India, Jepang dan Korea. Batubara memiliki
peran yang sangat jelas untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena
komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor
pertambangan.
Prospek Masa Depan Sektor Pertambangan Batubara Indonesia
Peningkatan
komoditas pada era 2000an menghasilkan keuntungan yang signifikan untuk
perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Kenaikan harga
komoditas ini - sebagian besar - dipicu oleh pertumbuhan ekonomi di negara
berkembang. Namun demikian, situasi yang menguntungkan ini berubah pada saat
terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 ketika harga batubara menurun
begitu cepat. Indonesia terkena pengaruh faktor eksternal karena ekspor
komoditas (untuk batubara dan minyak
sawit) menghasilkan sekitar 50 persen
dari ekspor total Indonesia, sehingga membatasi pertumbuhan
PDB tahun 2009 sampai 4.6 persen (yang
boleh dikatakan masih cukup baik, terutama didukung oleh konsumsi domestik).
Pada paruh akhir tahun 2009 sampai awal 2011 harga batubara global mengalami rebound.
Namun demikian, penurunan aktifitas ekonomi global telah menurunkan permintaan
batubara, sehingga menyebabkan penurunan harga batubara yang dimulai dari awal
tahun 2011.
Hal
ini menunjukkan bahwa - pada umumnya - keuntungan di dalam industri batubara
akan dibatasi di masa mendatang. Akan tetapi, apabila kita mempertimbangkan
jangka waktu yang lebih panjang - saat aktifitas ekonomi global kembali pulih -
permintaan dari Cina dan India diperkirakan mengembalikan bisnis batubara
menjadi sangat menguntungkan (permintaan Cina diperkirakan meningkat dua kali
lipat antara tahun 2011 dan 2016 menjadi 6 miliar ton). Gambaran masa depan
yang menjanjikan ini adalah alasan utama selama beberapa tahun belakangan
banyak perusahaan Indonesia telah memulai - atau berencana untuk memulai -
memperluas usaha ke industri pertambangan batubara nasional, bahkan dalam
beberapa contoh mengganti kegiatan usaha pokok perusahaan. Dengan memperhatikan
peningkatan harga energi dan kelangkaan sumber energi, harga pasaran batubara
akan menjadi lebih mahal di masa mendatang. Untuk sebagian besar perusahaan di
Indonesia, fakta ini adalah rangsangan untuk mulai memperoleh cadangan batubara
saat ini. Banyak Perusahaan besar seperti Astra
International, Semen
Indonesia (industri semen) dan Perusahaan
Listrik Negara (listrik) - dua perusahaan yang
disebutkan terakhir di atas sangat bergantung pada suplai batubara - saat ini
sedang melakukan investasi pertambangan batubara untuk membangun rantai nilai
menyeluruh di dalam bidang usaha pertambangan dan energi sekaligus menjamin
pasokan di kemudian hari dan untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi harga
batubara global. Saat ini, memiliki perusahaan batubara telah menjadi tren bagi
masyarakat kaya dan perusahaan di Indonesia.
Walaupun
kesadaran global telah dibangun untuk mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar fosil, perkembangan sumberdaya energi terbarukan tidak menujukan indikasi
bahwa ketergantungan pada bahan bakar fosil (terutama batubara) akan menurun
secara signifikan dalam waktu dekat, sehingga batubara terus menjadi sumberdaya
energi vital. Namun demikian, teknologi batubara bersih pertambangan batubara akan
sangat diperlukan di masa mendatang (sebagian karena faktor komersil) dan
Indonesia diharapkan dapat terlibat secara aktif di dalam proses tersebut
sebagai pelaku utama di sektor pertambangan batubara. Teknologi batubara bersih
ini difokuskan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
tenaga batubara namun belum berkembang cukup baik. Kegiatan hulu yang terkait
dengan pertambangan batubara, seperti pengembangan waduk coalbed
methane (CBM) yang potensinya dimiliki oleh
Indonesia, telah menerima perhatian belakangan ini.
Kebijakan
Pemerintah Indonesia akan mempengaruhi industri pertambangan batubara nasional.
Untuk memperoleh suplai dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
Indonesia meminta para produsen batubara untuk mencadangkan jumlah produksi
tertentu untuk konsumsi dalam negeri. Selain itu, pemerintah dapat mengenakan
pajak ekspor untuk mengurangi ekspor batubara. Pemerintah bertujuan agar
konsumsi domestik batubara lebih banyak untuk suplai batubara sekitar 30 persen
dari pencampuran energi nasional pada tahun 2025:
|
Energy Mix
2011 |
Energy Mix
2025 |
50%
|
23%
|
|
Batubara
|
24%
|
30%
|
20%
|
20%
|
|
6%
|
26%
|
Sumber: Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM)
Perkembangan
terkini lainnya adalah bahwa pemerintah Indonesia bermaksud untuk membatasi
pengiriman seluruh bahan mentah (kecuali batubara), dan mewajibkan sektor
pertambangan untuk menambahkan nilai pada produk sebelum pelaksanaan ekspor.
Pada awalnya, rencana ini dibuat untuk melarang ekspor bahan mentah dari tahun
2014 dan seterusnya. Saat ini, pemerintah menyatakan untuk bersikap lebih
fleksibel untuk pelarangan ini dan mengungkapkan bahwa sebagian ekspor dapat
dilanjutkan dengan syarat tertentu. Sektor batubara tidak akan terpengaruh oleh
pelarangan ini sesuai dengan pernyataan pemerintah pada tahun 2012, sehingga
dapat terus diekspor tanpa diolah terlebih dahulu.
Daftar nama perusahaan batubara Indonesia- Adaro Indonesia
- Adimitra Baratama Nusantara
- Aldiron Petra
- Allied Indo Cal
- Antang Gunung Meratus
- Anugerah Bara Kaltim
- Arutmin Indonesia
- Asmin Koalindo Tuhup
- Asmin Bara Bronang
- Astaka Dodol
- Bahari Cakrawala Sebuku
- Bangun Banua Persada Kalimantan
- Baradinamika Muda Sukses
- Baramutiara Prima
- Barasentosa Lestari
- Batubara Duaribu Abadi
- Berau Coal
- Bhakti Energi Persada
- Bharinto Ekatama
- Bhumi rantau Energi
- Binamitra Sumberarta
- Borneo Indobara
- Bukit
Asam (Persero)
- Bukit Baiduri Energi
- Bukit Sunur
- Daya Bumindo Karunia
- Delma Mining Corporation
- Energi Cahaya Industritama
- Fajar Bumi Sakti
- Gunung Bayan Pratama Coal
- Indominco Mandiri
- Indomineratama Prayasa
- Indomining
- Insani Bara Perkasa
- Interex Sacra Raya
- Intirta Primasakti
- Jembayan Muarabara
- Jorong Barutama Greston
- Juloi Coal
- Kalimantan Energi Lestari
- Kaltim Prima Coal
- Karbindo Abesyapradhi
- Kartika Selabumi Mining
- Karya Bumi Baratama
- Kideco Jaya Agung
- Kitadin
- Lanna harita Indonesia
- Mahakan Sumber Jaya
- Manambang Muara Enim
- Mandiri Inti Perkasa
- Manunggal Inti Artamas
- Marunda Graha Mineral
- Media Djaya Bersama
- Multi Harapan Utama
- Muturi Indah Persada
- Nuansacipta Coal Investment
- Nusantara Berau Coal
- Padangbara Sukses Makmur
- Pendopo Energi Batubara
- Perkasa Inakerta
- Pesona Khatulistiwa Nusantara
- Pipit Mutiara Jaya
- Putra Muba Coal
- Riau Bara Harum
- Santan Batubara
- Sari Andara Persada
- Satui Bara Tama
- Semesta Centramas
- Singlurus Pratama
- Sriwijaya Bintang Tiga Energi
- Sumber Kurnia Buana
- Supra Bara Energi
- Swadaya Hutani Alam
- Tanito Harum
- Tekno Orbit Persada
- Titan Ventures
- Tunas Inti Abadi
- Victor Dua Tiga Mega
Perusahaan Pertambangan Batubara
1. Adaro Energy Tbk adalah Perusahaan Indonesia yang merupakan produsen batu bara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia. CEO Garibaldi Thohir (orang indonesia) memiliki kira-kira seperenam saham dari Adaro, senilai lebih dari $ 1 miliar. Tahun ini keuntungan bersih perusahaan ini membaik kembali setelah jatuh 47% tahun lalu menjadi $ 245.000.000 (pada penurunan 4% dalam pendapatan menjadi $ 2,7 miliar). Pada semester pertama tahun ini Adaro sudah mendapatkan keuntungan bersih mencapai $ 268 juta, naik 113% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik 36% menjadi $ 1,8 miliar.
2. PT. Indominco
atau Indominco Mandiri adalah sebuah perusahaan pertambangan batu bara
yang berada di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 1997, disusul selesainya konveyor
pelabuhan batu bara Indominco pada tahun 1999. Perusahaan ini kini dimiliki
secara penuh oleh Somyot Ruchirawat seorang pengusaha asal Indonesia
keturunan Cina.
Somyot Ruchirawat juga menjabat sebagai Commissioner perusahaan
telekomunikasi di Malaysia Maxis Communications Berhad.
Monagisa Chandra adalah anak pertamanya yang juga ikut andil peran dalam
peningkatan kerja dan kualitas perusahaan, dia menjabat sebagai General Manager
PT. Indominco sejak mei 2010, lulusan Master
,Universitas Bina Nusantara
seperti yang dikutip di(Kalimantan.post 120910). Indominco merupakan salah satu
pertambangan batu bara di Indonesia yang menggunakan sistem open-pit.
thank you so much!!!!!
ReplyDelete