Monday, 29 September 2014

SDA DI PULAU JAWA DAN BALI DAN BATU BARA

KELOMPOK 3

SUMBER DAYA ALAM PULAU JAWA DAN BALI

A.  PULAU JAWA
Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk sekitar 136 juta. Pulau ini berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
Pulau ini secara administratif terbagi menjadi empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten; serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
Sumber daya alam tersebar diseluruh wilayah Indonesia.Umumnya di setiap daerah selalu tersedia sumber daya alam yang dapat diperbarui tetapi ada daerah yang terbatas memiliki sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.
Berikut beberapa daerah yang menonjol miliki sumber daya alam yang dapat diperbarui:
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBARUI:
1.  Daerah penghasil beras utama terdapat dipulau Jawa.
2.  Daerah penghasil jagung terdapat di pulau Jawa, madura, sumatera, Kalimantan, sulawesi, dan flores.
3.  Daerah peternakan sapi terdapat di Lembang (Jawa Barat) serta Malang dan Grati (Jawa Timur).

Berikut beberapa daerah yang menonjol memiliki sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui:
SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK DAPAT DIPERBARUI:
1.  Di Jawa barat terdapat batu bara, belerang, bijih besi, emas, perak, fosfat, mangan, tembaga, semen, dan teras.
2.  Di banten terdapat bijih besi dengan pengolahan di cilegon.
3.  Di jawa tengah terdapat belerang, bijih besi, fosfat, mangan, minyak bumi, pasir kuarsa, tembaga, teras, dan yodium.
4.  Di jawa timur terdapat yodium, semen, pasir kuarsa, minyak bumi, marmer, garam, belerang, dan aspal.
5.  Di daerah istimewa Yogyakarta terdapat mangan, granit, dan marmer.




Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah


Sumber daya alam Jawa Tengah cukup kaya. Provinsi ini memiliki lahan sawah beririgasi teknis seluas 387.742,8 ha, sementara sawah yang beririgasi setengah teknis 220,116 ha. Total saluran irigasinya mencapai 3.248.369 ha, Sawah sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 8,68 juta ton padi, terdiri dari 8.487.112 ton padi sawah dan 192.888 ton padi ladang, Produksi padi meningkat 1,94% dari 8,51 juta ton pada 2005 menjadi 8,68 juta ton pada 2006, Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya areal panen sebesar 3,22% atau sekitar 52.000 ha.
Jawa Tengah memiliki hutan seluas 650 ribu ha atau 19,97% dari total luas daratannya, Pembangunan, sektor kehutanan antara lain dilakukan melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk memperkaya hutab rakyat seluas 8.600 ha dan dengan memberikan bantuan 5,1 juta bibit berbagai jenis tanaman dan buah-buahan kepada masyarakat. Reboisasi hutan mangrove seluas 2.625 ha mengurangi degradasi lingkungan pantai di pantai utara juga digalakkan mulai dari Kabupaten Rembang hingga Kabupaten Brebes.
Di sektor kelautan dan perikanan, sampai Desember 2006 nilai ekspornya mencapai 17,06 ribu ton atau setara dengan US$ 70,54 juta.Jumlah meningkat dibanding ekspor 2005, yang hanya mencapai setara dengan US$ 69,21 juta.
Produk ekspor tanaman perkebunan provinsi ini mencakup kopi, teh, tembakau, dan nilam.Dalam dua tahun terakhir nilai terus meningkat pada 2006, nilai ekspor produk perkebunan ini mencapai US$ 35 juta dengan tingkat produksi 105 ribu ton.
Dari hasil ekspor sumber daya mineralnya, terutama bahan baku semen, teridentifikasi bahwa kandungan bahan baku antara lain terdapat di Kabupaten Wonogiri, Blora, Grobogan, Kebumen, Pati dan Rembang. Ini semua belum termasuk potensi geothermal yang terdapat di Kabupaten Semarang.







Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Timur

Potensi sumber daya alam sangat bervariasi, seperti pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan serta perkebunan. Luas lahan sawah adalah 1.178.283 ha. Luas lahan palawija, hortikultura dan sayur mayur seluas 4.046.971 ha.
Luas kawasan hutan sekitar 1.357.206,36 ha atau 28% dari luas dararan Provinsi Jawa Timur, terdiri atas beberapa jenis hutan. Hutan hutan yang ada menurut jenisnya antara lain hutan produksi seluas 811.452,70 ha (59,79%), hutan lindung seluas 312.636,50 ha (23,04%), hutan konservasi seluas 233.117,16 ha (17,18%).
Kegiatan perikanan dapat dibedakan atas sektor perikanan laut dan perikanan darat. Pada sektor perikanan laut. Jumlah produksi ikan yang dihasilkan setiap tahunnya berkisar 334.162,50 ton. Sektor peternakan dengan produksi utama unggas adalah peternakan ayam buras dengan jumlah populasi 39.673.982 ekor dapat memproduksi 13.734 ton per tahun.
Luas seluruh perkebunan di Provinsi Jawa Timur seluas 952.933 ha dengan jumlah total seluruh produksi perkebunan sebanyak 1.658.528,71 ton per tahun. Jenis-jenis perkebunan yang ada antara lain adalah: perkebunan teh dapat memproduksi sebanyak 16.695,46 ton per tahun, perkebunan tembakau dapat memproduksi sebanyak 77.421 ton per tahun, perkebunan kakao dapat memproduksi sebanyak 19.880,81 ton per tahun, perkebunan vanili dapat memproduksi sebanyak 15,50 ton per tahun, perkebunan tebu dapat memproduksi sebanyak 1.048.734,83 ton per tahun, perkebuanan jambu mete dapat memproduksi sebanyak 12.213 ton per tahun, dan perkebunan kelapa dengan dapat memproduksi sebanyak 265.452,56 ton per tahun.
Salah satu potensi sumber daya alam yang dimiliki adalah sektor pertambangan.Dengan luas area pertambangan mencapai 10.992,86 ha, jumlah produksi yang dihasilkan adalah sebanyak 29.458.718,76 ton per tahum. Jenis produksi yang dihasilkan dari sektor pertambangan antar lain: batu gunung/anderit dengan produksi sebanyak 55.255,00 ton per tahun, pasir degnan produksi sebanyak 2.003.432,92 ton per tahun; batu kapur denganproduksi sebanyak 16.311.268,00 ton per tahun; Felspart dengan produksi sebanyak 198.094,18 ton per tahun; tanah liat dengan produksi sebanyak 1.868.683,00 ton per tahun; dolomit dengan produksi sebanyak 456.681,52 ton per tahun; marmer dengan produksi sebanyak 1.177.864,00 ton per tahun; pasir kwarsa dengan produksi sebanyak 62.973,40 ton per tahun; bantonit dengan produksi sebanyak 16.600,00 ton per tahun; tanah urug dengan produksi sebanyak 74.141,00 ton per tahun; trass dengan produksi sebanyak 80.225,10 ton per tahun; pasir/krikil batu (sirtu) dengan produksi sebanyak 7.075.176,87 ton.

Sumber Daya Alam Jawa Barat

Sumber daya alam Jawa Barat cukup melimpah. Di antara tanaman palawija, pada 2006 ketela pohon menempati urutan pertama.produksi palawija, mencapai 2.044.674 ton dengan produktivitas 179,28 kuintal per ha, Kendati demikian, luas tanam terluas adalah untuk komoditas jagung yang mencapai 148.505 ha.
Di sektor perikanan, komoditas unggulan adalah ikan mas, nila, bandeng, lele, udang windu, kerang hijau, gurame, patin, rumput laut dan udang vaname. Di tahun 2006, provinsi ini memanen 560,000 ton ikan hasil budidaya perikanan dan payau, atau 63,63% dari total produksi perikanan Jawa Barat.
Di bidang peternakan, sapi perah, domba, ayam buras, dan itik adalah komoditas unggulan di Jawa Barat. Provinsi ini memiliki banyak objek unggulan di bidang perkebunan, antara lain teh, cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, kopi, tebu, dan akar wangi. Dari semua jenis komoditas itu, cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, dan kopi merupakan komoditas unggulan nasional asal Jawa Barat.
Jawa Barat juga menghasilkan produksi tambang unggulan. Pada 2006, berhasil dieksplorasi 5.284 ton zeolit, 47.978 ton bentonit, serta pasir besi, semen pozolan, felspar dan barn permata/gemstone. Potensi pertambangan batu mulia umumnya banyak terdapat di daerah Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Kuningan, dan Sukabumi.
Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Timur
Bumi Jawa Timur dengan Luas Wilayah Daerah 157.922 Km2 merupakan bumi yang kaya akan sumber daya, potensi sumber daya alam meliputi berbagai sektor, perindustrian, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan kelautan serta pariwisata.
Pada sektor pertanian Jawa Timur, memiliki potensi berupa lahan yang cukup luas dan iklim yang mendukung, untuk dikembangkannya produk pangan. Selain menghasilkan beras, Jawa Timur memiliki potensi untuk mengembangkan sumber daya lainnya melalui proses Industrialisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah. Misalnya lahan jagung dengan areal produksi mencapai 1.144.349 ha, dapat memproduksi sebanyak 4.240.308 ton namun selama ini pemanfaatan jagung hingga produk turunannya seperti minyak jagung dan tepung maizena masih belum dapat kita olah secara mandiri dalam skala industri.
Pada sektor kehutanan, Provinsi Jawa Timur  memiliki potensi untuk memanfaatkan sumber daya kehutanan yang dimiliki, seperti pemanfaatan kayu jati untuk produk kerajinan dan lainnya. Saat ini luas hutan di Provinsi Jawa Timur mencapai 28% dari luas total dimana produk utama dari hutan ialah produk kayu seperti kayi bulat, katu gergagian, kayu jati dan berbagai jenis kayu lainnya.
Provinsi Jawa Timur memiliki potensi untuk mengembangkan dua sektor perikanan yaitu laut dan darat (tawar), pada sektor perikanan laut dengan garis pantai yang cukup panjang dan laut yang cukup kondusif untuk nelayan, maka potensi perikanan selain tangkapan, yang pelru dikembangkan adalah industri turunan dari sektor perikanan laut, seperti minyak ikan, tepung ikan, ikan kaleng dan lainnya.
Pada sektor perikanan darat, terdapat beberapa metode yang dapat dikembangkan seperti tambak, kolam, keranmba, mina padi, sawa tambak.Produk unggulan yang dapat dikembangkan di Jawa Timur selain ikan ialah Lobster Air Tawar.
Jawa Timur dengan luas area pertambangan mencapai 10.992,86 ha, jbarang-barang komoditi tambangnya antara lain: batu kapur denganproduksi sebanyak 16.311.268,00 ton; tanah liat dengan produksi sebanyak 1.868.683,00 ton per tahun; dolomit dengan produksi sebanyak 456.681,52 ton per tahun; marmer dengan produksi sebanyak 1.177.864,00 ton per tahun; pasir kwarsa dengan produksi sebanyak 62.973,40 ton per tahun; bantonit dengan produksi sebanyak 16.600,00 ton per tahun; tanah urug dengan produksi sebanyak 74.141,00 ton per tahun; trass dengan produksi sebanyak 80.225,10 ton per tahun; pasir/krikil batu (sirtu) dengan produksi sebanyak 7.075.176,87 ton.
Jawa Timur adalah salah satu dari sedikit propinsi Indonesia yang dikaruniai potensi sumber daya energi dan mineral yang beragam dan melimpah. Jika ditelusuri dari arah Utara ke Selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa sampai dengan pesisir Lautan Hindia) dan dari arah Barat ke Timur (mulai perbatasan Jawa Timur – Jawa Tengah sampai dengan pesisir Selat Bali, ditemui sumber dan pusat-pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan menjadi dua sumber daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi) dan mineral bahan galian logam/non-logam/industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika, belerang, fluorit, felspar, ziolit dan diatomea). Ditengah isu dan diskursus tentang krisis energi serta menipisnya jumlah cadangan migas di Indonesia, potensi sumber daya mineral energi di Jawa Timur merupakan angin segar yang membawa optimismus masa depan sumber daya energi di Indonesia.
Potensi sumber mineral bahan galian sudah cukup banyak dikenal dengan berdomisilinya salah satu pabrik semen terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Potensi yang dimiliki Jawa Timur untuk jenis bahan galian ini sedemikian besarnya, sehingga disepanjang sisi utara Jawa Timur (mulai dari Tuban sampai dengan Madura) bahan baku untuk industri semen bisa ditemukan.


BALI
Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok yang memiliki perbatasan dengan Laut Bali di sebelah utara, Selat Lombok di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan dan Selat bali di sebelah barat. Luas wilayah Provinsi Bali mencapai 5.634,40 ha dengan dipimpin oleh Gubernur Drs. Made Mangku Pastika, MM dengan Wakil Gubernur A.A.G.N. Puspayoga. 
Pulau Bali tidak hanya menarik dari sisi pariwisata dan budaya belaka. Beragam sumber alam di Pulau Bali pun memiliki potensi prospektif untuk dikembangkan. Bahkan sumber alam Pulau Dewata diharapkan mampu menjadi bagian dari dunia pariwisata. Apa saja sumber daya alam di Bali yang dianggap potensial?
1.      Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Luas lahan persawahan sebesar 82 ribu ha yang terdiri dari sawah teririgasi, sawh tadah hujan, sawah pasang surut dan sawah lainnya dan terletak di Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar. Selain dimanfaatkan sebagai lahan persawahan, lahan sisanya adalah lahan kering. 
2.      Kehutanan
Luas kawasan hutan mencapai 131 ribu ha (23,2 persen) terdiri dari hutan lindung seluas 96 ribu ha, hutan wisata alam 4 ribu ha, hutan produksi tetap 2 ribu ha, hutan produksi terbatas 7 ribu ha, taman nasional 19 ribu ha, taman hutan raya 2 ribu ha dan hutan bakau 3 ribu ha. Lahan kritis seluas 49 ribu ha dengan lahan reboisasi seluas 100 ha. Adanya kebakaran menghilangkan areal hutan seluas 138 ha yang terjadi di empat kabupaten, sedangkan volume pencurian kayu (illegal logging) mencapai 228 m3 dalam 29 kasus di 3 kabupaten. 
3.      Pertambangan
Potensi pertambangan di Provinsi Bali meliputi batu kapur, batu andesit, batu tabas, sirtu, tanah urug, batu padas, batu pilah, batu lahar, batu permata, batu apung dan tanah liat dengan perkiraan sisa potensi. Bahan Galian Golongan C sebesar 13,94 miliar m3.






Potensi Bahan Galian Golongan C
No.
Jenis Tambang
Daerah
Potensi
Luas Areal
1.
Batu Padas/Trass

Kabupaten Badung, Gianyar, Bangli, Jembrana dan Tabanan
711,40 juta m3

14,98 juta ha

2.
Pasir dan Batu (sirtu)

Alur / daerah aliran sungai atau daerah dekat pantai

15,92 juta m3

3,53 juta ha
3.
Batu Tabas


Kabupaten Karangasem

182.510 m3

-
4.
Batu Andesit

Hampir semua kabupaten di Provinsi Bali

988,73 juta m3

5,84 juta ha

Sekilas Kondisi Pertambangan di Bali
Sumber energi dan pertambangan Provinsi Bali tidak terdapat kegiatan dalam skala besar, penanganan pada sektor energi dilakukan terhadap museum vulkanologi, sumur pantau, air bawah tanah dan pengembangan sumber energi kelistrikan dengan tenaga surya dan tenaga angin/bayu.

Sedangkan sektor pertambangan terdapat bahan tambang galian C dalam skala kecil dan pertambangan pasir oleh masyarakat (pertambangan rakyat). Di Bali, pertambangan banyak yang masih swa kelola, berskala kecil, dan hanya beberapa yang berskala besar seperti: Bumi Pasir Mandiri. Namun pemanfaatan sumber daya alam melalui kegiatan pertambangan masih harus di kaji dan di kendalikan untuk menghindari dampak sosial maupun kerusakan alam. Sedangkan aparat pemda yang berhubungan dengan bidang ini ialah Bidang Pertambangan dan Energi


Batubara
Batubara - bahan bakar fosil - adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Namun demikian, batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia mulai mengalihkan fokus energi ke batubara.
Dengan tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Cina dan India.

Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2012¹ ²
 1. Cina
     1825.0 Mt
 6. Rusia
     168.1 Mt
 2. USA
      515.9 Mt 
 7. Afrika Selatan
     146.6 Mt
 3. Australia
      241.1 Mt 
 8. Kazakhstan
      58.8 Mt
 4. Indonesia
      237.4 Mt
 8. Polandia
      58.8 Mt
 5. India
      228.8 Mt
10. Kolombia
      58.0 Mt

Batubara di Indonesia

Produksi dan Ekspor Batubara Indonesia
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia saat ini adalah eksportir terdepan batubara thermal. Sebagian besar batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) di mana sebagian besar permintaan berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis sekitar 83 tahun apabila tingkat produksi saat ini diteruskan. Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-13 dengan sekitar 0.6 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan Tinjauan Statistik BP tentang Energi Dunia. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang mengandung kurang dari 6100 cal/gram.   


Sejumlah kantung cadangan batubara yang lebih kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah terbesar sumberdaya batubara Indonesia adalah:

1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur

Industri batubara Indonesia agaknya hanya dikuasai oleh produsen besar dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara kecil dan konsesi tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan).
Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Penggunaan batubara dalam negeri secara relatif masih rendah. Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari produksi batubara total, sisanya dijual di pasar domestik. Produksi, ekspor dan penjualan dalam negeri diperkirakan meningkat paling sedikit sepuluh persen setiap tahun selama lima tahun ke depan.

Produksi, Ekspor dan Konsumsi Domestik Batubara di Indonesia:

   2006
   2007
   2008
   2009
   2010
   2011
   2012
   2013
Produksi
    194
    217
    240
    256
    275
    353
    383
    421
Eksport
    144
    163
    191
    198
    208
    272
    304
    349
Konsumsi
     49
     61
     49
     56
     67
     80
     79
     72
dalam juta ton
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Apa yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia?
  • Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling sedikit 27 persen dari output energi total dunia dan lebih dari 39 persen seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara karena kelimpahan batubara, perolehan batubara yang relatif mudah dan murah, termasuk murahnya kebutuhan infrastruktur dibandingkan dengan sumberdaya energi lain.
  • Indonesia memiliki cadangan berlimpah untuk batubara kualitas menengah dan rendah. Jenis batubara ini dijual dengan harga kompetitif di pasar internasional (sebagian karena upah tenaga kerja Indonesia yang rendah).
  • Indonesia memiliki posisi strategis untuk pasar raksasa China dan Indonesia. Permintaan batubara kualitas rendah dari kedua negara ini naik tajam karena kedua negara ini membuka beberapa pembangkit listrik tenaga batubara baru suplai kebutuhan listrik penduduk yang besar. Permintaan batubara global pada kenyataannya diperkirakan melampaui produksi batubara untuk lima tahun ke depan sehingga berimplikasi pada naiknya harga batubara.
  • Konsumsi batubara dalam negeri di Indonesia masih cukup rendah. Meningkatnya produksi nasional dan permintaan internasional menghasilkan ekspor yang lebih tinggi.
Negara tujuan utama ekspor untuk batubara Indonesia adalah China, India, Jepang dan Korea. Batubara memiliki peran yang sangat jelas untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor pertambangan.

Prospek Masa Depan Sektor Pertambangan Batubara Indonesia
Peningkatan komoditas pada era 2000an menghasilkan keuntungan yang signifikan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Kenaikan harga komoditas ini - sebagian besar - dipicu oleh pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Namun demikian, situasi yang menguntungkan ini berubah pada saat terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 ketika harga batubara menurun begitu cepat. Indonesia terkena pengaruh faktor eksternal karena ekspor komoditas (untuk batubara dan minyak sawit) menghasilkan sekitar 50 persen dari ekspor total Indonesia, sehingga membatasi pertumbuhan PDB tahun 2009 sampai 4.6 persen (yang boleh dikatakan masih cukup baik, terutama didukung oleh konsumsi domestik). Pada paruh akhir tahun 2009 sampai awal 2011 harga batubara global mengalami rebound. Namun demikian, penurunan aktifitas ekonomi global telah menurunkan permintaan batubara, sehingga menyebabkan penurunan harga batubara yang dimulai dari awal tahun 2011.
Hal ini menunjukkan bahwa - pada umumnya - keuntungan di dalam industri batubara akan dibatasi di masa mendatang. Akan tetapi, apabila kita mempertimbangkan jangka waktu yang lebih panjang - saat aktifitas ekonomi global kembali pulih - permintaan dari Cina dan India diperkirakan mengembalikan bisnis batubara menjadi sangat menguntungkan (permintaan Cina diperkirakan meningkat dua kali lipat antara tahun 2011 dan 2016 menjadi 6 miliar ton). Gambaran masa depan yang menjanjikan ini adalah alasan utama selama beberapa tahun belakangan banyak perusahaan Indonesia telah memulai - atau berencana untuk memulai - memperluas usaha ke industri pertambangan batubara nasional, bahkan dalam beberapa contoh mengganti kegiatan usaha pokok perusahaan. Dengan memperhatikan peningkatan harga energi dan kelangkaan sumber energi, harga pasaran batubara akan menjadi lebih mahal di masa mendatang. Untuk sebagian besar perusahaan di Indonesia, fakta ini adalah rangsangan untuk mulai memperoleh cadangan batubara saat ini. Banyak Perusahaan besar seperti Astra International, Semen Indonesia (industri semen) dan Perusahaan Listrik Negara (listrik) - dua perusahaan yang disebutkan terakhir di atas sangat bergantung pada suplai batubara - saat ini sedang melakukan investasi pertambangan batubara untuk membangun rantai nilai menyeluruh di dalam bidang usaha pertambangan dan energi sekaligus menjamin pasokan di kemudian hari dan untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi harga batubara global. Saat ini, memiliki perusahaan batubara telah menjadi tren bagi masyarakat kaya dan perusahaan di Indonesia.
Walaupun kesadaran global telah dibangun untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, perkembangan sumberdaya energi terbarukan tidak menujukan indikasi bahwa ketergantungan pada bahan bakar fosil (terutama batubara) akan menurun secara signifikan dalam waktu dekat, sehingga batubara terus menjadi sumberdaya energi vital. Namun demikian, teknologi batubara bersih pertambangan batubara akan sangat diperlukan di masa mendatang (sebagian karena faktor komersil) dan Indonesia diharapkan dapat terlibat secara aktif di dalam proses tersebut sebagai pelaku utama di sektor pertambangan batubara. Teknologi batubara bersih ini difokuskan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara namun belum berkembang cukup baik. Kegiatan hulu yang terkait dengan pertambangan batubara, seperti pengembangan waduk coalbed methane (CBM) yang potensinya dimiliki oleh Indonesia, telah menerima perhatian belakangan ini.
Kebijakan Pemerintah Indonesia akan mempengaruhi industri pertambangan batubara nasional. Untuk memperoleh suplai dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia meminta para produsen batubara untuk mencadangkan jumlah produksi tertentu untuk konsumsi dalam negeri. Selain itu, pemerintah dapat mengenakan pajak ekspor untuk mengurangi ekspor batubara. Pemerintah bertujuan agar konsumsi domestik batubara lebih banyak untuk suplai batubara sekitar 30 persen dari pencampuran energi nasional pada tahun 2025:

 Energy Mix
      2011
 Energy Mix
      2025
       50%
       23%
Batubara
       24%
       30%
       20%
       20%
        6%
       26%
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Perkembangan terkini lainnya adalah bahwa pemerintah Indonesia bermaksud untuk membatasi pengiriman seluruh bahan mentah (kecuali batubara), dan mewajibkan sektor pertambangan untuk menambahkan nilai pada produk sebelum pelaksanaan ekspor. Pada awalnya, rencana ini dibuat untuk melarang ekspor bahan mentah dari tahun 2014 dan seterusnya. Saat ini, pemerintah menyatakan untuk bersikap lebih fleksibel untuk pelarangan ini dan mengungkapkan bahwa sebagian ekspor dapat dilanjutkan dengan syarat tertentu. Sektor batubara tidak akan terpengaruh oleh pelarangan ini sesuai dengan pernyataan pemerintah pada tahun 2012, sehingga dapat terus diekspor tanpa diolah terlebih dahulu.
Daftar nama perusahaan batubara Indonesia
  • Adaro Indonesia
  • Adimitra Baratama Nusantara
  • Aldiron Petra
  • Allied Indo Cal
  • Antang Gunung Meratus
  • Anugerah Bara Kaltim
  • Arutmin Indonesia
  • Asmin Koalindo Tuhup
  • Asmin Bara Bronang
  • Astaka Dodol
  • Bahari Cakrawala Sebuku
  • Bangun Banua Persada Kalimantan
  • Baradinamika Muda Sukses
  • Baramutiara Prima
  • Barasentosa Lestari
  • Batubara Duaribu Abadi
  • Berau Coal
  • Bhakti Energi Persada
  • Bharinto Ekatama
  • Bhumi rantau Energi
  • Binamitra Sumberarta
  • Borneo Indobara
  • Bukit Asam (Persero)
  • Bukit Baiduri Energi
  • Bukit Sunur
  • Daya Bumindo Karunia
  • Delma Mining Corporation
  • Energi Cahaya Industritama
  • Fajar Bumi Sakti
  • Gunung Bayan Pratama Coal
  • Indominco Mandiri
  • Indomineratama Prayasa
  • Indomining
  • Insani Bara Perkasa
  • Interex Sacra Raya
  • Intirta Primasakti
  • Jembayan Muarabara
  • Jorong Barutama Greston
  • Juloi Coal
  • Kalimantan Energi Lestari
  • Kaltim Prima Coal
  • Karbindo Abesyapradhi
  • Kartika Selabumi Mining
  • Karya Bumi Baratama
  • Kideco Jaya Agung
  • Kitadin
  • Lanna harita Indonesia
  • Mahakan Sumber Jaya
  • Manambang Muara Enim
  • Mandiri Inti Perkasa
  • Manunggal Inti Artamas
  • Marunda Graha Mineral
  • Media Djaya Bersama
  • Multi Harapan Utama
  • Muturi Indah Persada
  • Nuansacipta Coal Investment
  • Nusantara Berau Coal
  • Padangbara Sukses Makmur
  • Pendopo Energi Batubara
  • Perkasa Inakerta
  • Pesona Khatulistiwa Nusantara
  • Pipit Mutiara Jaya
  • Putra Muba Coal
  • Riau Bara Harum
  • Santan Batubara
  • Sari Andara Persada
  • Satui Bara Tama
  • Semesta Centramas
  • Singlurus Pratama
  • Sriwijaya Bintang Tiga Energi
  • Sumber Kurnia Buana
  • Supra Bara Energi
  • Swadaya Hutani Alam
  • Tanito Harum
  • Tekno Orbit Persada
  • Titan Ventures
  • Tunas Inti Abadi
  • Victor Dua Tiga Mega



Perusahaan Pertambangan Batubara
1. Adaro Energy Tbk adalah Perusahaan Indonesia yang merupakan produsen batu bara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia. CEO Garibaldi Thohir (orang indonesia) memiliki kira-kira seperenam saham dari Adaro, senilai lebih dari $ 1 miliar. Tahun ini keuntungan bersih perusahaan ini membaik kembali setelah jatuh 47% tahun lalu menjadi $ 245.000.000 (pada penurunan 4% dalam pendapatan menjadi $ 2,7 miliar). Pada semester pertama tahun ini Adaro sudah mendapatkan keuntungan bersih mencapai $ 268 juta, naik 113% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik 36% menjadi $ 1,8 miliar.

2. PT. Indominco atau Indominco Mandiri adalah sebuah perusahaan pertambangan batu bara yang berada di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 1997, disusul selesainya konveyor pelabuhan batu bara Indominco pada tahun 1999. Perusahaan ini kini dimiliki secara penuh oleh Somyot Ruchirawat seorang pengusaha asal Indonesia keturunan Cina. Somyot Ruchirawat juga menjabat sebagai Commissioner perusahaan telekomunikasi di Malaysia Maxis Communications Berhad. Monagisa Chandra adalah anak pertamanya yang juga ikut andil peran dalam peningkatan kerja dan kualitas perusahaan, dia menjabat sebagai General Manager PT. Indominco sejak mei 2010, lulusan Master ,Universitas Bina Nusantara seperti yang dikutip di(Kalimantan.post 120910). Indominco merupakan salah satu pertambangan batu bara di Indonesia yang menggunakan sistem open-pit.

1 comment: